'GD ; 36'

10.1K 513 12
                                    

Keysha buru-buru memasang dasinya sebelum masuk ke area sekolah. Tetapi tangannya belibet, berulang kali mencoba dasinya malah berbentuk tidak karuan.

"Ini gimana sih!!"kesalnya sendiri karena diserang rasa panik.

Namun, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang dari belakang. Keysha terkejut, kemudian senyumnya terbit ketika tau siapa yang menariknya tadi.

Gerhana melepas dasinya, lalu cowok itu pakaikan ke leher Keysha. Keysha lagi-lagi dibuat tersenyum dengan sikap Gerhana pagi ini.

"Udah,"ujar Gerhana selesai memakaikan dasi miliknya.

"Makasih Ger,"kata Keysha menyodorkan dasi miliknya untuk dipakai Gerhana. Gerhana menerimanya tetapi cowok itu hanya mengalungkan dasi milik Keysha dileher tanpa berniat memakainya.

Gerhana menarik tangan Keysha untuk masuk ke dalam sekolah,"kenapa bisa telat?"

"Bangun kesiangan,"jawab Keysha menggenggam erat tangan Gerhana agar cowok itu tidak pergi darinya lagi.

"Kok kamu gak bawa motor? Motornya kemana?"tanya Keysha karena dia bertemu Gerhana diluar sekolah dan cowok itu tidak mengendarai motornya.

"Rusak,"jawabnya santai seakan motor ninja hitamnya tidak ada artinya.

"Kok bisa rusak? Kemarin masih baik-baik aja,"kata Keysha penasaran kemana motor cowok itu.

Gerhana berdecak,"perlu gue kasih tau semuanya?"

Dingin lagi. Rasanya Keysha ingin merombak ulang otak Gerhana.

"Gak perlu,"kata Keysha cepat melepas tangannya kemudian berjalan duluan didepan Gerhana.

Gerhana tidak mengejar Keysha. Dia merasa dirinya tidak salah. Padahal ucapannya barusan membuat Keysha kesal. Jujur, akhir-akhir ini Gerhana bingung dengan emosinya sendiri. Saat didekat Keysha, emosinya tidak bisa tertahan. Selalu bersikap seenaknya dan berkata dingin seperti tadi.

Mungkin cara agar Gerhana tenang. Menjauh sejenak dari Keysha dan mencari ketenangan yang lainnya.

***

"Sha itu kan pacar lo, kenapa dia berduaan sama Nadira. Segala tuh cewek ngerangkul Gerhana lagi,"ujar Vega menunjuk ke sisi kanan tribun.

Benar. Disana ada Gerhana tengah duduk bersama Nadira. Mereka sepertinya asik membicarakan sesuatu.

Kedekatan mereka memang tidak bisa membuat Keysha mengelak ada yang aneh dengan perasaannya. Seperti ada sesuatu yang membuatnya merasa kesal.

Katakan saja jika Keysha saat ini tengah cemburu melihat Gerhana bersama Nadira.

Keysha merasa hubungannya dengan Gerhana semakin merenggang. Kalau tau seperti ini jadinya, Keysha lebih memilih mereka menjadi teman.

"Kita duduk di tribun lain aja yuk,"ajak Keysha hendak berjalan ke sisi kiri tribun tetapi tangannya di tahan oleh Bella.

"Gak, kita duduk dideket mereka. Lo udah jadi pacarnya Gerhana, jadi gak papa kalau lo duduk sama mereka,"ujar Bella menarik paksa tanya Keysha untuk mendekat ke Gerhana.

Rere menatap Vega. Vega juga melakukan hal yang sama. Mereka diam, lalu ikut menyusul kedua temannya itu. Tidak ada yang bisa melawan kemauan Bella.

"Duh, lo bisa minggir gak? Temen gue mau duduk deket pacarnya,"kata Bella setelah mereka sampai didepan Gerhana dan Nadira.

Nadira menatap sinis Keysha,"gue duluan yang duduk disini. Lagian gue cuma ngobrol bentar, cemburuan amat jadi orang."

"Eh! Harusnya tuh lo yang sadar diri. Kalau lo ngerasa jadi sahabatnya Gerhana inget batasan. Gak ada tuh sahabat yang terus nempel kayak lo,"sahut Vega tidak mau kalah.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang