'GD;58'

10.8K 561 9
                                    

Langkah besar kaki Gerhana menyusuri koridor rumah sakit tempat dimana Nadira di rawat. Cowok itu sudah mengganti pakaiannya menjadi kaos hitam di balut jaket denim dengan bawahan celana pendek. Topi warna army yang bertengger di kepalanya membuat penampilan cowok itu terlihat keren.

Sepanjang jalan, banyak pasang mata memperhatikan Gerhana. Bagaimana tidak, cowok itu terlihat sangat tampan sekarang. Badan tegap nya dan juga bahu kekar nya membuat siapa saja bisa terpesona.

Mata Gerhana menangkap sosok cowok bertubuh tinggi diri di depan sebuah kamar. Cowok itu langsung mempercepat langkahnya.

"Sorry lama,"kata Gerhana setelah sampai di hadapan cowok yang tidak lain adalah Aerglo. Penampilannya terlihat masih rapih walau dari pagi cowok itu belum pulang ke rumah.

Aerglo mengangguk,"gue balik. Kalau butuh apa apa chat gue aja,"kata Aerglo menepuk bahu Gerhana lalu berjalan ke arah pintu keluar rumah sakit.

Gerhana menghela nafas panjang sebelum masuk ke dalam ruangan Nadira. Jika kalian penasaran, kapan dan kenapa bisa Nadira hamil? Gerhana akan menanyakan hal itu langsung ke Nadira.

"Ekhm,"suara Gerhana membuat Nadira yang tengah memakan pisang menoleh ke sumber suara.

Nadira tidak terkejut. Karena dia tau kalau Gerhana pasti akan datang menemui dirinya. Jika di tanya sedih atau tidak kehilangan calon bayinya. Anggap saja Nadira tidak punya hati, dia malah senang karena dia tidak jadi punya anak dari Bara.

"Gue liat, raut wajah lo gak ada kesedihan,"ujar Gerhana menarik bangku di samping ranjang Nadira lalu duduk.

Nadira menelan dulu buah yang dia kunyah,"kelihatannya?"

Gerhana tertawa renyah,"lo cewek goblok Nad."

"Anggap aja gitu,"kata Nadira santai.

"Sejak kapan lo hamil?"tanya Gerhana menatap serius Nadira. Karena bagaimana pun juga, dia masih ada tanggung jawab atas gadis itu.

Nadira berpikir sejenak,"satu bulan lalu. Gue mau jujur, cuma takut lo malah nambah bikin suasana ribut."

"Kejadiannya dimana?"

"Club, gue gak sengaja ngeliat anak Argos masukin sesuatu ke minuman Bara dan yang hasilnya gini,"jelas Nadira.

Gerhana tidak habis pikir dengan jalan pikiran cewek di depannya ini. Bisa bisa nya tidak menangisi apapun dan menyesal tentang apapun itu. Malah terlihat sangat baik baik saja.

"Lo udah gila apa gimana?"tanya Gerhana menatap tidak suka ekspresi Nadira saat ini.

Nadira menyibak rambutnya,"gue emang sedih. Sempet nangis karena gue gagal jadi ibu. Tapi di lain sisi gue juga seneng karena gak jadi ngelahirin anak dari cowok brengsek kayak Bara."

"Lo berdua sama sama brengsek."

"Gue tau itu,"jawab Nadira enteng.

Mereka diam sejenak, sampai akhirnya Nadira kembali membuka suara. Gadis itu menoleh ke Gerhana. Menatap cowok itu dengan tatapan aneh,"Keysha baik baik aja kan?"

Gerhana mengangguk,"dia baik."

"Sorry, gue gak ada maksud mau buat dia ikut masuk dalam masalah gue. Cuma cewek lo itu yang dateng nemuin gue sama Bara, jadi ya. Dia juga ikutan keseret sama mereka,"kata Nadira ada raut wajah penyesalan saat mengatakan hal itu membuat Gerhana menautkan kedua alisnya. Heran. Ini pertama kalinya seorang Nadira mengkhawatirkan Keysha.

Nadira yang di tatap seperti itu langsung nyeletuk lagi,"apa? Emang salah gue nanyain keadaan cewek temen gue?"

"Gak salah."

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang