60. Hal Mengejutkan

12.2K 680 71
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


60. HAL MENGEJUTKAN

Terkadang beberapa orang penting di sekitar kita adalah musuh kita sendiri-Auristella Queenzee F.D

***

Cleo berjalan cepat menuruni tangga. Wanita berkepala tiga itu menatap suaminya dengan serius meski terlihat sedang buru-buru. "Arsen tunggu," panggilnya cepat membuat pria itu menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu.

"Siapa yang mengajarimu memanggil nama seperti itu," geram Arsen. Ia tidak suka Cleo menyebut namanya, sebab itu tidak sopan dalam hubungan rumah tangga.

"Sorry honey, I want to tell you something important."

Wajah Arsen berubah serius kala mendengar itu. Satu alisnya terangkat meminta jawaban dari istirnya sembari berkata, "Tell me, what is it?"

"Aku bertemu-"

Cleo kembali mengantupkan mulutnya kala dering ponsel Arsen berbunyi. Lelaki itu menatap ponselnya datar, sepetinya ia memang harus pergi sekarang.

"Kita bicara nanti, Ansel sudah menungguku." Arsen mengalihkan pandangannya kepada Nafil, lelaki itu sudah siap dengan pakaian serba hitamnya. "Setelan yang keren, son. Kita harus ke markas sekarang, om Ansel sudah menunggu."

Cleo menatap sepasang ayah dan anak itu binggung. Tidak biasanya Arsen membawa Nafil pergi bersamanya. "Ada apa ini? Kenapa buru-buru sekali?" tanyanya.

Nafil menoleh menatap ibunya kemudian menatap ayahnya datar. Ia tidak menjawab dan meminta sang ayah menjawabnya lewat tatapan.

"Kami harus ke markas, Ini sudah waktunya anak kita mengenal lingkungan ayahnya," balas Arsen yang peka dengan tatapan Nafil.

Mata Cleo membulat wanita itu menggelengkan kepalanya tak setuju, namun keduanya sudah berjalan memasuki mobil. Tatapannya menatap keduanya datar, seperti tidak terima namun harus percaya jika suaminya itu dapat melindungi putra semata wayang mereka.

***

Auris menatap Ellen datar. Gadis itu tidak berhenti memuji dirinya selama persidangan di mulai tadi. Bahkan saat mereka tiba di mansion pun mulut gadis itu masih setia menjelaskan bagaimana memukaunya dirinya.

"Sumpah, ya, lo itu keren banget. Emang gak salah pilih teman gue." Ellen menatap Auris kagum. "Gak sia-sia lo ngilang tiga bulan, bukti-bukti yang lo kumpulin kuat banget."

"Iya, lah, Auris gitu loh," seru Kanaya tak kalah kagum.

"Kalau boleh jujur gue masih gak nyangka kalau Angga pelakunya," sahut Chandra sembari meminum minuman yang sudah di sediakan.

Geisha mengangguk setuju. "Gue pikir walaupun Angga orangnya emosian dia gak bakal ngebunuh orang. Ya, walaupun dia kalau marah serem, sih. Tapi itu itu udah kelewat banget, kasihan keluarganya, apalagi Elia, dia lagi hamil muda takutnya kenapa-kenapa karena banyak pikiran," timpalnya.

"Iya, sih. Gue ingat jelas ekspresi kecewanya Raden tadi, matanya nyorot Angga tajam, apa lagi Ayahnya. Gue rasa mereka emang bener kecewa," ucap Ellen, ingatannya kembali membawa pikirannya ke persidangan tadi.

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang