'GD ; 17'

11.7K 593 0
                                    

Sebagian anak Ancala memusatkan perhatian mereka ke tengah lapangan. Disana ada Keysha yang tengah berdiri sembari menengadah ke atas. Tubuhnya sudah di penuhi oleh keringat. Sudah hampir lima menit dia berdiri disini, menerima hukuman Pak Badri yang menemukan dirinya di samping gudang tadi.

"Itu ceweknya Gerhana kan, gue baru tau kalau dia satu sekolah sama kita."

"Anak jarang keluar kelas yang mana di kenal banyak orang, ekskul aja enggak."

"Gue yakin banget nih dia deketin Gerhana biar terkenal."

"Mana ada cewek yang gak mau sama Gerhana, cowok yang hampir punya segalanya."

"Gue kirain Gerhana suka sama Nadira. Dia kan deket banget sama Nadira."

"Tunggu aja sampai Nadira balik nanti. Gue penasaran Gerhana bakal milih siapa."

"Gue dukung dia sama Nadira."

Keysha tidak memperdulikan suara desas-desus tentang dirinya. Telinganya memang terasa panas, hati nya juga seperti itu. Tetapi dia mencoba untuk tetap bersabar karena memang ini resikonya jika dia berhasil dekat dengan Gerhana.

"Keysha Sandaria," panggilan seseorang dari arah belakang membuat Keysha menoleh.

Pandora dan antek-anteknya berjalan santai ke arah dirinya dengan tatapan yang menunjukan ketidaksukaan.

Firasat buruk melintas di benak Keysha. Dia berdoa semoga saja Pandora tidak mempermalukan dirinya disini. Itu akan semakin membuat Keysha menjadi pusat perhatian setelahnya.

Pandora melihat penampilan Keysha dari atas sampai bawah,  "Udah berhasil buat grup sekolah rame dan sekarang coba cari perhatian lagi?"

"Gak tau malu jadi cewek," celetuk Lyra yang berdiri tidak jauh dari dirinya.

Keysha berdecak, "Gak usah ganggu gue bisa? Gue lagi di hukum. Kalau lo semua cuma mau ngomong gini, gak usah dateng kesini."

Pandora mengepalkan tangannya kuat, "Lo jangan sok cantik. Gue gak akan biarin Gerhana jadi milik lo. Dia punya gue!!" teriak Pandora membuat Keysha menaikan satu alisnya seraya terkekeh kecil.

"Gerhana bukan milik siapa-siapa. Dia bukan barang yang bisa lo klaim gitu aja. Dia cuma milik dirinya sendiri dan kalaupun dia bisa jadi milik orang lain. Orang itu bukan lo Pandora," ujar Keysha membuat semua anak Ancala tercengang dengan ucapan cewek itu yang sangat berani melawan ratu primadona Ancala yang memiliki backing di mana-mana.

Sekali hentakan Pandora menjambak rambut Keysha membuat kepala gadis itu sedikit ke belakang seraya menggeram kesal karena Pandora dengan seenaknya berbuat kasar padanya.

"Gue bisa lakuin apa aja, ngerusak wajah lo gue juga bisa. Mau di bagian mana? Pipi? Bibir? Mata? Atau mau semuanya?" ancam Pandora menunjukkan wajah iblisnya.

Keysha menarik rambut Pandora balik, "Lo kira gue bakal takut? Gue bukan Ajeng dan gue juga bukan kayak anak lainnya yang takut sama lo."

"Gak usah banyak ngomong lo," kata Lyra maju ke depan dan mencakar wajah Keysha membuat wajah cantiknya itu tergores.

Sialan. Dia lagi lagi kalah cepat.

Merasa sudah tidak tahan lagi. Keysha menendang keras tubuh Lyra membuat gadis itu tersungkur ke bawah dengan ringisan pelan di bibirnya.

"Lo gak usah nendang temen gue kayak gitu!!" Pandora menarik lebih kasar rambut Keysha begitu juga dengan Keysha yang sudah menaruh satu tangannya lagi di kepala Pandora dan menariknya lebih kasar.

Aksi jambak menjambak rambut terjadi. Mereka berdua tidak mau kalah. Keysha berusaha untuk tidak berbuat yang lebih dari ini, dia sebisa mungkin menahannya. Walaupun sikap Pandora sudah kelewatan.  Dia tetap harus ada di batasan dan jangan sampai dia kelepasan.

Teman Pandora yang lain hanya diam sembari membantu Lyra berdiri. Mereka meringis melihat Pandora dan Keysha yang masih terus bertengkar.

Tangan Keysha sudah tidak tahan di posisi ini.  Dia mendorong keras kepala Pandora membuat cewek itu terhuyung ke belakang sampai tubuhnya di tangkap oleh seseorang.

