Mansion Uchiha, Tokyo, 28 Mei 2007
"Mama..."
"Mama, Boruto mengambil bonekaku!" teriak Sarada.
"Boruto, jangan mengganggu Sarada, kau main mobil-mobilanmu saja." teriak Sakura dari arah dapur.
Boruto, bocah laki-laki berusia empat tahun itu hanya cengengesan sambil memegang boneka beruang berwarna cokelat di tangan kanannya.
Ia menjulurkan lidah pertanda mengejek pada Sarada. Sarada kesal, ia mengejar Boruto dan terus berteriak memanggil Mamanya.
Boruto berlari ke arah pintu utama yang terbuka, lalu berhenti saat tubuhnya menabrak sosok pria dewasa yang memandangnya dengan tersenyum. "Paman?"
Pria yang dipanggil paman oleh Boruto itu menunduk dan mengusap kasar rambut kuning milik Boruto, ia mengalihkan pandangan ke arah gadis kecil di belakang Boruto yang tengah terengah-engah dengan wajah emosi.
"Hai," sapa pria itu.
"Paman Itachi?"
Itachi tersenyum lalu mengacak surai raven Sarada, ia lalu membawa kedua keponakannya itu ke dalam pelukannya.
Setelah melepaskan pelukan singkat itu, ia menatap keduanya dengan lembut, "Di mana Papa dan Mama kalian?" tanya Itachi.
"Mama di dapur, Papa di kamar. Aku akan memanggil Mama." kata Sarada, ia segera pergi meninggalkan Itachi dan Boruto.
Boruto pun tak mau kalah dari Sarada, ia memiringkan kepala. "Kalau begitu, aku akan panggil Papa." katanya, lalu pergi, masih memegang boneka beruang milik Sarada.
Itachi menghela napas lalu tersenyum gemas. "Lucu sekali mereka." gumamnya.
"Kakak?"
Suara lembut seorang wanita memenuhi indra pendengaran Itachi, Itachi menoleh. "Sakura, apa kabar?"
"Baik, bagaimana kabarmu?" kata Sakura, ia berjalan menghampiri Itachi, "Ayah dan Ibu?"
"Aku baik, ayah dan ibu juga."
"Syukurlah kalau begitu." Sakura mengajak Itachi duduk di sebuah sofa berwarna putih gading dengan sedikit corak garis hitam tipis-tipis. "Silakan duduk." kata Sakura.
Sarada berlari ke arah tangga saat melihat Papanya dan Boruto turun, gadis kecil itu langsung mengejar Boruto yang kabur ke atas.
Sasuke, Sakura dan Itachi menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah mereka berdua dan membiarkan mereka kejar-kejaran, mungkin sampai salah satu dari mereka ada yang menangis.
"Kakak, apa kabar?" tanya Sasuke, pria itu menghampiri sang kakak dan duduk tepat di depannya.
"Baik, kau sendiri?"
"Yah, seperti yang kau lihat," kata Sasuke, mengendikkan bahu.
"Kau tampak kurus dan kurang sehat. Aku yakin Sakura mengurusmu dengan baik, tapi kau malah sebaliknya." sarkas Itachi.
"Sialan kau!"
Sakura tertawa melihat keakraban kakak-adik itu, ia menaruh sepiring kue kukis cokelat di atas meja lalu kembali ke dapur, berencana untuk membuat minuman.
Itachi menatap intens pada kertas di atas meja sambil menggigit kukis, ia mengambil kertas itu dan membaca isinya dengan raut muka sedikit terkejut. Itachi melambai ke arah Sasuke dan sedikit membuat wajahnya seperti mengatakan sesuatu.
Sasuke melihat apa yang dipegang Itachi dan membelalak kala sadar tentang kertas itu. Lantas, mengambilnya dari Itachi.
"Ceroboh." kata Itachi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Feeling ✔
FanfictionTinggal dalam satu atap, berbagi kehangatan keluarga satu sama lain selama hampir seumur hidup. Bagaimana kisah mereka? ~Complicated Feeling~ Hidup bersama sedari bayi sampai usia dewasa, Boruto dan Sarada tentu saling menyayangi satu sama lain. Nam...