17. Benda Berharga

12.7K 859 6
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


17. BENDA BERHARGA

Terkadang sebuah benda berharga menyimpan banyak kenangan-Auristela Queenzee F.D

***

Auris terbangun dari tidurnya dengan napas yang tersenggal-senggal. Gadis itu melirik jam di tas nakasnya, pukul 03.15am. Ia mengembuskan napasnya pelan sembari mengusap keringat dingin yang megucur di dahinya. Pernapasan yang tadinya tak teratur kini kembali seperti semula, gadis itu merasakan detak jantungnya yang cepat tadi kembali normal.

"Mimpi itu lagi," gumamnya sembari mengusap dadanya berusaha menenangkan kegelisahan di dalam dirinya.

Namun sedetik kemudian matanya membelalak kala merasakan sesuatu yang hilang di lehernya. Auris menunduk menatap leher polosnya yang tak terdapat apapun. Sial, gadis itu kehilangan kalung berharganya, kalung yang sudah ia pakai sejak kecil kini hilang begitu saja bak di telan bumi.

Tak ada satupun ingatan yang memberi Auris petunjuk hilangnya kalung itu hingga membuat kepalanya terasa pusing. Kedua tangannya memukul kepalanya sembari mengajak-acak rambutnya kasar. Mungkin sebentar lagi ia akan gila jika tidak menemukan kalung itu.

"Bego, bego, lo kenapa baru nyadar sih, Zee?" Auris berkata pada dirinya sendiri gadis itu memijit pelipisnya.

Bunyi dering ponsel Auris membuat ia meraih benda pipih yang terletak di atas meja itu. Manik matanya melihat nama salah satu sahabatnya di layar ponsel itu.

"Ris, maaf kalau gue ganggu lo. Gue boleh minta tolong bukain pintu gak? Satpam gak ada di pos soalnya," kata Kanaya melalui telepon.

Gadis itu berjalan ke arah jendela kemudian menatap ke arah gerbang depan mansion. Iris mata russet brownnya menangkap ketiga sahabatnya yang berdiri tepat di depan gerbang itu.

"Tunggu gue," ujar Auris kemudian mematikan sambungan telepon.

Kaki jenjang gadis itu berjalan menuruni tangga. Langkah kakinya semakin cepat kala dirinya berlari melewati halaman mansion itu, seorang satpam yang tak sengaja berpapasan dengan Auris pun berkata, "Non, mau kemana pagi-pagi gini?" tanyanya.

"Sahabat saya ada di depan," balas Auris membuat Satpam itu terkejut.

"Maaf, Non. Saya-"

"It's okey," ucap Auris sembari tersenyum tipis membuat perasaan khawatir satpam itu sirna.

Pintu gerbang berwarna hitam yang menjulang tinggi itu pun terbuka, membuat tiga orang gadis yang duduk di depan gerbang itu memancarkan raut wajah senang.

"Akhirnya ke buka juga," gumam Kaila.

"Untung ada lo, Ris. Kalau enggak bisa sampai pagi kita di sini," kata Ellen sembari berjala memasuki halaman mansion itu.

"Ngomong-ngomong tumben jam segini lo belum tidur," seru Kaila membuat Auris menghentikan langkahnya.

Melihat keterdiaman Auris membuat ketiga gadis itu ikut menghentikan langkahnya. "Kenapa berhenti?" tanya Kanaya.

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang