41. Kecapean

204 43 4
                                    

HAI GAAAIS! WELKAM BEK TU MAI CENEL. SOOOOOOO.... AKU BACK LAGI SETELAH SATU MINGGU TIDAK HADIR DI LAYAR HAPE/PC/LAPTOP KALIAN. TAPI, KALI INI BENERAN PENDEEEEKKK BANGET. JADI MAAPIN AKU, YA:( BENERAN SEKRG AKU TU LAGI SIBUK BAGAI KUDA BANGET DAN SUSA NYARI WAKTU NULIS HUHUHU.

TAPI NTAR DIUSAHAIN BUAT UPDATE SETIDAKNYA SEKALI SEMINGGU DAH.

UDH SEGITU AJA CURHATNYA. SAMPAI JUMPA DI LAIN KESEMPATAN DAN SELAMAT MEMBACA!!!!!!


"Kemarin adalah kemarin, hari ini adalah hari ini. Kemarin adalah kemarin, hari ini adalah hari ini."

Kata-kata it uterus terlintas dalam pikiran Melisa kala dirinya tengah memperhatikan Ten dan Bada yang tengah berdiskusi mengenai latihan Melisa. Tadi mereka sudah sedikit berbincang mengenai skill dance Melisa. Akan tetapi hasil yang didapat adalah gadis itu belum memiliki skill sedikit pun. Alhasil, Ten dan Bada harus memikirkan cara agar Melisa memiliki kemampuan dasar menari hanya dalam satu pekan ini.

"Kenapa hanya satu pekan ini? Bukankah aku akan berlatih selama kurang lebih dua pekan di sini?" tanya Melisa memulai misinya yang diberikan oleh Moon Gyeong.

"Ah, itu. Selama satu pekan ini, kau akan berlatih sendiri, kemudian setelahnya kau akan berlatih bersama orang lain," jawab Bada tanpa menatap Melisa yang bertanya. Wanita itu sepertinya terlalu fokus untuk berbicara dengan Ten hingga tak sadar akan kalimatnya barusan. Hal itu jelas membuat Ten terkejut. Laki-laki itu sontak menyikut Bada dan memberikan isyarat mata.

Moon Gyeong nggak salah.

Melihat itu Melisa hanya mengangguk dan diam tidak bertanya lagi. Satu pekan lagi ia akan berlatih bersama orang lain? Siapa dia? Tentu saja di dalam lubuk hatinya yang terdalam ia memiliki ribuan pertanyaan mengenai latihannya. Tapi, teori yang diberikan Moon Gyeong jelas benar. Kemarin adalah kemarin, hari ini adalah hari ini. Terbukti dengan tak sengajanya Bada menjawab pertanyaan Melisa tadi.

"Baik, jadi untuk kali pertama ini, kita tidak akan berlatih dengan berat, kau hanya perlu mememperhatikan kami dan setelahnya coba ikuti gerakan kami. Apa kau paham?" jelas Bada yang dijawab anggukan oleh Melisa.

Tak lama setelahnya suara musik mulai bergema memenuhi seisi ruangan. Dua orang yang ditugaskan untuk melatih Melisa kini bergerak dengan gerakan yang Author rasa cukup mudah diikuti walau sebenarnya Author tidak bisa dance. Melisa mengangguk-angguk pelan seolah dirinya mengerti apa yang harus ia lakukan. Setelahnya musik berhenti sesaat dan mulai berbunyi kembali diikuti anggukan kepala Ten pada Melisa.

Gadis itu bergerak dengan canggung mengikuti Ten dan Bada yang kembali bergerak. Tubuhnya yang kaku berusaha sekuat mungkin untuk mengikuti kedua manusia yang jelas sudah pro dalam hal tari menari. Ten berhenti bergerak dan menggerakkan tangan seolah menyuruh seseorang untuk mematikan musik. Musik itu pun mati diikuti dengan tatapan Ten pada Melisa.

"Sepertinya kau benar-benar belum memiliki skill tari sedikit pun, Melisa," ujar Ten dan membuat Bada sekaligus Melisa mengangguk.

"Memang begitu, Ten-nim, aku bahkan tak pernah tertarik untuk ini. Tapi kenapa aku harus?" jawab Melisa jujur.

"Entahlah, kami pun sekarang bingung harus mengapakan dirimu agar bisa menari hanya dalam satu minggu. Aigoo," balas Bada sembari memegang kepalanya.

