Gerhana baru saja tiba di kantin setelah menyelesaikan masalahnya dengan Pak Badri. Teman-temannya sudah berkumpul sejak tadi, bahkan mereka sudah selesai makan. Gerhana yang sedang tidak mood itu hanya bersandar di dinding dengan salah satu kakinya yang dia taruh di atas paha.
Benua yang melihat wajah Gerhana yang seperti tidak ingin diganggu itu hanya menghiraukan kehadiran Gerhana tanpa mau banyak bertanya. Ia tidak seberani Aerglo untuk bertanya banyak hal ke Gerhana disaat keadaan cowok itu tidak mendukung.
Topan menepuk pundak Benua, "Lo mau nanya ke boss tapi gak berani?"
Tebakan Topan tidak bisa dielak Benua. Cowok itu mengangguk pelan.
"Cupu," ujar Topan membuat Benua menoleh ke cowok itu dengan kesal.
"Lo emangnya berani?" tanya Benua lagi membuat Topan menggeleng dengan polosnya.
Benua menyeruput es tehnya. Percuma saja berbicara dengan Topan yang otak nya suka rada-rada gila.
Gerhana mengibaskan kerah seragam nya. Entah kenapa udara di kantin terasa panas baginya. Padahal kipas angin sudah menyala di samping tempat duduk mereka. Kipas angin khusus untuk mereka hasil dari uang kas yang mereka kumpulkan.
"Mau minum boss?" tawar Nuklir membuat Benua melirik cowok itu memberi isyarat untuk tidak bertanya kepada Gerhana. Tetapi sayangnya Nuklir tidak melihat lirikan Benua.
Gerhana mengangguk, "Gue haus."
"Es teh?" tanya Nuklir lagi membuat Gerhana mengangguk lagi.
Benua dan Topan membulatkan matanya. Ia tak percaya jika Nuklir bisa bertanya sesantai itu dan lebih hebatnya lagi membuat Gerhana mengangguk.
"Kita kalah Nu sama anak baru," bisik Topan langsung dapat anggukan kepala dari Benua.
Suasana meja mereka memang ramai. Komet yang tengah bernyanyi dengan gitarnya bersama Banyu, Aerglo yang sibuk menghitung uang kas mereka, Rigel yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Sedangkan yang lainnya sibuk mengobrol.
"Eh sorry gue gak sengaja," ujar seseorang dari arah depan sana membuat anak Langcala menoleh ke sumber suara.
Bukan gara-gara suara seseorang itu. Tetapi lebih tepatnya suara pecahan gelas yang kencang membuat seisi kantin memusatkan perhatiannya ke gadis bandana biru yang tengah meminta maaf kepada cowok bertubuh tinggi didepannya.
"Gue gak sengaja. Gue ganti minuman lo," ujar gadis itu sembari mengambil tisu untuk membersihkan seragam cowok itu yang terkena noda jus.
Cowok itu menepis tangan Keysha kasar membuat Keysha panik. Ia bingung harus melakukan apa selain meminta maaf.
Fyi, gadis yang tengah menjadi pusat perhatian itu adalah Keysha. Dia tidak sengaja menumpahkan minuman Bara.
"Lo kalau jalan pake mata bego!!!" ujar cowok itu dengan nada tinggi.
Benua yang melihat kejadian itu hendak bangkit, tetapi lengannya ditahan oleh Topan, "Masalah Bara, gak usah ikut campur."
Benua berdecak pelan, "Gue gak tega Pan."
Topan hanya mengangkat bahunya acuh. Ia juga tidak tega melihat Keysha diperlukan seperti itu oleh Bara. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa sampai masalah Bara selesai sendiri atau Gerhana yang ambil alih nanti.
Keysha baru kembali ke kantin, ia sedang mencari keberadaan ketiga temannya tetapi mereka tidak ada di meja yang mereka tempati tadi. Tanpa di sengaja, ketika Keysha hendak membalikan badan tangannya menyenggol gelas milik Bara.
"Lo anak baru?" tanya cowok itu membuat Keysha menggeleng.
Bara. Cowok yang sekarang tengah memandang Keysha dengan tatapan tidak suka membuat Keysha memundurkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...