Hampir dua minggu dirawat di rumah sakit, Boruto dan Sarada kini telah pulang ke rumah dan mulai menjalani kegiatan sekolah sehari-hari seperti biasa.
Kini, setelah memasuki tahun ajaran baru, Boruto akan pindah lagi ke rumah Uchiha setelah kurang lebih satu tahun hidup bersama keluarga Uzumaki.
Boruto telah mengambil seluruh barang-barangnya dari rumah Uzumaki dan ia sempat menagih utang pada Naruto yang pernah berjanji akan membawanya ke rumah ayahnya.
Tentu saja Naruto yang baru keluar gerbang dan akan mengantar Boruto ke mansion Uchiha hanya bisa tergelak tak percaya kemudian berkata ia akan membawa Boruto suatu hari nanti setelah semuanya membaik atau paling tidak saat Boruto liburan sekolah.
Boruto hanya mendengus malas kemudian mengangguk sambil sedikit menekan Naruto agar ia benar-benar menepati janjinya kali ini. "Ya, ya. Aku berjanji." kata Naruto sambil terkekeh kecil, namun serius.
Boruto tersenyum. Ia kemudian berbalik, menemukan Hinata dan Himawari yang berdiri di ambang pintu.
"Sampai jumpa, Bibi, Hima. Terima kasih untuk satu tahunnya!" Ia menunduk untuk kedua kalinya setelah yang pertama telah ia lakukan di dalam rumah dengan pelukan singkat yang—entah mengapa terasa—mendalam. Boruto melihat tatapan haru di mata Hinata saat ia akan naik motor dengan Naruto yang sudah hampir menancap gas.
"Sampai jumpa!" seru Hinata. Himawari hanya tersenyum tipis, melambai pelan ketika ia mulai menjauh dan hilang di belokan.
Naruto mempercepat laju kendaraan bermotornya. Jujur saja ia agak tidak rela mengirim Boruto kembali dan membiarkan putra pertamanya itu jauh lagi darinya dan Hinata. Tapi, apa boleh buat? Semua sudah direncanakan dan itu semua menjadi yang terbaik khususnya pula untuk Boruto sendiri.
Lagi pula, mereka tidak terpisah selamanya, kan? Masih banyak kesempatan bertemu apalagi setelah Neji bahkan sudah tidak berani bertindak lebih.
Sepanjang perjalanan hanya diisi keheningan. Tak terasa, tujuh ratus meter ke depan mereka akan sampai di mansion Uchiha dan Naruto mengembuskan napas sambil memelankan laju.
"Boruto,"
"Ya?"
"Jaga dirimu baik-baik." ucap Naruto, entah mengapa terdengar terlalu serius bagi Boruto.
"Tentu saja. Itu tidak perlu dikatakan, lagi pula Paman seperti baru saja mengirimku ke sebuah hutan belantara yang mematikan seperti hutan Akihabara, di mana siapa pun yang pergi ke sana tidak akan kembali dengan selamat. Atau paling tidak, ya, mengalami sesuatu yang buruk hingga memaksaku untuk bunuh diri di sana," Boruto tertawa kecil. "jadi, aku ini kembali ke rumahku, jika kau lupa, Paman."
Naruto tersenyum, terkekeh agak kencang namun meringis ketika Boruto menyuarakan kalimat terakhir. "Ya, kau benar." katanya pada akhirnya setelah merasa terenyuh—tertusuk—sejemang.
Mereka sampai setelah beberapa detik berbincang. Naruto segera memarkir motornya di halaman, sementara Boruto turun dan sedikit menolong Naruto untuk membawa barang-barangnya.
Ketika masuk, ia langsung menuju kamarnya dan barang-barangnya dibawa oleh Ayame dan Yamato.
Naruto langsung bergabung dengan Sakura yang hari ini libur bekerja. Wanita Uchiha itu lantas menjamu Naruto dengan teh hijau hangat mengingat waktu masih di pagi hari.
Berbasa-basi sebentar kemudian pada akhirnya Naruto mengusulkan untuk sekolah menengah Boruto nanti. Sakura mengernyit namun agak bingung karena pria di hadapannya ini memberikan seluruh tanggung jawab dan keyakinan bahwa ia dan Sasuke bisa menempatkan Boruto di sekolah yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Feeling ✔
FanfictionTinggal dalam satu atap, berbagi kehangatan keluarga satu sama lain selama hampir seumur hidup. Bagaimana kisah mereka? ~Complicated Feeling~ Hidup bersama sedari bayi sampai usia dewasa, Boruto dan Sarada tentu saling menyayangi satu sama lain. Nam...