"Bagaimana jika kita memulai dengan gerakan yang benar-benar dasar? I mean, like ... Kalian benar-benar mendiktekan padaku bagaimana gerakannya?" usul Melisa.

"Tanpa musik atau dengan musik?" tanya Ten.

"Aku serahkan pada kalian saja," jawab Melisa.

"Menurutku tanpa musik, sih," ujar Bada.

"Baik kalau begitu, ayo mulai."

***

Waktu berlalu dan Melisa kini sudah sampai di tempat tinggalnya. Ia merebahkan dirinya ke kasur kemudian menghela napas berat. Ia melirik jam dinding yang tepat berada di depannya kemudian bergumam, "Capek banget, gila."

Jam kini sudah menunjukkan pukul 00.23 waktu setempat. Latihan kali ini berjalan satu jam lebih lama dari waktu yang seharusnya. Hal itu jelas dikarenakan Melisa yang kesulitan dengan sangat untuk mengikuti pergerakan Ten dan Bada.

Gadis itu memejamkan matanya sembari mencari posisi nyaman untuk tidur malam ini. "Sekarang jam setengah satu malem, gue besok kerja jam 1 siang. Gue bisa tidur ampe besok pagi, oke. Bye world," gumamnya kemudian terlelap dan pergi ke alam mimpi.

Namun tak lama kemudian, ia kembali membuka matanya lantaran Melisa merasa bahwa ia tengah mendengar banyak orang berbicara di sekelilingnya. Ia mendudukkan dirinya secara perlahan dan melihat sekeliling. Betapa terkejutnya ia, ternyata saat ini gadis itu sedang tidak berada di kamar apartemennya.

Melisa mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru dan menyadari bahwa orang-orang tengah menatapnya dengan iba. Gadis itu sontak melihat ke dirinya sendiri dan ternyata gadis itu kini sedang terduduk di lantai dengan pakaian lusuh dan semua orang mengerumuninya.

Akan tetapi satu hal yang membuat gadis itu lebih terkejut adalah, dirinya tidak sendiri. Ada dua Melisa di sini. Satu dirinya yang tengah duduk menatap orang-orang ramai, dan satunya lagi terbaring tak sadarkan diri dengan darah mengalir dari kepalanya. Melisa langsung berdiri dan berjalan menjauhi 'dirinya'.

Ia berjalan mundur dan menembus orang-orang yang ada di sana. Melisa yang sudah bingung makin bingung. Ia menatap dirinya sekali lagi dan rupanya kini ia terlihat sedikit transparan. Gadis itu menggeleng cepat dan setelahnya berteriak dengan begitu kencang.

Melisa terduduk dari posisi tidurnya dengan keringat dingin bercucuran dari pelipisnya. Ia langsung menatap sekeliling dan menghembuskan nafas lega. Dirinya kali ini masih berada tepat di mana ia tidur tadi. Hal yang baru ia rasakan tadi berarti hanya sebuah mimpi yang tidak diketahui alasan kedatangannya.

"Kayaknya gue kecapean banget ampe mimpi segitunya," gumam gadis itu sembari menyeka keringat dingin di dahinya.

"Serem juga bayangin gue sendiri kayak begitu," gumamnya lagi namun setelahnya meringis lantaran merasakan sakit yang teramat sangat di bagian kepalanya. Ia mengernyit ketika banyak bayangan tidak jelas melintas di pikirannya. Seolah ditelan bumi, rasa sakit itu mendadak hilang dengan Melisa yang makin bingung apa yang terjadi padanya.

Ia melihat ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 01.30, yang berarti ia baru tidur kurang lebih selama satu jam. Gadis itu menggeleng pelan kemudian turun ke lantai bawah guna mengambil air minum. Setelah dirasa tenang sehabis minum, Melisa langsung kembali ke atas dan melanjutkan tidurnya. Kali ini disertai dengan doa sebelum tidur. Ia rasa, mimpi tadi hadir karena dirinya yang langsung tidur tanpa disertai doanya.

Nahlooh itu Melisa kenapa coba? Ckckckckc. 

Dah, sekian dari bs_sunny24 yang sedang menggalaukan Mashidam, saya pamit undur diri

Jangan lupa vote, comment, and share ya ges yak!

BYEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang