46. Sebuah Teror

9.7K 624 23
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


46. SEBUAH TEROR

Terkadang mereka yang dekat denganmu adalah mereka yang beracunAuristella Queenzee F.D

***

Auris melirik jam tangannya, pukul 05.30 sebentar lagi magrib tapi mereka masih saja mengantre di dalam toko baju, ia menatap teman-temannya datar terutama gadis berpipi chubby yang saat ini cengengesan menatapinya.

"Gak usah pasang muka kayak gitu, Sye, tambah bad mood gue kalau lo kayak gitu," ujar Ellen membuat Syela memanyunkan bibirnya.

"Harusnya lo semua senang dong, kita beli baju yang diskonan," ucap Syela bangga.

Kanaya mendelik. "Kita? Lo ajak kali, tuh, lihat di keranjang lo banyak banget baju, lo gak bosan numpuk di dalam lemari?" Ia berkata dengan sedikitnya ngegas.

"Sabar, Ka, sabar, dia emang kayak gitu kalo belanja," bisik Tasya membuat Kanaya memutar bola matanya malas.

Mereka berjalan keluar dari toko baju usai Syela membayar baju yang ia beli, entah ada berapa banyak sehingga mengharuskan Auris dan yang lainnya membantu Syela membawa kantung belanjanya di masing-masing tangan mereka.

"Lho, kalian habis borong baju, ya?" tegur Chandra. Gadis itu datang bersama dengan Geisha di sampingnya.

"Bukan kita, sih, lebih tepatnya dia," seru Ellen sembari menatap Syela dingin.

"Enggak kok, ini  gak seberapa banyak sama—"

"Udah, Sye, mau di bandingin bagaimanapun tetap banyak," potong Kanaya jengah serata melirik Tasya dan Auris yang hanya diam menatapi mereka bertiga.

"Ris, gimana keadaan Aurel?" tanya Geisha.

Auris menoleh, ia berkata, "Kekurang banyak darah, dia masih harus di rawat di sana."

"Kalau gitu kita semua jenguk Aurel aja dari pada ribut karena belanjaan," ajak Geisha. Ia tersenyum menatap teman-temannya.

Drtt... Drtt... Drtt...

Auris terdiam ketika melihat nomor tak di kenal di layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Auris terdiam ketika melihat nomor tak di kenal di layar ponselnya. Gadis itu beralih menatap teman-temannya yang berjalan menuju parkiran, setelah ini mereka akan mengunjungi Aurel—sambil melangkahkan menyusul teman-temannya jari jempol gadis itu menekan tombol yang menyambungkan panggilan tersebut dengan seseorang di seberang sana.

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang