'GD ; 14'

13.3K 762 6
                                    

[Jangan lupa voment sebelum membaca]

***

Gerhana memarkirkan motornya di depan basecamp. Di teras basecamp sudah ramai anak Langcala. Mulai dari angkatannya sampai adik kelasnya pun ada. Jangan lupakan anggota Langcala dari sekolah lain yang sengaja Gerhana ajak agar mereka bisa menang melawan Argos besok.

"Kabar gimana Ger?" tanya Semeru menjabat tangan Gerhana lalu menepuk pundak cowok itu setelah Gerhana bergabung dengan mereka.

"Baik," jawabnya membuat Topan berdecak pelan. Padahal kondisi Gerhana jauh dari kata baik baik saja, emosinya yang masih belum stabil membuat mereka ragu jika harus melawan Argos besok. Bisa bisa, bukannya selesai masalah malah tambah masalah jika sampai Gerhana hilang kontrol akan dirinya lagi.

"Gak ada kata baik Sem. Sih Gerhana habis bantai Bara," adu Topan langsung membuat Semeru menatap Gerhana tak percaya.

Setelah sekian lama, dia mendengar kembali kabar dimana Gerhana kembali turun tangan.

"Ketinggalan adegan penting gue," ujar Semeru ingin sekali melihat bagaimana liarnya Gerhana saat berada di atas lawannya.

Gerhana mendudukkan dirinya di samping Aerglo. Kebiasaan Gerhana yaitu selalu menaruh kakinya di atas meja atau dia tumpuhkan di atas pahanya. Merasa semuanya sudah siap. Dia memulai membicarakan strategi untuk melawan Argos besok.

"Inti Langcala ada di barisan depan. Semeru gantiin posisi Bara, Nuklir sama Gempa ada di posisi biasa. Yang lainnya nunggu aba-aba dari Topan baru keluar," jelasnya membuat mereka menatap takut Gerhana.

Kalau sudah mode begini, Gerhana terlihat jauh lebih menyeramkan dari biasanya. Tatapan yang cowok itu berikan sebagai tanda bahaya. Tekad kuat Gerhana pasti akan berujung pada kemenangan. Gerhana selalu handal dalam segala hal. Terutama saat memimpin anggota nya yang lain.

"Lo jangan nekat Ger, mending lusa aja atau enggak nunggu sampai emosi lo tenang dulu baru kita serang Argos," saran Benua tetapi malah disuguhkan tatapan tajam dari Gerhana membuatnya hanya bisa menutup mulutnya kembali.

Percuma menentang Gerhana. Keras kepala dan nekat itu sudah melekat di tubuhnya sejak lama. Sikap cowok itu yang tidak kenal takut membuat para anggotanya tidak bisa berkutik selain mengikuti perintah darinya. Gerhana dengan segala sifatnya yang berubah-ubah terkadang membuat semua orang terheran dengan cowok itu. Tidak ada yang bisa menebak apa isi kepala dari seorang Gerhana Dewangga. Rumit dan terlalu sulit di pahami seperti sekarang ini.

"Alva masih ditahan?" tanya Gerhana kepada Semeru yang katanya baru saja melewati markas Argos dan melihat motor milik Alva ada disana.

Semeru mengangguk, "Gak tau dari kapan. Gue liat motornya ada disana."

"Gue yakin sih Alva udah di pukulin sama Jupiter. Mau kabur juga gak bisa," sahut Topan.

Yang lain hanya diam menyimak pembicaraan dari para inti Langcala dan yang memiliki kepentingan untuk angkat bicara. Selebihnya mereka hanya menerima perintah saja.

Aerglo, selaku wakil ketua memilih untuk tetap diam. Dia sebenarnya ingin sekali berbicara berdua saja dengan Gerhana. Tetapi dengan emosi yang masih meluap di diri temannya itu membuat Aerglo harus berpikir dua kali untuk melakukannya.

"Banyu mana Banyu?" tanya Topan tidak melihat kehadiran Banyu disini.

"Banyu bantuin emaknya nutup warung Pan. Biasa anak berbakti," sahut Komet yang duduk di meja sebelah bergabung bersama anak sekolah lain.

Topan mengangguk, "Contoh sikap Banyu tuh. Lo semua harus kayak gitu sama orang tua."

"Lo juga Pan! Jangan cuma bisa minta duit jajan doang," kata Rigel membuat Komet mengacungkan jempolnya.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang