"yang bikin senang apalagi nyaman kadang suka bikin kecewa di waktu yang sama."
-
Keysha Sandaria"SUMPAH YA! KALAU ADA YANG TAU KEMBARAN GUE KEMANA, KASIH TAU YA!" teriak Vega heboh saat tau kalau Rere dan Bella tidak datang bersama dengan Keysha. Padahal dari semua orang disini Vega ingin sekali memeluk tubuh gadis itu.
Rere menyibak rambutnya, "Kembaran lo kan di depan tuh! Kenapa malah teriak-teriak?" ujar Rere heran seraya menunjuk ke arah Topan yang tengah mengobrol bersama inti Langcala.
Vega menggeleng cepat, "Bukan sih Topan. Yang gue maksud kembaran itu Keysha!"
"Mana mau Keysha kembaran sama lo," sahut Bella tak terima jika Keysha menjadi kembaran Vega.
Sudah tidak heran lagi jika Vega dan Bella sering kali merebutkan Keysha. Rere yang melihat perdebatan kedua temannya hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Lo nyariin Keysha?" tanya Topan ketika dia dan inti Langcala sampai didepan mereka.
Vega mengangguk cepat, "Lo tau gak Pan?"
"Pake Bang, Vega. Gue Abang lo!" tegur Topan kesal sembari menatap Vega tajam.
Kalau ada Mama Papa disini dan mendengar Vega berbicara seperti itu kepada Topan. Bisa bisa uang jajan seminggu di potong. Untung saja Topan masih bersabar, kalau tidak dia akan adukan ke orang tua mereka.
Vega tidak menghiraukan Topan. Dia malah menatap ke arah Rere, "Lo serius Keysha gak ada di rumah tadi?" tanyanya kepada Rere yang katanya ingin menjemput Keysha tadi.
Rere mengangguk cepat, dia tidak berbohong. Rumah Keysha sepi, dia juga sudah memencet bel tetap saja tidak ada yang keluar. Rere juga sudah menelpon Keysha tetapi tidak di angkat. Sampai dia tidak ada pilihan selain datang kesini dan mengabari yang lainnya kalau Keysha tidak ada di rumah.
"Pak ketu juga belum dateng," kata Nuklir setelah mengecek semua anak Langcala hadir atau tidak. Tetapi hanya Gerhana saja yang belum datang.
"Nah! Dugaan gue bener, Keysha pasti sama Gerhana. Bentar lagi juga bakal dateng dia," kata Vega akhirnya bisa bernafas lega kalau Keysha memang bersama Gerhana.
Setidaknya, ada kemungkinan Keysha untuk datang kesini.
***
Gerhana bilang hanya minta ditemani potong rambut tetapi cowok itu malah mengajak Keysha jalan-jalan. Hari sudah malam, tetapi Gerhana tidak ada niatan ingin mengantar dirinya pulang. Cowok itu malah duduk santai di motornya setelah mereka sehabis makan ketoprak.
"Mending kita pulang Ger, gue udah ada janji sama temen-temen gue," kata Keysha melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukan pukul setengah tujuh.
"Astaga! Ini kan udah adzan Maghrib Ger."
"Terus?" tanya Gerhana santai.
"Ya shalat lah, udah jam segini. Bisa gak kebagian magrib, gih sana cari mushola atau masjid yang deket!" ujar Keysha mendorong bahu Gerhana untuk segera pergi mencari.
"Gue gak shalat," kata Gerhana dengan entengnya membuat Keysha refleks menepuk mulut Gerhana kencang.
Ini belum seberapa, rasanya dia ingin menendang cowok itu sampai sadar kalau Shalat itu penting. Dengan gampangnya cowok itu malah bilang seperti tadi. Tidak habis pikir Keysha dengan isi otak Gerhana.
Gerhana mengusap bibirnya, "Sakit Sha."
"Kalau ngomong di pikir dulu. Lo muslim kan? Shalat itu kewajiban Gerhana," omel Keysha menatap tajam Gerhana seakan ingin memakan cowok itu sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...