"Keysha Pandora apa-apaan kalian ini!!" teriak Bu Endang dari arah koridor berjalan cepat ke arah mereka.

Keysha tidak memperdulikan perih di sekitar wajahnya, rambutnya juga sudah acak-acakan. Matanya hanya mengarah lurus ke depan melihat sosok Gerhana yang tadi menahan tubuh Pandora agar tidak jauh ke bawah.

Gerhana menyingkirkan tubuh Pandora. Dia berdiri tidak jauh dari Keysha dengan tatapan yang juga mengarah ke dirinya.

"Kalian itu sudah SMA, gak seharusnya bersikap seperti anak TK. Bertengkar soal apa kali ini? Pandora! Saya tau kalau kamu yang buat ulah duluan," ujar Bu Endang yang seperti sedang membela Keysha.

Salah satu guru Ancala yang sangat perduli kepada Keysha adalah Bu Endang. Walau terkesan galak dan tidak ada perasaan. Guru itu selalu membela Keysha karena dia percaya kalau Keysha tidak akan membuat ulah.

"Kalian semua ibu hukum. Kamu Gerhana, bolos pelajaran bareng temen kamu kan? Mana temen kamu?!" tanya Bu Endang kepada Gerhana.

Gerhana menunjuk ke belakang Bu Endang, "Itu Bu."

Bu Endang menoleh, "KALIAN SEMUA LARI DI LAPANGAN SAMPAI IBU BALIK LAGI KESINI. JANGAN ADA YANG BERHENTI!!! KALIAN HARUS DI KASIH HUKUMAN LEBIH!" teriak Bu Endang lalu kembali menatap ke Keysha.

"Selesaikan hukuman kamu dulu Sha. Habis itu ke UKS, luka kamu harus di obati," ujar Bu Endang lalu beranjak dari sana dengan kepala yang sudah mendidih. Emosi melihat tingkah muridnya yang selalu saja berulah.

"Ini kenapa dah? Rambut lo udah kayak nenek lampir Pan," kata Topan kepada Pandora karena cewek itu belum merapihkan rambutnya.

Pandora menatap horor Topan, "Ini semua gara-gara cewek gak jelas di depan lo itu."

Topan mengalihkan pandangannya ke Keysha. Dia meneliti wajah Keysha yang terdapat beberapa goresan, "Itu muka lo kenapa Sha?"

Keysha tidak menjawab. Matanya masih menatap ke arah Gerhana, kali ini tatapannya berubah menjadi sinis. Bisa bisanya Gerhana menahan tubuh Pandora tadi. Tidak seharusnya cowok itu datang dan malah membantu Pandora. Diam diam tangannya mengepal, rasanya dia ingin menonjok wajah Gerhana sekarang juga.

"Siapa nih yang berani cakar Keysha. Jawab? Lo Pandora? Atau lo Lyra?" tanya Benua menunjuk wajah Pandora dan teman-temannya.

"Gue?!! Emangnya kenapa? Wajah dia sok cantik gitu masih aja di bela," ujar Lyra tidak merasa bersalah malah menunjukan wajah jijiknya seakan malas melihat Keysha.

"Mending lo ke UKS Sha, sekalian bawa Gerhana. Kepalanya juga harus di obatin," kata Aerglo tiba-tiba kepada Keysha membuat gadis itu langsung tersadar dan mengalihkan pandangannya.

Tanpa menjawab ucapan Aerglo. Keysha berjalan melewati mereka lalu berjalan ke arah koridor utama. Hal itu membuat Gerhana mengikuti Keysha dari belakang.

Pandora menghentakkan kakinya kesal, "Apa cantiknya Keysha sih? Gue kan yang lebih dulu suka sama Gerhana kenapa malah dia yang dapetin Gerhana!!" ujarnya membuat inti Langcala menggeleng heran.

"Sikap lo yang bikin Gerhana gak suka Pan. Wajah sih oke lah, tapi kalau sikap kayak singa bar-bar Gerhana mana mau," Benua meledek.

Komet menatap Benua, "Siapa yang gak mau sama Pandora? Gue mau kok Pan. Gue bakal maju paling depan kalau Gerhana gak mau nerima lo."

"Bisaan aja lo kutu aer," Rigel merangkul pundak Komet. Ingin sekali dia membenturkan kepala Komet agar cowok itu sadar kalau cewek yang tengah dia suka sekarang jelmaan iblis perempuan.

"Lo mah suka sama Pandora biar dapet cewek cakep terus dikira laku," ujar Topan menatap jijik Komet membuat cowok itu berlari ke arah Topan tetapi Topan sudah terlanjur lari duluan untuk menghindar.

"Selesain hukuman terus ke kantin. Lo Pandora dan temen lo jangan kabur, gue bakal awasin," ujar Benua kepada Pandora dan teman temannya.

"Resek lo semua!!!"

***

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang