'GD ; 57'

10.5K 548 10
                                    

Nafas Gerhana memburu, cowok itu membawa tongkat baseball milik Gundala yang dia ambil di basecamp Langcala. Dengan langkah cepat berjalan ke arah markas kedua yang tidak jauh dari sekolah. Cowok itu tidak sendiri, ada Benua dan Aerglo mengikutinya dari belakang. Sisa dari mereka tengah mengurus anak buah Guntur di depan.

BRAK

Gerhana menendang pintu markas dengan kencang membuat dua orang cowok yang tengah duduk santai di dalam sana terkejut. Bara yang asik meminum wine miliknya dan Guntur tengah sibuk menonton video Keysha dan Nadira yang baru saja ingin dia sebar.

"Bangsat lo berdua!"ujar Gerhana mendorong kursi di depannya sampai mengenai badan Bara.

Persetan dengan fakta kalau Bara adalah adik Gundala. Gerhana, akan tetap menghabisi dua cowok di depan sana.

Benua dan Aerglo tidak melakukan apa apa. Hanya berdiri di depan pintu seraya menonton apa yang Gerhana lakukan.

Gerhana menarik kasar kerah seragam Bara dan mendorong tubuh cowok itu sampai punggung nya menubruk tembok,"lo berani nyentuh milik gue?"

Bukannya takut, Bara malah tertawa. Gila. Cowok itu memang sudah gila. Satu pukulan Gerhana mengenai wajah Bara. Sekali, dua kali, sampai akhirnya Bara menahan tangannya membuat Gerhana menjatuhkan cowok itu ke lantai.

"Gue izinin lo pacaran sama Nadira karena cewek itu sayang sama lo anjing! Lo adek nya Bang Gundala. Kalau bukan udah dari dulu lo mati di tangan gue Bar!"ujar Gerhana menaruh kaki nya di pinggang Bara. Menginjak nya sekuat tenaga.

Sedangkan Guntur, sudah takut ketika melihat Gerhana seperti itu. Dia tidak ingin mati sekarang. Ketika cowok itu hendak kabur. Tubuh kekar Benua menghalangi nya. Dengan cepat Benua membanting tubuh Guntur membuat cowok itu mengerang kesakitan.

Gerhana mendapat perlawanan dari Bara. Cowok itu mengambil posisi di atas tubuh Gerhana. Memukul wajah cowok itu habis habisan sampai pundak nya di tarik paksa oleh Aerglo.

Gerhana tersenyum miring, menyeka darah yang ingin keluar dari sudut bibirnya. Lumayan juga buat pemanasan. Cowok itu bangkit, mengambil tongkat yang sempat terlepas dari tangannya.

"Minggir Glo,"kata Gerhana saat Aerglo tengah memukuli Bara yang sudah hampir sekarat.

Ini belum seberapa. Gerhana masih belum puas. Cowok itu menunjukan senyum iblisnya membuat Bara mencoba melarikan diri tetapi tenaga nya sudah habis.

"Lo yang cari mati Bar. Jangan salahin gue. Kalau ini jadi hari terakhir lo,"kata Gerhana tersenyum miring ketika tangannya sudah mengangkat tongkat lalu dengan pukulan berkali kali. Gerhana membuat Bara benar benar tidak berdaya.

"INI KARENA LO UDAH NYENTUH MILIK GUE!"ujar Gerhana memukul habis habisan tubuh Bara sampai cowok itu mengeluarkan darah.

Nasib Guntur tidak separah Bara. Cowok itu hanya babak belur karena Benua. Benua menyuruh Guntur duduk di kursi. Mencengkram leher cowok itu,"dimana Keysha?"

Guntur dengan nafas tercengkat menjawab,"di ruang utama."

Benua menoleh ke Aerglo. Aerglo mengangguk paham, cowok itu menghentikan Gerhana yang masih emosi memukuli Bara. Tangan cowok itu menahan lengan Gerhana untuk berhenti,"temuin Keysha. Sisa nya gue yang urus. Ruang utama markas."

Gerhana menepis tangan Aerglo,"gue mau Bara mati di tangan gue."

Aerglo menatap tajam Gerhana,"gue yang bakal lakuin itu demi lo. Cabut Ger."

Tidak ada bantahan lagi. Aerglo tetap menjadi pawang Gerhana selain Keysha. Cowok itu memberikan tongkatnya kepada Aerglo,"gue percaya sama lo."

Gerhana berlari kencang memasuki markas. Ruang utama berada di lantai dua. Cowok itu tanpa berpikir lama langsung menendang pintu di depannya. Tubuhnya membeku saat melihat seorang gadis tertidur di lantai dengan keadaan yang mengenaskan. Rambut acak acakan dan seragam sekolah yang sudah berantakan. Gerhana mengepalkan tangannya kuat.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang