Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).
•
•
HAPPY READING
•
•
35. BUKAN TERSANGKAKita tidak boleh menuduh orang sembarangan tanpa bukti yang jelas-Kaila Gladissyah Grande.
***
Ellen menatap Kaila dari cela pintu kamar gadis itu yang terbuka sedikit. Samar-samar ia melihat mimik wajah Kaila yang sedang tersenyum tipis sambil memainkan ponselnya. Tak biasanya gadis itu tersenyum tipis seperti itu, layaknya seorang gadis remaja yang sedang berbunga-bunga saat kekasihnya menghibur ia lewat ponselnya.
"Kai, lo kenapa?" tanya Ellen membuat Kaila spontan beralih menatap ia dengan raut wajah terkejut.
Ellen yang semula berada di ambang pintu membuat gadis itu berjalan mendekati Kaila dan raut wajah khawatir, sebenarnya ada apa dengan sahabatnya ini? Hanya dengan melihatnya saja ia sudah terkejut setengah mati.
"Lo udah dari kapan ada di sini?" Kaila bertanya sambil menyembunyikan ponselnya di balik selimut.
"Dari lo senyum-senyum sendiri," balas Ellen.
"Tumben hangat lo senyum-senyum kayak gitu, biasannya kan ... tunggu-tunggu, kalau di ingat-ingat kata nenek gue, orang yang lagi senyum-senyum sendiri sambil main ponsel itu tandanya lagi jatuh cinta." Bola mata Ellen mendelik sambil menatap Kaila dengan senyuman menggoda, "Apa jangan-jangan, lo-"
"ELLEN!"
Teriakan seseorang membuat perkataan Ellen terhenti sehingga tanpa sadar membuat Kaila menghela napas lega. Keduanya spontan menoleh kala melihat Kanaya yang memasuki kamar Kaila dengan mimik wajah garang.
"Lo berdua lama banget sih, Auris udah nunggu di kamarnya dari lama," ujar Kanaya ketus.
"Lama apanya? Emang Auris kenapa?" tanya Kaila membuat Kanaya mendesis.
"Lo berdua gak baca pesan yang gue kirim hah?" Kanaya menatap kedua gadis lemot di hadapannya garang membuat keduanya dengan polos menganggukkan kepala mereka.
"KE KAMAR AURIS SEKARANG, TELAT LIMA DETIK HABIS NYAWA LO BERDUA," teriak Kanaya frustasi membuat kedua gadis itu berlari keluar kamar.
Kanaya mengatur napasnya agar tenang sambil mengusap dadanya dan berkata, "Sabar, Ka, sabar."
***
Arkanda menatap kosong langit-langit ruang rawatnya di rumah sakit membuat Rayyan yang sedari tadi memperhatikannya menghela napas seraya berjalan mendekati berangkar adiknya, "Lain kali gak usah sok berani, lihat sekarang lo masuk rumah sakit juga kayak Aluna," katanya dingin.
"Luka yang gue dapat gak sebanding sama Aluna, dengan kayak gini gue bisa ngerasain apa yang dia rasain," seru Arkanda santai tanpa mengalihkan pandangannya dari langit-langit.
"Udah gila lo," ucap Rayyan sinis. "Seharusnya tadi sekalian aja dia nembok lo di jantung, gak usah di betis segala."
Arkanda spontan menatap Rayyan sambil berkata, "Lo pengen gue mati bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA PRINCESS [COMPLETED]
Fiksi RemajaKasus pembunuhan yang belakangan ini terjadi di Alexander High School membuat seorang gadis harus pindah ke sana demi menjalankan sebuah misi yang di berikan oleh paman dan ibunya. Tadinya gadis itu berpikir jika misi itu akan di selesaikan dalam wa...