52. Familiar Experience

554 85 43
                                    

Mobil milik Uchiha Sasuke keluar dari garasi, segera pergi menjauh tatkala sang sopir keluarga mendapat amanat untuk menjaga dan mengantar tamu yang diundang si tuan rumah untuk kembali ke rumahnya dengan aman.

Sarada memanyunkan bibirnya, namun tetap diam memandangi pagar yang telah ditutup beberapa detik lalu, tanpa menyadari kalau Boruto di sisinya telah lama masuk ke dalam dan meninggalkannya sendirian di depan pintu.

Ayame keluar untuk meminta saran menu makan malam apa yang akan dimasak hari ini padanya. Sarada mengangkat bahu, kontan masuk ke dalam sembari memberi kode pada sang pelayan agar ia sendiri yang akan membantu memasak malam ini.

Hampir satu jam dihabiskan untuk memasak makan malam dan kini empat piring omurice, dua mangkuk sedang sup miso dan satu buah teko keramik berisi teh hijau hangat telah tersaji di atas meja makan.

Sarada meminta salah satu pelayan untuk membantunya merapikan kembali tata letak hidangan sementara ia pergi ke atas untuk menemui Boruto di kamarnya.

Tanpa mengetuk pintu, Sarada masuk ke dalam dan langsung mendapati Boruto yang tertidur dengan keadaan duduk di depan meja belajar.

"Kurasa aku memasak terlalu lama."

Sarada menggeleng sambil berdecak, kemudian mulai menggoyangkan tubuh Boruto, berusaha untuk membangunkannya.

Boruto bangun tak lama kemudian, tepat pada guncangan ketiga dari Sarada yang tampaknya agak kesal.

"Iya, iya ... aku bangun," Boruto menguap, merentangkan kedua tangannya. "jam berapa sekarang? Apa aku melewatkan makan malam?"

"Tidak. Kau tidak melewatkannya, jadi cepatlah cuci muka dan turun sebelum Papa dan Mama pulang."

Boruto menurut, ia menoleh pada jam dinding dekat jendela, lantas beranjak ke kamar mandi. Sementara Sarada mengernyit melihat selembar kertas formulir pendaftaran anggota OSIS di atas meja belajar Boruto ketika lelaki itu pergi. Ia mengambilnya, terdiam dengan raut datar saat membaca sebuah nama di sana.

Boruto ikut OSIS.

Tanpa basa-basi, dengan cepat Sarada menaruhnya kembali sebelum pergi dari sana untuk turun ke bawah dengan perasaan yang dibuat kembali bercampur-aduk tak keruan.

*****
Horikoshi Gakuen, Tokyo, 20 April 2018

"Sepulang sekolah nanti kau akan pergi ke rumah ayahnya Paman Naruto?"

Boruto menatap ke arah jendela, "Ya. Kau mau ikut?" Ia bertanya balik tanpa menghadap pada sang lawan bicara, pandangannya fokus pada bunga-bunga sakura yang berjatuhan di luar, di mana-mana. Semua terlihat dari sana hingga Boruto nyaman terus-terusan memandanginya. "Aku juga mungkin akan menginap dua hari di sana,"

Sarada menggeleng. "Tidak."

Keduanya diam. Tak ingin kembali melanjutkan konversasi dan hanya berbicara pada diri sendiri di dalam hati.

Sarada dengan rencana dan pikirannya yang kini akan berfokus hanya pada sekolah, kegiatan OSIS dan teman-temannya. Ia tersenyum lembut memandangi seluruh kelas, menikmati keramaian yang tercipta dari suara-suara berisik sepenjuru kelas.

Sementara Boruto, hanya bergeming pada dunianya sendiri. Masih memandangi ke luar jendela tanpa berminat untuk ikut nimbrung pada keceriaan kelas. Harinya sejak kemarin-kemarin terasa berbeda. Entah mengapa, ia jadi kurang bersemangat menjalani aktivitas dan ia bingung, pada Sarada yang berubah akhir-akhir ini. Gadis itu ... seperti bukan Sarada.

Sudah hampir seminggu Boruto merasakannya dan ia kini menyadari kalau saudarinya sekarang lebih giat belajar dibanding sebelumnya. Dan yang menyebabkan Boruto gundah selama ini adalah ketika Sarada menjadi sedikit enggan padanya, entah di rumah atau di sekolah. Boruto merasa kalau ada sesuatu yang telah terjadi padanya, apalagi perubahan itu terjadi dan terlihat secara signifikan setelah Sarada berjam-jam berada di ruang kerja Sasuke minggu lalu bersama-tentunya-Sasuke dan Sakura di dalam.

Complicated Feeling ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang