Keysha duduk di kantin sambil terus menatap ponselnya, dia mengabaikan soto yang Bella pesankan untuk dirinya.
"Di makan dulu Sha, mau sampai kapan ngeliatin hp?"ujar Rere geram melihat Keysha sejak tadi tidak mau mengalihkan pandangannya ke arah lain selain ke ponsel miliknya.
Sepertinya mereka bertiga tidak memperhatikan apa yang sedang dilakukan Vega saat ini. Cewek itu meneliti wajah Keysha seraya mengaduk es tehnya. Vega penasaran soal berita jadian Keysha dan Gerhana. Benar atau cuma halu semata. Makanya dia ingin memastikan jawaban yang benar apa.
"SHA!"teriak Vega tiba-tiba membuat Keysha menjatuhkan ponselnya ke meja.
"Astaghfirullah! VEGASUS! Lo ngagetin gue!"omel Rere mengelus dadanya ketika Vega mengebrak meja. Untung saja bakso dimangkok nya tidak loncat.
Vega menyengirkan giginya,"gue mau nanya sesuatu sama lo Sha."
Keysha akhirnya menaruh ponselnya ke dalam saku seragam,"tanya apa?"
"Eh! An-anu. Itu apa an-anu..-"
"An-anu anu apaan sih?! Yang jelas Ga!"ujar Rere tidak sabaran kenapa Vega mendadak mengajukan pertanyaan untuk Keysha.
Bella yang sedari tadi diam. Hanya menjadi pendengar saja, toh ketiga temannya sudah menghidupkan suasana jadi tidak perlu ditambah dirinya.
"Lo beneran jadian sama Gerhana?"suara Vega memelan. Dia takut jika ada yang mendengar.
Tanpa berpikir, Keysha langsung mengangguk membuat Vega berpekik.
"Anjir! Jadi beneran lo jadian sama sih Gerhana? Lo kenapa baru bilang ke kita sekarang? Ah? Lo nganggep kita apa sih Sha, apa?!"ujar Vega mengusap air mata bohongan nya.
"Bego!"umpat Bella membuat Rere tertawa sedangkan Keysha hanya terkekeh kecil.
"Lo udah tau kan dia jadian. Terus kenapa nanya lagi?"kata Rere memasukan bakso ke dalam mulutnya seraya menatap Vega yang duduk didepannya.
Vega menopang dagu,"kirain gue cuma halu. Soalnya mana mungkin Gerhana mau pacaran, cewek juga takut sama tuh anak."
"Diem lo. Di denger orangnya aja langsung kicep,"ujar Rere.
BRAK
Namun, tiba-tiba saja meja mereka di tendang oleh seseorang membuat mereka berempat menoleh untuk melihat siapa pelakunya. Pandora. Ternyata cewek itu mencari gara-gara. Sehari tidak membuat ulah rasanya tidak hidup jiwa iblisnya.
"Lo apa-apaan nendang meja kayak gitu?!"ujar Vega berdiri dari duduknya karena emosi es tehnya tumpah semua.
Pandora menutup mulutnya sok imut,"UPS! Gue gak sengaja sumpah."
"Kali ini mau ngelabrak Keysha karena dia udah jadian sama Gerhana?"ujar Rere melipat kedua tangannya menatap Pandora penuh kebencian.
Pandora mengangguk,"tuh tau. Gue gak terima. Nih cewek bisa jadian sama Gerhana, padahal gue jauh lebih baik dari lo. Keysha,"ujar Pandora.
Bella memijat pelipisnya, baru ingin tenang dan mencoba menghindar dari Pandora dan antek-anteknya. Tuh cewek malah ke kantin bawah. Jangan salahkan Bella kalau emosinya tidak bisa di tahan nanti jika Pandora berani menyentuh Keysha.
Keysha menarik lengan Vega untuk duduk,"udah. Gak usah di ladenin."
"Anj*ING Pandora Dora sialan!"umpat Vega saat gadis jadi-jadian itu menyiram Keysha dengan jus yang cewek itu bawa.
Keysha merasa tubuhnya mendadak dingin. Dari atas kepalanya perlahan turun tetesan jus siraman Pandora. Dia mengepalkan tangannya kuat. Kalau seperti ini, dia tidak bisa bersabar.
"Aghk!"teriak Pandora ketika Keysha membalas perbuatannya dengan menyiram kuah bakso ke depan seragam cewek itu.
"Impas kan?"kata Keysha menaruh kasar mangkok bakso sembari menatap Pandora tajam.
"Udah sana lo pergi! Sebelum gue abisin lo disini,"ancam Bella membuat Pandora panik. Dia menyuruh antek-anteknya untuk pergi dari kantin daripada kena tonjok Bella dan semakin dipermalukan di kantin yang lumayan ramai ini.
Rere buru-buru mengambil tisu untuk membersihkan seragam Keysha dan rambut gadis itu. Lengket bukan main. Tubuh Keysha terasa tidak nyaman.
"Mending lo ganti seragam deh,"kata Vega menatap kasihan Keysha karena terkena serangan mendadak Pandora.
"Lo kan biasanya bawa seragam dua Bel. Buat jaga-jaga, ambil sana di loker,"ujar Rere kepada Bella.
"Baru gue pake kemarin buat ganti pulang eksul,"kata Bella.
"Gue gak papa,"kata Keysha membuat ketiga temannya mengumpat karena gadis itu terlalu baik.
"Gak papa gimana. Seragam lo tembus pandang tuh kena siraman,"kata Vega menunjuk seragam Keysha yang memang menyeplak kaos dalam gadis itu.
"Gue pinjemin jaket Abang gue dulu ya!"ujar Vega mendorong keras kursi yang dia duduki lalu berlari cepat keluar dari kantin membuat ketiga temannya melongo melihat sikap gadis itu.
"Kita ke toilet aja Sha. Baju lo dicuci, biar Vega nyusul kesana,"kata Bella mengajak Keysha ke toilet daripada gadis itu menjadi pusat perhatian disini.
***
"BANG PAN!! GUE MINJEM JAKET LO DONG!!"teriak Vega ketika masuk ke dalam kelas Gerhana dan berlari cepat ke arah meja abangnya yang berada di barisan belakang.
Suara Vega sukses membuat Topan mengumpat. Doa apa Topan ya Tuhan? Punya adek modelan Kayak Vega. Mau di balikan tapi gak bisa, di terima bikin susah.
"Gue gak bawa jaket lain selain jaket Langcala,"kata Topan setelah Vega berdiri disamping bangkunya dengan nafas tersenggal.
Vega mengatur nafasnya sejenak karena efek berlari dan teriak tadi. Dia menyambar asal tehjus milik seseorang yang berada disampingnya. Cewek itu meminum abis tanpa menyisakan satu tetes pun, lalu dia menyerahkan kembali plastik es itu ke tangan pemiliknya.
"Pan! Ganti rugi es gue di minum Adek lo!"ujar Komet menunjuk bungkus es ditangannya yang sudah kosong.
Topan menghiraukan Komet. Dia masih fokus ke Vega yang belum juga memberitahu buat apa meminjam jaket miliknya. Pasalnya, sih Vega tidak pernah mau memakai barang punyanya dan sekarang mendadak meminjam miliknya.
"Buat Keysha. Bajunya basah kena siram sih Dora,"ujar Vega membuat Topan langsung menyerahkan jaket miliknya tetapi ditahan oleh tangan Benua.
"Gak usah bikin masalah tambah runyam. Ambil jaket Gerhana aja,"kata Benua kepada Topan membuat cowok itu terpaksa mengalah.
Aerglo yang baru saja menelpon Gerhana memberitahu dimana jaket milik cowok itu. Dia menunjuk ke arah tas disampingnya lalu menyuruh Rigel untuk mengambilnya.
Rigel melempar kasar jaket milik Gerhana ke depan wajah Vega membuat gadis itu mencebikkan bibirnya. Kesal. Rigel memang tidak pernah bersikap baik padanya, kecuali saat meminta batuan mengerjakan tugas.
"Dah balik sana lo!"usir Rigel membuat mata Vega mendelik.
"Dih ngusir, berasa yang punya kelas,"ujar Vega setelah itu berlari keluar kelas sebelum kena amuk Rigel.
Topan sudah menatap tajam Rigel,"lo suka sama adek gue?"pertanyaan konyol Topan langsung dapat hadiah timpukan sendal dari Rigel.
"Mulut lo emang ga waras,"ujar Rigel membuat Benua tertawa.
"Topan harus dapet sertifikat cowok terjulit se-Ancala,"kata Benua.
"Kalau ngomong suka ngadi-ngadi,"timpal Komet.
Topan mengacak rambutnya frustasi. Ngomong salah gak ngomong dikira cepirit. Mending mati aja kalau gini. Hidup serasa jadi bahan candaan temen sendiri.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...