45. Pengkhianatan

9.6K 628 29
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


45. PENGKHIANATAN

Tidak semua teman dapat di percaya karena mereka masih punya teman selain dirimu-Auristella Queenzee F.D

***

Auris menatap ibunya dalam diam. Gadis itu sesekali menatap Alen dan Ditto yang fokus kepada kegiatan mereka masing-masing, ia kemudian duduk di samping Aurel-kembarannya itu sibuk membaca buku yang ia belikan sewaktu di Spanyol.

"Mom, Zee mau tanya sesuatu boleh?" tanya Auris membuat Ara yang sedang memasukan bunga mawar ke dalam vas berhenti.

Wanita itu menatapnya seraya berkata, "Mau tanya apa, Zee?"

"Siapa Ansel?"

Alen yang baru saja akan menyesap kopinya itu berhenti kala lidahnya terkena panas kopi itu. Ia menatap Auris dengan ekspresi terkejut bahkan Ara yang mendengar itu pun tertegun saat mendengar nama yang di sebutkan Auris.

"Kenapa dengan dia, Zee?" tanya Alen. Wajah pria itu datar ketika menatap Auris.

"Dia punya masalah denganmu? Apa kau pernah bertemu dengannya?" tanyanya lagi.

Auris menggeleng, gadis berkata, "Ini soal foto yang Zee temuin beberapa bulan lalu. Ada dua foto, satu yang-

Drtt... Drtt...Drtt...

Suara dering ponsel membuat Auris menutup bibirnya rapat, gadis itu menatap layar ponsel yang menampilkan nama seorang lelaki di sana, ia berdecak kemudian berdiri dan mengangkat telepon itu.

"Tunggu sebentar gue sibuk," ujarnya dingin.

Seseorang di seberang sana tampak berdecak kesal, "Sibuk apa, sih? Dari kemarin lo sibuk terus, lo sendiri yang bilang kalau hari ini mau-"

"Oke, jemput gue sekarang. Jalan bunga intan permata nomor 42."

Auris mematikan sambungan telepon, ia berdecak kesal sebab lelaki yang tadi menelpon sangat tidak sabaran, walaupun dirinya yang mengajak duluan sebagai tanda permintaan maaf serta karena rasa malas Auris yang terus terusan di hantui panggilan berkali-kali lelaki itu.

"Mau ke mana?" tanya Alen. Pria itu menatap Auris yang mengambil jaktenya.

"Pergi sama teman," ujarnya.

Alen mengembuskan napasnya pelan, pria itu mencoba menormalkan dirinya agar tenang, ia berkata, "Baiklah, hati-hati."

Aurel menatap Auris yang berjalan meninggalkan mereka. Gadis itu menatap Alen penuh tanya sambil berucap, "Memangnya Ansel itu siapa?"

Ara memejamkan matanya seraya mengembuskan napasnya pelan, wanita itu menatap Aurel yang menatapnya penuh tanya. Sementara Alen sibuk menormalkan dirinya agar tidak melepaskan emosinya kepada Aurel.

"Tidak tahu, jangan sebut nama orang tidak di kenal tidak sopan."

Ditto menatap Alen kala mendengar pria itu berkata dengan memasang raut wajah datar pada Aurel-membuat gadis itu spontan mengangguk karena takut. Sedari tadi ia terdiam mendengarkan perkataan Auris, tidak ada satupun dari dalam dirinya niat membuka suara selain memperhatikan mereka semua dengan senyum penuh arti.

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang