'GD ; 40'

10.6K 524 2
                                    

Keysha buru-buru memasuki ruang rawat inap Gerhana. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan pacarnya itu. Kaki kecilnya berjalan lincah melewati lorong, matanya berbinar, rambutnya yang tergerai bergoyang indah mengikuti setiap pergerakan tubuhnya.

"Semangat Keysha,"ujar Keysha berhenti tepat di depan pintu rawat inap Gerhana. Gadis itu membenarkan rambutnya sebelum masuk, menarik nafas lalu membuangnya perlahan.

Sudut bibir Keysha terangkat, saat melihat sosok Gerhana tengah duduk di kursi roda yang menghadap langsung ke jendela. Gadis itu berjalan pelan mendekati Gerhana yang sepertinya tidak menyadari kedatangannya.

"Udah nungguin dari tadi ya?"tanya Keysha tepat di sisi Gerhana membuat cowok itu langsung menoleh.

Keysha sedikit menggeser posisi kursi roda Gerhana ke arah tubuhnya,"Kamu udah makan? Bunda mana?"

Gerhana tidak menjawab, matanya hanya fokus melihat wajah cantik Keysha. Gadis didepannya ini membuat dirinya tidak bisa memalingkan wajah.

"Ger, kenapa? Ada sesuatu di muka aku?"tanya Keysha takut kalau wajahnya terlihat jelek di depan Gerhana.

"Cantik,"ujar Gerhana sukses membuat Keysha terdiam.

Senyum Keysha mengembang, tangan gadis itu mengusap tangan Gerhana. Mungkin setidaknya, kehadiran dirinya membuat Gerhana sedikit baik baik saja,"pacarnya siapa dulu dong."

"Kamu udah makan belum?"tanya Keysha seraya merapihkan rambut Gerhana yang sudah sedikit memanjang di bagian depan.

Gerhana mengangguk,"udah."

"Pinter. Kamu mau aku bikinin makan malam apa nanti?"

"Terserah,"jawab Gerhana malah membuat Keysha terkekeh.

"Dulu kamu paling gak suka aku jawab terserah. Kenapa sekarang kamu yang bilang gitu. Hari ini, aku nginep di kamar nya kak Rora ya. Kalau butuh apa-apa nanti telpon aku,"ujar Keysha sangat antusias sedangkan Gerhana hanya diam saja menatap terus ke dirinya.

Gerhana mengusap rambut Keysha dengan lembut,"gue janji. Walaupun keadaan gue kayak gini. Gue bakal terus jagain lo dari mereka."

Keysha menggeleng,"gak perlu. Aku bisa jaga diri aku sendiri, malah sekarang aku pengen terus jagain kamu."

"Itu udah jadi tugas gue Sha."

"Gak melulu soal itu Gerhana. Aku bisa jaga diri aku, aku bisa jaga kamu."

"Sha! Jangan jatuhin harga diri gue. Gue gak mau di bilang lemah,"bentak Gerhana.

Mendengar nada bicara Gerhana yang seperti itu membuat Keysha terdiam. Gadis itu mengepalkan tangannya kuat. Gerhana memang selalu egois, Keysha akui itu.

Gerhana mengusap wajahnya gusar. Dia akhir akhir ini tidak bisa mengendalikan dirinya. Semenjak dimana dia merasa dirinya sudah tidak berguna. Hanya bisa duduk di kursi roda sialan ini dan dia tidak tau kapan dirinya akan sembuh.

"Sha,"panggil Gerhana hendak menggapai tangan Keysha tetapi gadis itu sudah terlanjut berdiri.

"Aku keluar sebentar cari makanan buat kita nanti malam. Kamu tunggu disini dulu ya, nanti aku minta Topan buat temenin kamu,"ujar Keysha meninggalkan Gerhana yang hanya terdiam.

"Maaf Sha."

***

Keysha menyadarkan tubuhnya di tembok samping pintu rawat inap Gerhana. Gadis itu mengusap air matanya. Menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan. Dia harus sabar, sabar menghadapi temperamen Gerhana yang selalu berubah-ubah. Apalagi semenjak kejadian itu, Gerhana semakin di luar kendali.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang