24. Notifikasi beruntung

664 91 3
                                    

"Iya sama-sama dan gapapa. Lain kali hati-hati kalo naik-turun tangga. Kasian noh kepala makin gede," ucap Chenle sembari menunjuk benjolan di kepala Melisa.

"Iya, Zhong Chenle." Melisa terus menatap jalanan sampai akhirnya ia teringat sesuatu. "Chenle-ya. Antar aku ke kantor saja, sekalian jemput mobilku yang kamu tinggalin tadi," ujarnya sembari menatap Chenle.

Chenle menghadap ke Noonanya ini kemudian mengangkat alisnya sebelah. "Yakin, Noona? Emang Noona udah stabil? Udah bisa bawa mobil?" tanya Chenle secara runtun.

Melisa tampak berpikir kemudian mengangguk. "Anterin ke kantor aja ya, Le. Nanti kalo Porsche Cayenneku kenapa-napa gimana? Kan bisa rugi besar?" ujar Melisa dengan menekankan 2 kalimat terakhir. Itu kalimat yang diberikan Zhong Chenle kemarin, kan? Iya gapapa membalikkan kata seseorang itu namanya.

Chenle memasang wajah julidnya kemudian mengangguk dan mulai menjalankan kemudi ke tempat yang Melisa minta tadi. 

"Terus ntar Noona aku tinggal di kantor aja?" tanya Chenle setelah melalui keheningan bersama Melisa beberapa saat.

"Iya, abis itu kamu balik duluan aja," jawab Melisa sembali mengambil kunci dari dalam tasnya karena sudah dekat dengan tujuannya.

"Oke deh, hati-hati di jalan ya, Noona. Jangan ngebut, Jangan lupa pakai sabuk pengaman. Aku bukan mengkhawatirkanmu, tapi mobilmu."

"Kurasa aku sudah pernah mendengar atau membaca kalimat itu sebelumnya," gumam Melisa sembari mencoba mengingat kapan dan di mana ia mendengar atau membacanya.

"Itu chat yang kukirim ke Noona kemarin," ucap Chenle yang kini tengah membelokkan stirnya memasuki gedung SM lalu bertanya di mana keberadaan mobil Melisa.

"Ya di mana lagi kalau bukan tempat parkir?" jawab Melisa sambil memasang masker dan topinya lagi karena tadi membuka masternya untuk bernapas dengan santai.

Chenle mengangguk kemudian mengarahkan mobilnya ke tempat yang Melisa sebut. "Nah udah nyampe, Noona langsung tak tinggal gini aja?" tanya Chenle setelah memberhentikan mobilnya tepat di belakang mobil Melisa.

Melisa kemudian mengangguk dan mengatakan terima kasih. Gadis itu kemudian bergerak keluar dari mobil dan berdiri dengan tegak.

Ditutupnya pintu mobil Chenle kemudian berkata, "Kamu pelan-pelan juga bawa mobilnya. Kalau kamu lupa dengan mobil mewah ini rugimu juga akan besar."

Chenle tertawa kemudian mengacungkan jempolnya pada Melisa.

"Dah, balik sana. Langsung tidur," ucap Melisa yang dapat jawaban oke dari tuan Zhong.

"Papaai Noona!" teriak Chenle dari mobil sambil melambaikan tangannya.

Setelah melihat Chenle pergi dari parkiran kantor Melisa kemudian melangkah masuk ke dalam mobilnya kemudian duduk sejenak dulu. Sedari ia jatuh dari tangga tadi sepertinya ia tak melihat hapenya sama sekali.

"Kenapasi chat gue ga ada yang penting njir. Apa kek gitu siapa kek ngechat. Ini Olla Tania mulu, cape ngakak gue kalo chat ama mereka mah," gumam Melisa sambil terkekeh.

Melisa mengarahkan tangannya untuk menekan tombol mati yang ada di samping kanan ponselnya kemudian ...

Ting!

"Selamat notifikasi, panjang umur kamu datang ketika aku hampir mematikan hapeku," gumam Melisa sambil tertawa kecil. Sungguh, notifikasi nin sungguh beruntung karena bisa saja ia tak membaca pesan itu sampai besok. Sungguh kasihan siapapun yang mengirimkan pesan itu jika itu terjadi, haha.

Melisa langsung membuka aplikasi WhatsAppnya lagi kemudian menaikkan alisnya sebelah.

"A Yeong Eonni ngapain ngechan malem-malem gini?" gumamnya ketika melihat nama save-an yang tertera di sini.

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang