Motor besar Gerhana berhenti di depan sebuah rumah bertingkat dua dengan perkarangan rumah yang cukup luas. Rumah yang cukup besar bercat putih itu terlihat nyaman. Tetapi lampu rumah terlihat gelap.
Apa Keysha tinggal sendirian?Matanya melirik Keysha yang sudah turun dari motornya. Gerhana yang memakai helm full face-nya itu menoleh ketika Keysha berdiri di sisi motornya.
"Balikin bandana gue," ujar Keysha sebelum dia masuk.
Gerhana tersenyum sinis di balik helmnya, "Gak segampang itu," ujarnya membuat Keysha berdecak sebal.
"Itu bandana favorit gue!" kata Keysha menghentakkan kakinya sembari menatap kesal Gerhana.
Gerhana mengangkat bahunya acuh, "Gak peduli."
"Besok gue minta lagi, awas aja kalau lo gak mau balikin!" ancam Keysha yang tidak ada efek sama sekali bagi Gerhana.
Keysha membalikan badannya, ia berjalan cepat masuk ke dalam rumah, sampai suara panggilan dari Gerhana terdengar.
"Sha," panggil Gerhana membuat Keysha mematung di tempatnya. Ia tidak salah dengar kan? Gerhana. Cowok itu baru saja memanggil namanya.
Keysha tidak langsung menoleh. Ia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Entah kenapa jantung nya mendadak berdetak cepat. Keysha mencoba menetralkan detak jantung nya. Baru di panggil seperti itu saja Keysha sudah deg degan.
Bukan ngerasa baper atau gimana. Suara panggilan Gerhana seperti bisikan iblis. Suaranya yang khas dan menyeramkan itu membuat buku kuduk Keysha meremang.
"Lo budeg?" ujar Gerhana membuat Keysha menoleh cepat dengan wajah sedikit pucat.
"Ap-apa?" tanya Keysha menahan gugupnya agar tidak ketara di depan Gerhana.
Gerhana melepas helmnya, ia mengacak rambutnya asal, lalu menatap tajam Keysha.
Keysha membuang wajahnya kasar. Menghindar dari tatapan Gerhana yang menurutnya sangat mengerikan.
"Gue haus," ucapan Gerhana barusan sukses membuat Keysha melongo tak percaya. Jadi Gerhana memanggil dirinya hanya untuk bilang dia haus. Kenapa ngomong haus aja serasa ingin ngajak orang gelut. Gak tau apa Keysha udah keringat dingin kayak gini.
"Terus?" tanya Keysha tidak peka. Ia memang salah satu manusia yang tidak peka.
Gerhana menatap dingin Keysha, "Gue butuh minum."
"Beli sana," ujar Keysha dengan polosnya.
"Rumah lo kehabisan air?" tanya Gerhana membuat Keysha bingung.
"Lemot," ujar Gerhana pelan karena Keysha masih belum mengerti.
Keysha tersadar. Dia meruntuki dirinya sendiri yang bersikap bodoh di hadapan Gerhana. Terkadang otak Keysha memang suka lemot. Tak heran jika ketiga temannya gemas dengan dirinya.
"Mau masuk?" tawar Keysha langsung dapat gelengan kepala dari Gerhana.
SOK DEKET BANGET LO SHA, NGAJAK DIA MASUK ITU MAKSUDNYA APA?!
"Terus apa? Lo maunya gimana Gerhana?!" ujar Keysha geram.
"Ambilin gue minum," ujar Gerhana seenak jidatnya saja.
"Ya masuk dulu baru gue ambilin minum. Kalau sampai sini susah bawa nya," alibi Keysha.
"Pake botol minum."
"Gue gak punya!"
"Oke," ujar Gerhana hendak memakai helm nya lagi tetapi ditahan oleh Keysha.
"Eh tunggu, gue ambilin," ujar Keysha menyerah juga. Dia berjalan cepat ke arah gerbang, lalu masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil air.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...