38. Curiga dan Teror (2)

10.4K 706 70
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


38. CURIGA DAN TEROR (2)

Manipulatif terbaik adalah dia yang bersembunyi di wajah lugunya-Auristela Queenzee F.D

***

Dua jam lamanya Auris duduk di hadapan layar komputer yang berkali-kali menampilkan informasi tak penting, hal itu membuat gadis cantik itu berdecak kesal, perjuangannya seakan terbuang sia-sia hanya dengan mengurusi data-data tak jelas dari pemilik nomor tak di kenal yang sering kali mengusiknya.

Sebenarnya gadis itu tak berniat mencari data-data tersebut sebab upayanya memang tak akan berhasil, namun ingatannya yang membawa ia kepada dua pesan yang masuk secara bersamaan sejam yang lalu membuat ia memutuskan pilihannya untuk mencari data-data tersebut.

Kesimpulan yang di dapatkan Auris dari data yang sama sekali tak penting itu membuat ia mendapat sedikit bantuan dari salah satu data tersebut, contohnya saat gadis itu memasukkan ujung angka terakhir nomor telepon kode yang muncul berbeda, bentuk layar komputer pun sama-sama menampilkan hal yang berbeda, dengan begitu sudah bisa di pastikan jika pelakunya bukan lah orang yang sama melainkan orang berbeda.

Kode nomor telepon (1) ; Lari dari masalah tidak akan membuatmu hidup tenang, semaunya akan terbongkar seiring dengan berjalannya waktu.

Kode nomor telepon (2) ; Nyawa di bayar nyawa, satu pukulan di balas lima pukulan, satu tusukan di balas lima tusukan, semua harus adil jika yg ku miliki terusik.

Auris menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari-jari tangannya, gadis itu menyadarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan mata yang terpejam. Ingatannya kembali membawa ia pada kode nomor telepon pertama yang isinya clue kebenaran dan sebuah foto yang membuat ia binggung, sedangkan untuk kode nomor telepon kedua cukup membuat ia memutar otaknya berkali-kali, pengirim pesan itu mengiriminya pesan berisi foto Aldo dalam keadaan tak bernyawa dengan beberapa luka tusukan dan pukulan di tubuhnya.

"Kau belum tidur?" tanya Alen. Pria itu berdiri di pintu kamar Auris sembari menatap gadis itu lekat.

"Apa ada masalah?" tanyanya lagi membuat Auris menggeleng.

"Jangan sungkan untuk bercerita kepadaku." Alen berjalan mendekati Auris. Tangan kekarnya mengusap surai panjang gadis itu lembut.

"Seharusnya istriku melahirkan anak perempuan, bukan anak durhaka seperti Kenan," ucapannya santai tanpa sadar membuat semburat tawa keluar dari mulut Auris.

Gadis itu mendongak menatap Alen, "Apa kalian bertengkar lagi?" tanyanya membuat pria itu mengangguk.

"Dia menyuruhku menikah lagi, tapi aku tidak mau, kau tahu bukan? Bagaimana setianya paman tampanmu ini kepada mendiang istriku," ujar Alen.

"Ya, aku tahu. Tapi umur paman sudah 42, apa tidak butuh pendamping hidup?" Auris bertanya dengan nada serius.

Lagi pula jika di pikir-pikir tidak akan ada yang menolak Alen untuk menjadi pendamping hidupnya, duda beranak satu itu sudah cukup lama mengisi hari-harinya tanpa sang istri sebab ibu Kenan meninggal saat pertama kali melahirkan anak laki-laki itu.

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang