14. Queen and King of Racing's

14.1K 943 16
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


14. QUEEN AND KING OF RACING'S

Jangan meremehkan orang lain karena kamu tidak tahu apa yang ada di dalam diri mereka-Auristela Queenzee Farnsisco Dhitya.

***

Udara sejuk di malam hari tidak membuat ketujuh lelaki yang duduk di atas motor mereka merasa kedinginan. Entah sudah berapa lama mereka menunggu, tetapi tak ada tanda-tanda dari sang pemilik rumah yang akan menampakkan batang hidungnya.

Salah satu dari mereka melirik jam tangannya. Pukul 11.30 jika di hitung beberapa menit lagi tengah malam, namun keadaannya masih sama seperti sebelumnya. Sepi dan dingin itu lah suasana yang Meraka rasakan sejak tadi.

"Mau sampai kapan kita di sini?" Angga berkata sembari menatap sahabat-sahabatnya.

"Lima menit lagi kita pulang," pungkas Reindhard kemudian berjalan memasuki halaman rumah sederhana itu.

Kaki jenjang lelaki itu berhenti di depan pintu bercat cokelat yang sedari tertutup rapat, seolah tak ada seorang pun di dalamnya. Telapak tangan Reindhard terangkat untuk mengetuk pintu tersebut namun niatnya ia urungkan saat melihat pintu itu terbuka menampilkan sosok yang selama ini jarang mereka lihat.

"Mau apa lo semua?" tanya Langit sekilas melirik ke arah Ando dan yang lainnya.

"Kita mau ke Mandalika Circuit. Lo mau ikut?" Kepala lelaki itu menggeleng membuat Reindhard menaikkan satu alisnya.

"Kenapa?" tanyanya datar.

"Gue sibuk," ujar Langit membuat Reindhard menatapnya serius.

"Sibuk apa emang?" Itu bukan suara Reindhard melainkan suara Angga.

Entah sejak kapan ketujuh lelaki itu berkumpul di belakang Reindhard. Yang pastinya saat ini Langit, selaku pemilik rumah tersebut tengah di kepung oleh sahabat-sahabatnya.

"Kemana aja lo?" tanya Ando dengan tangan yang di masukkan ke dalam kantung celananya.

Rajen menyandarkan tubuhnya di pilar teras rumah Langit sembari berkata, "Kalau ada apa-apa cerita, jangan di pendam sendiri."

"Kita udah kenal dari lama, Lang. Lo gak biasanya kaya gini." Geral berkata dengan nada rendah, "Udah tiga bulan lo masuk sekolah bolong-bolong. Dan sejak dua minggu ini lo jarang masuk sekolah, lo juga menjauh dari kita semua."

"Lo harus ingat kalau kita semua termasuk keluarga lo juga. Jadi kalau lo ada masalah lo bisa cerita ke kita," sahut Raden.

Nafil berjalan mendekati Langit. Lelaki itu berdiri tepat di hadapan sahabatnya, raut wajah datar keduanya beradu dalam sebuah tatapan teduh yang terkesan tajam jika orang-orang melihatnya.

"Gak mau cerita?" tanyanya membuat Langit berdecak kemudian mengembuskan napasnya.

Ia berjalan mendekati kuris di samping Ando. Lelaki itu mempersilahkan sahabat-sahabatnya duduk di kursi depan yang ada di teras tersebut, sebagian dari mereka memilih untuk bersandar di pilar teras itu karena tempat duduk yang tidak cukup.

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang