'GD; 44'

9.9K 471 17
                                    

Seminggu kemudian.

"Gerhana!"teriak Keysha kesal karena cowok di depannya saat ini tidak mau berhenti bermain ponsel. Padahal mereka tengah bersama saat ini. Jika Gerhana benci jika Keysha bermain ponsel saat bersamanya, begitu pun dengan Keysha.

Gerhana menoleh,"apa?"

"Gak ngerasa salah gitu? Main hp aja terus. Guna nya aku disini apa sih?"ujar Keysha kesal melipat kedua tangannya lalu sedikit menjauh dari Gerhana.

Dengan cepat Gerhana menaruh ponselnya di atas meja. Lalu menyuruh Keysha untuk mendekat. Tanpa berpikir panjang gadis itu langsung berhambur di pelukan Gerhana.

"Aku gak suka kamu cuekin,"ucap Keysha terdengar sangat manja saat ini. Suara tawa  renyah Gerhana terdengar, tangannya menyingkirkan anak rambut Keysha.

"Iya gak lagi,"Gerhana menatap Keysha yang tengah menatapnya juga. Gadis itu mencium pipi Gerhana lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang pacarnya ini. Gemas bukan main. Gerhana semakin mengeratkan pelukannya.

"Ger, kamu udah ngerasa baikan?"tanya Keysha memainkan jemari Gerhana yang berada di atas pahanya.

Gerhana mengangguk,"udah. Gue berharap sebentar lagi gue bisa jalan."

"Aamiin, kita usaha sama sama ya. Jangan nyerah, aku gak mau kamu nyerah kayak waktu itu,"kata Keysha dengan tulus.

Melihat Gerhana rapuh membuat hati Keysha terluka. Gerhana yang dia kenal tidak pernah mengenal kata menyerah. Namun, ketika melihat Gerhana pada waktu dimana dia dinyatakan tidak bisa berjalan untuk beberapa waktu. Membuat cowok itu terlihat sangat frustasi. Apalagi waktu Gerhana hanya di habiskan untuk terapi dan terapi. Pasti Gerhana sangat merindukan aktivitasnya yang selalu dia lakukan bersama teman temannya di sekolah.

"Kamu kangen mereka?"

"Siapa?"

"Anak Langcala. Mereka butuh ketua. Mereka juga mau kamu balik."

"Gue gak pantes jadi ketua mereka Sha. Gue gak bisa jagain orang yang gue sayang."

Keysha menggeleng, dia mendonggak menatap wajah Gerhana dari bawah sini,"enggak. Kamu udah lakuin yang terbaik. Kamu pantes dapetin itu Ger. Bukan Guntur."

Gerhana menghela nafas. Cowok itu menyugar rambutnya ke belakang,"Bentar lagi kita lulus. Gue mau cari pengganti ketua buat Langcala. Buat generasi selanjutnya."

"Kamu udah tau siapa orang yang bakal kamu pilih?"

"Gue udah ada beberapa pilihan. Gue bakal urus nanti kalau gue udah sembuh total."

Tangan Keysha berpindah mengelus kaki Gerhana yang berada di sisi tubuhnya. Posisi mereka saat ini, Gerhana membuka kakinya lebar, sedangkan Keysha memeluk cowok itu,"Aku mau kamu bisa jalan lagi."

Gerhana mencium puncak kepala Keysha,"Selagi ada lo. Gue gak papa."

Yang mereka lakukan akhir akhir hanya menonton drama dan bercerita soal banyak hal satu sama lain. Keysha benar benar merasa waktu Gerhana hanya untuk dirinya. Cowok itu yang selalu mendengar cerita nya. Entah di sekolah maupun di rumah. Keysha senang bukan main setiap Gerhana mulai menunjukan sisi lainnya. Keysha berjanji, dia tidak akan mensia siakan waktu ini.

"Gerhana makan ramen yuk, aku laper,"Keysha hendak beranjak tetapi di tahan oleh Gerhana.

"Nanti dulu, gue masih mau kayak gini."

"Kalau bunda turun gimana. Gak enak aku, udah ah bikin ramen aja. Kamu mau makan juga apa mau bikin yang lain?"tanya Keysha seraya menguncir rambut panjangnya.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang