Hujan deras turun tiba tiba saat mereka dalam perjalanan pulang. Gerhana dengan terpaksa memberhentikan motornya di depan sebuah ruko yang sudah tutup.
Baju nya sudah basah, begitu juga dengan rambutnya. Sedangkan Keysha gadis itu juga sama dengan dirinya. Cuma karena Keysha memakai jaket miliknya jadi membuat cewek itu tidak terlalu kedinginan.
"Baju lo basah Ger,"ujar Keysha takut jika Gerhana masuk angin nanti.
Gerhana menggeleng,"gue gak kedinginan."
Keysha lagi lagi lupa. Jika yang dia tanyakan barusan adalah Gerhana. Yang tidak pernah memperdulikan apapun tentang dirinya. Masuk angin juga bukan apa apa bagi Gerhana.
Suara gemuruh petir diatas sana membuat Keysha memejamkan mata. Keysha sangat takut dengan kilat. Dia hampir berteriak tadi cuma dia tahan. Karena takut Gerhana terganggu.
"Sinian,"ujar Gerhana kepada Keysha yang memilih bersandar di tembok ruko.
Keysha menaikan satu alisnya,"Apa?"
Tanpa berpikir lama, Gerhana menarik tubuh Keysha sampai mengenai dadanya. Cowok itu menaruh tangannya di sisi pinggang Keysha, Keysha yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa diam. Bingung, karena saking salting nya.
"Sha,"panggil Gerhana membuat Keysha menoleh ke cowok itu.
Jarang wajah mereka sangat dekat, Keysha bisa merasakan hembusan nafas Gerhana mengenai wajahnya. Cowok itu menatap lurus ke depan. Melihat kendaraan yang masih bisa menerobos hujan.
Keysha menelan ludahnya, apalagi saat Gerhana mengusap sisi pinggang nya dengan pelan. Keysha menghentikan pergerakan tangan Gerhana, membuat cowok itu menghentikannya.
"Apa sih? Mau ngomong apa?"tanya Keysha penasaran karena Gerhana malah memilih diam.
Gerhana menghela nafas,"lo bisa pergi. Kalau lo mau. Gue izinin Sha. Kalau emang lo mau kita udahan."
Keysha terkejut mendengar ucapan Gerhana. Cewek itu refleks melepaskan tangan Gerhana dari pinggang nya. Lalu memposisikan dirinya menghadap ke cowok itu dengan wajah yang tidak bisa di kendalikan lagi.
"Kenapa bilang gitu? Udah gak mau sama gue? Karena gue gak bisa bikin bahagia lo kayak Nadira?"ujar Keysha akhirnya membuat Gerhana menoleh.
Gerhana menautkan kedua alisnya,"Masih bahas soal Nadira? Sejak kapan gue bahagia sama dia. Kapan?"Gerhana menatap Keysha tajam. Gadis itu menelan ludahnya susah payah, mencoba untuk tetap biasa saja. Padahal tangannya sudah terkepal kuat.
"Ger. Waktu itu, gue mau nemenin lo terapi. Topan yang nganterin gue ke rumah sakit. Gue berharap bisa bantuin lo lagi disana. Cuma nyatanya, pas gue sampe sana. Lo malah berduaan sama Nadira dan nolak gue buat dateng. Disitu gue gak bisa nahan lagi Ger. Lo udah berulang kali buat gue sakit hati. Cuma kali ini, gue gak bisa tahan. Sampe akhirnya Topan nenangin gue dan meluk gue karena cuma sebatas teman. Tapi entah kenapa, foto sialan itu bisa sampe ke semua orang. Termasuk lo,"jelas Keysha sampai dia tidak sadar jika air mata sudah menetes di pipinya.
Gerhana memegang kedua pipi gadis itu, menghapus jejak air matanya. Sesekali mengelus pipi Keysha pelan. Entah kenapa kelemahan Gerhana masih ada di Keysha. Melihat gadis itu menangis karena dirinya membuat Gerhana sadar jika dia tidak bisa membuat Keysha bahagia. Karena dia selalu mengulangi hal yang sama.
"Ger, kalau boleh jujur. Gue capek,"ujar Keysha menahan isakannya padahal dia sudah tidak bisa tahan lagi untuk tidak menangis saat ini.
"Lo boleh nangis kalau lo mau Sha, lo bisa mukul gue sepuasnya."
Keysha menggeleng,"gue capek sama hidup gue Gerhana. Gue selalu sendirian. Sampai akhirnya lo dateng dan buat gue sedikit lebih bahagia. Ngerasain hal hal yang gak pernah gue lakuin sebelumnya. Lo bisa bikin gue ngerasa gak lemah Gerhana."
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...