4. Meet?

1.9K 208 30
                                    

Tokyo, 6 Mei 2007 {10.36 a.m}

Jalanan terlihat lengang di luar sana, rintik hujan tipis-tipis mulai membasahi bumi disertai beberapa kilat yang muncul pada cakrawala.

Helaan napas keluar dengan iringan uap hangat yang melayang di udara secara teratur. Hinata mengusap pelan kepala bayi dalam gendongannya. Ia khawatir anaknya itu kedinginan begitu dirinya juga merasa dingin.

"Ke mana Sakura? Kenapa dia lama sekali?"

Sudah sekitar empat puluh menit wanita itu menunggu sang teman yang masih belum juga menampakkan batang hidungnya. Mereka memang berniat bertemu setelah dua tahun berpisah.

Hinata memandang sekitar, ia rasa tempat itu tidak cukup ramai dan sangat aman jika saja orang-orang itu mengikutinya, ia bisa melihat dengan jelas di mana orang-orang itu bersembunyi. Ah, ia tidak peduli akan hal itu lagi, yang terpenting, hari ini ia akan bertemu putra sulungnya.

Seulas senyum terbit di wajah Hinata saat membayangkan pertemuannya dengan Boruto sebentar lagi.

"Hai, sudah lama tidak berjumpa,"

Seseorang dengan mantel berwarna cokelat muda membuyarkan lamunannya, orang itu mengusap kepala bersurai merah mudanya yang sedikit basah, satu tangannya masih menggenggam tangan mungil seorang bocah laki-laki -—dengan mantel biru tua— yang terdiam dengan wajah polos.

"Ah, Sakura?"

Sakura tersenyum, "Bagaimana kabarmu, Hinata?"

"Aku baik. Kau sendiri?"

"Syukurlah, aku juga baik. Ah, dia Himawari?"

Hinata megangguk sambil menunduk melihat bayi dalam gendongannya, setelah itu pandangannya tertuju pada Boruto yang dibawa Sakura barusan. Dia bersyukur ternyata anak sulungnya itu sehat-sehat saja dan tumbuh menjadi anak yang kelihatan baik dan penurut.

"Sudah lama ya kita tidak berjumpa," kata Sakura.

"Hm. Iya, duduklah Sakura," Hinata mempersilakan Sakura duduk di kursi di hadapannya dengan satu tangan. Hinata memerhatikan Boruto yang ikut duduk di samping Sakura, ia tersenyum.

"Ini Boruto?" tanya Hinata, berpura-pura.

"Iya," Sakura menoleh ke samping sambil mengusap bahu Boruto, "Hei, beri salam padanya, Boruto,"

Boruto menatap Hinata malu-malu. Ah, Hinata jadi teringat pada dirinya sendiri dulu. "Hai, aku Hinata. Kau bisa memanggilku Bibi Hinata," salamnya, mendahului Boruto yang tampaknya masih bingung harus memanggil dengan sebutan apa.

"Hai Bibi," Boruto tersenyum kecil. Ia memutar pandangan pada seorang bayi dalam gendongan Hinata. Hinata paham arah pandangan dan pemikiran Boruto. Lantas menurunkan sedikit timangannya. "Dia Himawari, mau melihatnya?"

Boruto beranjak dan berjinjit untuk melihat bayi kecil bernama Himawari itu dari gendongan Hinata. Sekilas pikiran dan perasaan aneh muncul dalam dirinya saat melihat wajah bayi perempuan itu. Dua garis pada pipi Himawari mengingatkan dirinya dengan dua garis di pipinya yang tampak sama.

Spontan, Boruto menyentuh pipinya sendiri kemudian mengerjapkan kedua mata kala Himawari sedikit melenguh dalam tidurnya yang agak terganggu.

"Lucu." gumam Boruto.

Sakura dan Hinata menoleh kaget lalu tersenyum bersamaan dengan Boruto yang menoel pipi Himawari, pelan.

"Kau tidak membawa Sarada?" tanya Hinata, membuyarkan lamunan Sakura yang masih tersenyum memerhatikan Boruto.

"Tidak. Sarada tidak mau ikut, katanya dia ingin bersama Papanya, ini hari Minggu jadi dia ingin menghabiskan waktu saat Sasuke libur."

"Oh begitu," Hinata mengangguk mengerti.

Complicated Feeling ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang