4. TAXI

915 131 48
                                    

"Oke, jadi apa yang harus gue lakukan di sore yang cerah ini?" gumam Melisa sembari memperhatikan jalanan di depan kamarnya.

"Beres-beres udah. Tadi gue juga udah tidur beberapa jam. Makan? Nah iya makan! Mari mulai mengelilingi negara ini sendirian!" 

Gadis itu tersenyum sumringah kemudian mulai bersiap-siap dan keluar dari tempat tinggalnya dan memberhentikan TAXI yang kebetulan lewat di jalanan yang cukup ramai itu. 

"Mau ke mana, Nona?" Tanya sang supir ramah. Melisa menghadap ke supir itu kemudian menggeleng tak tahu.

"Terserah bapak saja. Yang penting bawa saya ke tempat di mana saya bisa makan enak di negara ini." Jawab Melisa sembari terkekeh.

Supir itu tampak berpikir. "Tempat makan di Korea banyak, nona. Mungkin ada tempat makan yang ingin nona kunjungi?" Ucapnya kemudian.

"Hmm, karena ini pertama kalinya saya ke Korea, saya belum tahu banyak Pak. Bukan, maksud saya, saya belum tahu apa-apa tentang negara ini." Melisa menggaruk kepalanya malu. Bodoh memang pergi ke negara orang tanpa ada yang menemani. 

TAXI belum juga berjalan, Melisa memegang dagunya guna berpikir. Kemudian suatu ide muncul di kepalanya yang membuat gadis itu yakin untuk mengutarakannya pada sang supir TAXI.

"Begini saja, bapak bawa saja saya ke salah satu tempat makan yang bapak rekomendasikan. Terserah deh, di mana aja." Ucap Melisa sembari menjulurkan jempol tangannya. 

Sang supir kembali berpikir, menghela napas pelan, kemudian mengangguk.

Saya ngapain ya semalam, sampai dapat penumpang seperti dia? 

Sang pengemudi mulai menjalankan taxi tersebut, dan Melisa yang tengah excited  itu melihat pemandangan jalanan kota Seoul. 

Tak berselang lama, TAXI yang ditumpangi Melisa berhenti di suatu restoran sederhana yang sepertinya akan menjadi rekomendasi dari sang pengemudi TAXI untuk Melisa.

"Ongkosnya berapa, Pak?" Tanya Melisa sembari mengeluarkan dompet dari dalam tasnya.

"Sudah tertera di layar ini, Nona." Jawab sang supir sembari menunjuk layar yang menunjukan biaya yang harus dibayar oleh Melisa.

Melisa mengangguk lalu mengeluarkan 1 lembar uang bernilai 5000 Won. Sang supir TAXI tampak bingung melihat yang dilakukan Melisa.

"Ini ongkosnya, Pak." Ucap Melisa sembari menyerahkan selembar uang tersebut. Sang supir menggaruk tengkuknya sambil menyengir lalu menggeleng.

"Hmm, maaf Nona. TAXI saya tidak menerima uang cash, saya hanya menerima pembayaran melalui kartus transportasi. Apa Nona memiliki kartu tersebut?" Ucap sang supir ramah.

Melisa terdiam. Benarkah seperti itu? Mampus. Ia tak pernah tahu tentang hal ini sebelumnya. Kini giliran Melisa yang menyengir sembari menggaruk kepalanys bingung.

"Maaf, Pak. Saya tidak tahu akan bal itu. Tapi, apa saya bisa membayar cash saja? Oh atau saya bayar lebih?" Tanya Melisa seenaknya. Sang supir tampak berpikir.

"Ayolah Pak. Saya di sini tourist, jadi saya tidak tahu apa-apa tentang negara ini Pak," ucap Melisa lagi sambil menatap sang supir dengan harapan penuh.

"Bagaimana jika begini, selama saya di Korea, Bapak menjadi supir pribadi saya? Tapi tidak dalam bentuk TAXI. Saya akan membelikan Bapak mobil pribadi. Apa bapak berkenan?" Tawar Melisa lagi dan lagi.

Siapa yang tidak mau dengan tawaran itu? Sang supir mengangguk pelan lalu bertanya.

"Kalau boleh tahu Nona di Korea berapa lama?" Tanya sang supir sambil menerima selembar uang tadi.

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang