67. Apa-apaan sih?

160 25 2
                                    

ALOOOHAAA YEOROBUNDEUL!!

Balik lagi nich di channel aku pada hari Jum'at yang berbahagia ini! Seneng deh teriwiks apdetnya teratur begini.

Nah jadi bab ini full of Melisa and Radit ygy. Meng-maap karena aku menonjolkan slice of life Lilis di book ini. Mwehehe

OKEH JADI TANPA MEMPERPANJANG MUQADDIMAH, MARI KITA LANJUT KE BAB KE-67

Melisa kini tengah menunggu di sebuah halte bus yang berada cukup jauh dari tempat tinggalnya. Radit berkata bahwa ia akan menjemput gadis itu malam ini, namun dikarenakan rasa curiganya yang tak ingin Radit tau di mana tempat tinggalnya, ia pun mengirimi alamat halte itu.

Tak lama menunggu, pemuda itu tepat waktu rupanya. Melisa langsung menaiki mobil yang dikendarai oleh Radit kemudian mobil itu melenggang pergi. Selama di perjalanan mereka sesekali bicara mengenai kampus, masalah perkuliahan, cerita-cerita jurusan mereka, tak jauh dari kampus pokoknya.

Beberapa saat kemudian, mereka sampai ke suatu tempat yang sangat ramai akan manusia yang menikmati jalanan malam sembari membeli jajanan-jajanan yang sudah maupun belum terkenal sampai ke luar negeri. Sama halnya dengan yang dilakukan orang-orang itu, Melisa dan Radit pun pergi ke sana dengan tujuan untuk menikmati malam dan jajanan di sini.

Jika kalian membayangkan perjalanan mereka berdua akan terlihat lucu, menggemaskan, dan membaperkan seperti sepasang kekasih yang tengah liburan bersama, pikiran kalian tentu salah. Bisa dibilang hanya Radit yang bersemangat dalam hal ini. Melisa hanya mengikuti pergerakan pemuda itu juga sesekali membalas dan tertawa paksa atas ucapan pemuda itu.

Seandainya Melisa tak tahu bahwa pemuda ini adalah seorang penguntit, ia pasti tidak akan melakukan hal semacam ini. Karena seperti yang kalian tau gadis kelahiran 1 Januari tahun 2000 itu merupakan seseorang yang sangat humble, ramah, tamah, family friendly, dan yah begitulah pokoknya.

Dia tidak akan mungkin menghiraukan seseorang, apa lagi di saat yang harusnya bisa jadi menyenangkan dan membahagiakan serta membaperkan ini. Tapi sayang, Radit tak memikirkan bahwa gadis di hadapannya ini bukan gadis bodoh yang bisa ditipu dengan mudah begitu.

Setelah beberapa saat berjalan dan menikmati jajanan yang disuguhkan di sana, Melisa dan Radit pun akhirnya memutuskan untuk duduk terlebih dahulu di meja yang sudah disediakan sebuah food truck yang menjual berbagai macam minuman hangat, dingin, dan es krim.

Di food truck itu Melisa memesan es krim rasa cokelat dengan berbagai topping yang ia senangi, sedangkan Radit turut memesan menu yang sama dengan yang dipesan Melisa.

Sesaat setelah pesanan mereka tiba, mereka mencicipi hidangan manis nan dingin itu kemudian Radit bertanya, "Lis, lo ganti hape ya?"

Melisa yang sedang akan menyuapkan sesendok es krim ke dalam mulutnya menghentikan pergerakannya sejenak kemudian melanjutkan kembali kegiatannya dan menjawab, "Nggak. Kenapa?"

"Nggak kenapa-napa, sih. Cuma gue ngerasa lo agak slow respon gitu dari kemarin. Biasanya kan lo fast respon gitulho," balas Radit.

"Hubungannya ama gue ganti hape apaan deh?" ucap Melisa masih dengan raut wajah santai sembari memakan es krimnya kembali. Meski rasa takut kembali mendatanginya, ia tak boleh memperlihatkan hal tersebut. Ia pun tak akan menyia-nyiakan es krim lezat yang harganya di atas 100.000 jika dirupiahkan ini.

Radit terdiam sejenak kemudian kembali berujar, "Ya, barangkali lo ganti hape, ganti nomer, terus hape lo yang lama agak terabaikan makanya jadi slow respon gitu."

"Masuk akal juga. Tapi nggak, kok, gue ga ganti hape," jawab Melisa yang jelas ... berbohong. Tepat setelah jam kerjanya kemarin habis, gadis itu langsung membawa dirinya untuk pergi membeli ponsel baru.

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang