Mungkin selama ini Keysha terlalu sibuk memikirkan banyak hal. Sampai dia lupa kalau dirinya tidak pernah bahagia. Dia lupa caranya untuk melakukan hal semacam itu. Kesedihan dan kesepian seakan melekat kuat dalam dirinya. Kehadiran ketiga temannya tidak cukup membuatnya bahagia karena Keysha tidak pernah mau merasakan hal itu.
Kebahagiaan datang terlalu lama dan pergi begitu cepat.
Dibalik sifatnya yang tenang dan biasa saja. Keysha diam-diam menahan semua kesedihan dihatinya. Dia tidak mau semua orang tau jika hidupnya berantakan. Memiliki orang tua tunggal yang selalu berpergian dan keluarganya juga sama sekali tidak menganggap dia ada.
Apalagi hari ini dia mendapatkan sebuah jawaban atas pertanyaannya selama ini. Pertanyaan yang tidak pernah bisa dia jawab akhirnya dijawab oleh orang lain. Orang yang tidak pernah diduga kehadirannya memberitahu dirinya sebuah fakta. Entah senang atau sedih. Keysha benar-benar tidak tau harus berbuat apa saat ini.
"Rasanya gue mau mati," ujarnya pelan.
Tidak ada air mata. Air matanya sudah habis karena dia menangis sepanjang koridor sampai berhenti didepan gudang belakang sekolah dan duduk disalah satu kursi.
Kepalanya kembali memutar ucapan Nadira tadi. Gadis itu tanpa adanya rasa kemanusiaan menarik Keysha kasar ke samping gedung sekolah.
"Gue udah bilang sama lo. Ngaca jadi cewek! Gak ada harga dirinya banget deketin Gerhana. Mau coba goda dia?"
"Lo ngomong apaan sih Nad?" kata Keysha tidak mengerti apa yang dikatakan Nadira. Bukannya selama ini Gerhana yang mengejar dirinya. Keysha tidak pernah mengharapkan apapun dari Gerhana apalagi berharap cowok itu jadi pacarnya.
Nadira menunjukan senyum jijiknya, "gue bener-bener jijik sama lo. Lo kira selama ini Gerhana suka sama lo? Dia ngelakuin itu karena gue!"
"Gak usah belibet kalau ngomong. Kalau mau ngomong langsung ke intinya, gue gak ada waktu," ujar Keysha mati-matian menahan sakit ditubuhnya.
"Gue gak bakal jujur sekarang soal Gerhana. Gue pengen ngasih satu fakta yang bisa ngebuat lo sadar diri."
"Fakta apa?"
"Mama lo jalan sama Papa gue Keysha! Mama gue depresi karena Papa ninggalin gue dan Mama gue!!" teriak Nadira tiba-tiba.
Keysha benar-benar tidak bisa mencerna apa yang dikatakan Nadira barusan. Mamanya jalan sama Papanya Nadira?
"Mungkin lo gak peduli sama Mama lo. Tapi gue mohon, jangan ganggu keluarga gue Keysha!"
"Maksud lo apa?"
"Gue minta sama lo dan Mama lo pergi jauh-jauh dari hidup gue! Gak usah ganggu keluarga gue lagi dan bilang sama Mama lo yang jalang itu jangan pernah goda Papa gue."
"Jaga omongan Lo Nadira!" ujar Keysha tidak terima Mama nya di bilang seperti itu. Walaupun Keysha membenci Mama nya tetapi dia tidak suka jika ada yang menjelekkan Mama nya. Jihan bukan seseorang seperti itu.
"Dasar murahan. Anak sama Mama gak ada bedanya," ujar Nadira lalu pergi begitu saja meninggalkan beberapa pertanyaan di kepala Keysha.
***
Dilain sisi, baru saja Gerhana akan mencari keberadaan Keysha, gadis itu sudah muncul dihadapannya. Gadis yang tengah terduduk lesu dengan kedua tangan yang digenggam erat. Kepalanya menunduk sampai beberapa helaian rambutnya menutupi sebagian wajahnya. Dia juga tidak menyadari kehadiran Gerhana yang berdiri tidak jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...