Sasuke memberikan kode pada Suigetsu yang hingga kini masih diam tanpa mengucap sepatah kata. Ia tak mengerti apa yang terjadi, tapi Suigetsu terasa aneh malam ini.
"Kau akan bicara atau aku akan pulang."
Suigetsu menghela napas. "Sasuke, kita harus pindah tempat sekarang atau aku hanya akan memberikan buktinya padamu lalu pulang."
Sasuke mengangkat sebelah alis, "Kau merekam suatu konversasi mereka?"
"Tentu saja. Kaupikir, aku mau terlibat masalah ini tanpa bukti? Oh, ayolah... jangan berpikir aku ini sukarelawan. Aku tidak ingin sesuatu berbahaya mengintai keluargaku setiap hari,"
Sasuke menyeringai. "Bagus."
Suigetsu lalu mengeluarkan cip asli berisi rekaman pendek tentang pembicaraan semalam. Ia sudah meng-copy-nya menjadi beberapa file lalu memindahkan aslinya ke dalam situ. Ini bisa memudahkan apa pun jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
"Ini yang asli?"
Suigetsu mengangguk. "Semua sudah kukopi ke dalam situ. Termasuk beberapa video lama yang dulu selalu kalian inginkan."
Sasuke mendengus.
"Sudah ya, aku pulang." Suigetsu beranjak dan ingin berbalik keluar bar.
"Apa yang membuatmu pergi secepat ini?" tukas Sasuke, membuat Suigetsu berhenti. "Kau bilang ingin menceritakannya tapi malah hanya memberi bukti. Sebenarnya ini sudah cukup, tapi kau tampak aneh,"
Suigetsu kembali pada Sasuke lalu berbisik pelan dekat telinganya. Sasuke merasakan ketegangan dari ucapan Suigetsu. Ia tahu, dirinya membawa satu temannya lagi dalam masalah ini. Dan ia tahu, ini kesalahannya.
Sasuke membiarkan Suigetsu pergi setelah mengucap terima kasih. Ia lalu terdiam memandangi cip di tangannya. Mengambil dompet cokelat dalam saku, lalu menaruh cip tersebut. Sebelum itu, ia sudah menyiapkan kunci pengaman pada dompet seumpama ada copet atau seorang bayaran yang disuruh mengambil bukti kecil itu.
*****
Mansion Uchiha, Tokyo, 3 Mei 2016 {8.58 p.m}Sarada berputar-putar di ruang keluarga. Ia bosan. Malam-malam sendirian tanpa ditemani siapa pun di rumah membuatnya bebas melakukan apa pun, bahkan hal memalukan seperti berteriak kesetanan tanpa memikirkan sifat anggun perempuan keluarga Uchiha pun, ia lakukan.
"Ah, kepalaku jadi pusing."
Sarada berhenti seraya menyentuh kepalanya erat. Ia duduk di salah satu sofa yang hanya muat untuk satu orang. Kakinya tersandung kaki meja di depan sofa tatkala pandangannya masih berkunang-kunang akibat dari berputar-putar tadi.
"Uh, menyebalkan!" rutuknya pada kaki meja yang tak bersalah.
"Dasar bodoh!"
Sarada menoleh ketika suara seorang pria memasuki indra pendengarnya. Ia merasa malu saat Sasuke berjalan ke arahnya dengan tatapan datar.
"Apa yang kaulakukan, hm?" tanya Sasuke lembut.
"Em, aku hanya merasa bosan dan-,"
"Dan berputar-putar?" Sasuke memotong ucapannya. Sarada mendengus. "Kenapa tidak melakukan hal lain? Apa kau tidak mengerjakan tugas sekolah?"
"Tidak ada tugas. Lagi pula kenapa papa pergi di saat mama memiliki shift malam hari ini?"
"Papa ada urusan di luar."
"Papa selalu punya urusan."
"Ya, papa orang dewasa."
"Tapi papa selalu sibuk. Itu menyebalkan tahu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Feeling ✔
FanfictionTinggal dalam satu atap, berbagi kehangatan keluarga satu sama lain selama hampir seumur hidup. Bagaimana kisah mereka? ~Complicated Feeling~ Hidup bersama sedari bayi sampai usia dewasa, Boruto dan Sarada tentu saling menyayangi satu sama lain. Nam...