2. New Sister

2.6K 241 18
                                    

Mansion Uchiha, Tokyo, 29 Mei 2007 {9.30 a.m}

Boruto bermain air di kolam belakang rumah, ia terus berteriak memanggil Sarada yang tak menghiraukannya.

Sarada saat ini tengah bermain dengan mainan memasaknya, ia berniat melakukan pesta teh dengan boneka-boneka miliknya. Mungkin ia juga akan mengajak Boruto jika bocah laki-laki itu mau ikut bermain.

"Hei... Daripada main boneka, lebih baik kita berenang, Sarada,"

"Aku tidak mau berenang!" ucap Sarada sambil menggeleng. "Ayo kita buat pesta teh saja, Boruto,"

"Hm?" Boruto mengerutkan kedua alis, baru kemarin Sarada membuat pesta teh dengan boneka-bonekanya dan hari ini mau melakukan hal itu lagi? "Aku tidak mau ikut. Itu membosankan tahu."

"Ya sudah kalau tidak mau."

Sarada bersikap acuh, sedangkan Boruto dengan gengsinya yang tinggi hanya sesekali melirik keseruan Sarada. Dia laki-laki! Tak mungkin menyukai permainan untuk perempuan, tapi nyatanya Boruto selalu penasaran dengan permainan Sarada.

"Aku mau main di luar saja." gumam Boruto, ia beranjak dari pinggir kolam.

"Mau ke mana?" tanya Sarada, lembut.

"Ke rumah Shikadai, kau mau ikut? Kalau mau, kau bisa mengajak Chouchou," saran Boruto. Sarada mengangguk.

Sarada segera merapikan mainan-mainannya, ia menyusul Boruto yang berjalan di depannya.

Mereka masuk ke dalam, bermaksud mencari Sakura atau Sasuke untuk meminta izin. Mereka sedikit kesulitan saat tak menemukan kedua orang tuanya di mana pun. Dan akhirnya memutuskan untuk berpencar, mengingat mansion Uchiha itu sangatlah luas.

Sarada berjalan di antara lorong-lorong gelap, tempat yang menghubungkan ruang utama lantai dua dengan ruang kerja sang Papa. Ia berhenti ketika mendapati pintu ruangan itu tertutup rapat dan terkunci dengan sidik jari.

Menghela napas, gadis kecil itu berjalan ke kanan dan memasuki lorong kamar-kamar yang entah untuk apa. Ia mendengar sesuatu, suara seseorang. Oh itu suara Mamanya! Sarada mengintip sedikit dan melihat Sakura yang tengah menelepon seseorang.

Sakura masih dalam panggilan, ia tersenyum dan sesekali menghela napas dalam.

"Kabar Boruto dan Sarada baik-baik saja. Tapi—," ucapan Sakura terpotong, ia telah membuat orang di seberang panggilan menjadi khawatir.

"Kertas itu ... kemarin Boruto mengambilnya,"

"Ah, sudahlah Hinata. Lagi pula, mereka belum mengerti, kan?"

"Oh iya, bagaimana kabar bayimu? Siapa namanya?" Sakura berujar riang.

"Himawari?"

"Wah, nama yang indah! Aku yakin, anak itu akan menjadi anak yang cantik dan ceria, sama seperti arti namanya."

"Hm, sama seperti kakaknya, Himawari pasti menjadi anak yang periang,"

"Jika Boruto tahu, pasti dia sangat senang punya adik baru!"

"Hm, ya,"

"K-kau ... kau pindah lagi ke Tokyo? Tapi, bagaimana dengan orang-orang itu?" Raut wajah Sakura menjadi khawatir.

"Hm. Baiklah kalau begitu. Besok, Sasuke dan Kak Itachi ingin menemui kalian, ah, aku rasa Naruto... Kau masih harus istirahat," katanya sambil tertawa. Sakura baru mengingat tentang kejadian kemarin bahwa Sasuke berkata akan bertemu Naruto.

"Ya, kau mau bertemu Boruto?"

"Baiklah, mungkin minggu depan. Sampai jumpa Hinata."

"Hm."

Complicated Feeling ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang