Keysha berjalan cepat keluar dari rumah Vega tanpa memperdulikan suara panggilan dari teman-temannya karena Keysha benar-benar ingin pulang saat ini. Masa bodo dengan tatapan dan omongan dari orang-orang yang menatapnya heran.
"Sha," sekali tarikan tubuh Keysha sudah berada di dekapan seseorang. Dari aromanya Keysha bisa menebak kalau ini adalah Gerhana.
"Lepas," ujar Keysha seraya meronta di dekapan Gerhana untuk segera melepaskan dirinya. Tetapi kekuatan Gerhana jauh lebih kuat darinya sehingga cowok itu mengangkat tubuh Keysha seperti beras ke arah sebuah mobil yang entah sejak kapan sudah siap di depan pintu rumah Vega.
Gerhana membuka pintu mobil dengan salah satu tangannya, "Masuk Sha," ujarnya setelah menurunkan Keysha tetapi masih tetap menahan pundak gadis itu agar tidak kabur.
"Lo maunya apa sih Ger? Tadi lo bikin gue malu, bentak gue di depan semua orang, ngusir gue dan sekarang lo malah disini?" ujar Keysha dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
"Sha please," kata Gerhana yang mati-matian menahan amarahnya.
"Gue bisa pulang sendiri," Keysha hendak melangkah tetapi tubuhnya di dorong masuk ke dalam mobil oleh Gerhana.
Sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara. Keysha terisak dalam diam. Kepalanya menunduk, tangannya mencengkram erat tas yang dia taruh di atas paha. Ingin rasanya Keysha memukul wajah Gerhana karena sudah lancang membentak dirinya didepan semua orang. Tetapi dia tidak bisa melakukannya.
"Gu-gue...turun.. di depan gang aja," ujar Keysha terbata-bata karena dirinya mati-matian menahan untuk tidak menangis kencang.
Gerhana mendengus pelan, "Gue anter sampai depan rumah."
"Tap...-"
"Nurut Sha."
Percuma saja Keysha berbicara kepada Gerhana. Cowok itu akan tetap memaksanya. Kalau seperti ini Keysha hanya bisa diam tanpa mau membantah ucapan Gerhana. Dia melihat ke arah jendela, pikirannya kembali memutar kejadian beberapa menit yang lalu.
"Sepenting itu Nadira buat lo?"
"Melebihi dari penting. Jadi lo harus tau posisi lo dimana!"
Mengingatnya saja dada Keysha terasa sesak. Air matanya mengalir tanpa diminta. Disaat dirinya sudah menerima kehadiran Gerhana, tetapi cowok itu malah kembali meragukan kepercayaannya.
"Jangan nangis," kata Gerhana pelan tapi masih bisa di dengar oleh Keysha.
Keysha mengusap air matanya, "Gue gak nangis."
Ketika Keysha melihat ke arah tubuhnya. Dia tersadar kalau hoodie milik Gerhana masih dia pakai. Keysha melepaskannya, lalu menaruh hoodie itu di bangku belakang.
"Thanks hoodie-nya."
Sesampainya mobil Gerhana di depan rumah Keysha. Gadis itu buru-buru turun tanpa mengucapkan apapun pada Gerhana. Gerhana yang melihat sikap Keysha seperti itu hanya bisa terdiam.
"Sorry Sha."
***
Keysha menghapus air matanya setelah menutup pagar rumah. Ketika dia hendak berbalik badan, matanya membulat ketika melihat seseorang berdiri di teras rumahnya.
"Apa kabar Keysha?" tanya laki-laki itu membuat Keysha menelan ludahnya. Suhu tubuhnya mendadak menggigil panas dingin. Kakinya juga terasa lemas karena tatapan laki-laki itu membuat Keysha takut.
"Lo siapa?" tanya Keysha memundurkan tubuhnya. Dia sempat melirik ke belakang dan sialnya mobil Gerhana sudah tidak ada di depan rumahnya.
Laki-laki itu memakai pakaian hitam. Kepalanya ia tutup dengan tudung hoodie-nya. Wajahnya juga ia tutup dengan masker. Keysha tidak tau siapa laki laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...