Tumpukan berkas usang itu diketuk-ketuk berkali-kali menggunakan sebatang rokok yang nyaris habis. Puntungnya yang terbakar nyaris mengenai map kertas paling atas dan barangkali bisa saja membakar semuanya.
"Kau akan membakar semua itu jika tidak segera membuang puntung sigaret sialan itu dari tanganmu,"
Tangannya menjauh, diangkat hingga ke belakang kepala. Napasnya dibuang keras dengan suara malas.
"Jadi, ini sudah semua?"
"Hm. Kita sudah melakukan yang terbaik," Temari menyusun kembali tumpukan berkas itu untuk diambil dan disimpan di dalam lemari.
"Suigetsu harusnya tak melakukan itu," gumam Shikamaru. Temari berhenti sejenak, menatap suaminya skeptis. Shikamaru kemudian menghela napas, semerta-merta kembali mengisap puntung rokok yang sebentar lagi habis. Lantas membuangnya setelah dua kali isapan. "satu tahun yang lalu,"
"Apa yang dialakukan?" tanya Temari, intens.
"Kurasa ini akan panjang, tapi, aku bahkan belum menemukan jawabannya,"
"Kau melihat apa?"
Shikamaru melambai-lambaikan tangannya. "Kau ingat pesta malam natal Desember 2017 di mansion Sasuke?"
Temari mengangguk, ia duduk kembali menghadap suaminya. Berkas-berkas yang ia bawa ditaruh kembali di atas meja.
"Suigetsu menelepon seseorang, ia ditemani istrinya saat itu. Aku melihat gelagatnya yang tidak biasa. Aku langsung menghampiri dan mengejutkan mereka kemudian mengatakan bahwa Sasuke tidak akan membiarkan ia dan keluarganya mendapatkan imbas karena telah terlibat masalah mereka," kata Shikamaru.
"Kau pasti berkata begitu hanya untuk mendapatkan informasi lain yang lebih jelas, kan?"
Shikamaru mengangguk. "Aku menyuruhnya kembali menikmati pesta dan melihat apa lagi yang akan ia lakukan. Hingga akhirnya mendapatkan kesimpulan saat ia mabuk,"
"Apa itu?" Temari mengatup kedua telapak tangannya erat-erat. Takut-takut bahwa Suigetsu benar-benar melakukan sesuatu yang membuat semuanya jadi kacau atau kata lainnya adalah ... dia berkhianat dari Sasuke.
"Dia dapat ancaman dari Neji dan aku sudah menebak itu dari awal. Kukira ia ketahuan dalam membantu Sasuke, tapi ternyata selama ini ia yang menyembunyikan semuanya dari Sasuke dan Naruto, karena ia bekerja sama dengan Hyuuga Hiashi sejak dulu."
Deg.
"A-apa katamu?" Suaranya tersendat, Temari masih tak percaya perihal kalimat yang diucapkan sang suami.
"Ya ... mau bagaimana lagi? Kita akan membicarakan ini dengan baik pada mereka. Untung saja pada rapat terakhir mengenai masalah Himawari waktu itu Suigetsu tidak ikut, aku sangat bersyukur karena bisa saja ia memberikan informasi pada Hiashi lagi dan mengacaukan semuanya." kata Shikamaru, terdengar helaan napas lega dari suaranya.
"Tapi, aku tak yakin Naruto dan Sasuke bisa menerima semua ini,"
"Ya, memang tidak,"
"Ini semakin rumit,"
"Kau benar, tapi yang jelas, kita sudah mendapatkan semua bukti. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk semuanya, dan sekarang malah menambah satu orang pengkhianat. Kita akan membereskannya."
*****
Horikoshi Gakuen, Nakano-city, Tokyo {8.30 a.m}"Yah, sekarang semuanya sudah nyaman, kan?"
Hatake Kakashi, seorang guru veteran yang telah lama bekerja di SMA terkenal itu sekonyong-konyong tersenyum simpul di balik masker hitam yang ia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Feeling ✔
FanfictionTinggal dalam satu atap, berbagi kehangatan keluarga satu sama lain selama hampir seumur hidup. Bagaimana kisah mereka? ~Complicated Feeling~ Hidup bersama sedari bayi sampai usia dewasa, Boruto dan Sarada tentu saling menyayangi satu sama lain. Nam...