Keysha berlari membelah hujan saat turun dari angkot. Pagi ini hujan turun sangat deras. Keysha yang tidak membawa payung terpaksa menjadikan tasnya sebagai alas kepala menuju ke koridor utama.
Sampai suara deru motor sport yang saling bersahutan memenuhi area SMA Ancala. Suasana sekolah yang semula tenang kini berubah menjadi sangat amat ribut.
Gerombolan motor sport itu memarkirkan kendaraannya di tempat parkir khusus milik mereka. Tidak ada yang boleh parkir di area itu selain anggota Langcala.
Kaki Keysha menapak di lantai koridor. Ia menurunkan tasnya lalu menepuk pelan agar tetesan air hujan tidak menyerap masuk ke dalam.
Keysha mengeratkan kardigan hitamnya dan tanpa sengaja saat dia mengedarkan pandangan. Matanya melihat Gerhana yang baru saja turun dari motornya.
Cowok itu memakai pakaian serba hitam. Kepalanya ia tutup dengan tudung hoodienya. Perlahan salah satu tangannya terangkat untuk membuka tudung hoodienya. Tampak jelas rambutnya yang acak-acakan sedikit terkena tetesan air hujan itu membuat Keysha menatap Gerhana tanpa berkedip.
"Sadar Sha, masih pagi udah cuci mata," ujar suara cempreng Vega dari arah kirinya.
Keysha mengalihkan pandangannya ke arah lain seraya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
SALAH TINGKAH NIH MBAKNYA
"Eh lo udah ngerjain tugas matematika belum?" kata Keysha mencoba mengalihkan pembicaraan tetapi malah membuat Vega tertawa geli.
Vega menepuk puncak kepala Keysha, "Cepet gede ya Sha. Gak nyangka dua tahun gue ngerawat lo sekarang udah mau di lamar aja."
"Lamar apaan? Jangan ngaco ya Ga," ujarnya heran dengan sikap Vega yang selalu membuatnya kesal. Kalau ngomong suka ngaco emang.
"Keysha nungguin Gerhana ya? Duh rambutnya basah tuh Sha," ujar Topan kegenitan saat bertemu dengan Keysha.
Entah saja kapan inti Langcala sudah berada di depan mereka. Padahal baru tadi Keysha melihat Gerhana masih berada di parkiran.
"Enggak. Gue baru aja nyampe," ujar Keysha tidak mau melihat ke Gerhana apalagi melirik cowok itu.
"Bang, nanti kita balik sama lo ya," ujar Vega membuat Topan menaikan satu alisnya.
"Balik gimana? Masa kita bertiga naik satu motor, kayak cabe-cabean Ga. Lagian juga gak muat motor gue," ujar Topan tidak bisa berpikir jauh otaknya.
SABAR GA, ABANG LO BEGO EMANG.
Benua menggelengkan kepalanya perihatin dengan otak Topan, "Maksud sih Vega. Vega boncengan sama lo. Nah sih Keysha sama Gerhana, Bella sama gue, Rere nanti sama sih Aerglo. Kita kan mau party nanti di rumah lo Pan," jelas Benua.
Topan mengangguk, "Emang ada acara apaan?" tanyanya dengan muka bodohnya membuat semua orang ingin sekali menimpuk wajah Topan sekarang juga.
"Acara bakar rumah!" celetuk Komet geram.
"Begonya gak ilang ilang heran gue, kita mau ngerayain sesuatu Pan," kata Rigel merangkul pundak Topan.
Topan berpikir sejenak, lalu dia mengingat acara apa yang akan mereka lakukan tadi, "Ah. Gue tau. Oke oke dateng aja, udah gue minta Bibi siapin semuanya di rumah."
"Lemot!" ujar Rigel menepuk belakang kepala Topan membuat cowok itu mengusapnya pelan.
Gerhana sudah menatap Keysha sejak tadi. Sejak pertama dia berdiri di depan cewek itu, Keysha sama sekali tidak meliriknya dan sibuk dengan yang lain. Merasa dirinya tidak di anggap kehadirannya, tanpa mengatakan apapun dia memajukan badannya ke depan Keysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...