79. Tidak Keberatan

72 14 0
                                    

HEHEHEHE

Hai guys! Huh, selagi masih ada waktu aku sempetin banget buat apdet.

BTW 3 paragraf di bawah masih POVnya Melisa ya.

Selamat membaca! 

Oke lanjut. Percakapan gue dan Mamah udah selesai dan diakhiri dengan gue yang mengungkapkan rasa sayang gue ke Mamah. Pas telepon udah ditutup, gue langsung nyenderin badan ke senderan sofa.

Niat awal gue yang mau scrolling biar ngapusin mata sembab, sekarang malah ditambah dengan rasa takut gue buat pulang lusa. Hiksrot gue cuma pengen pulang ke Indonesia dengan bahagia.

Dahlah, gue mau ke ruangan anak Dream dulu.

Melisa's POV ended.

Kini Melisa sudah tiba tepat di depan pintu ruag latihan Dreamies. Saat ini ia sedang memperhatikan riasan wajahnya yang terpantul di layar ponselnya. Setelah merasa penampilannya sudah aman, gadis itu pun menghela napasnya dan membuka pintu ruangan itu.

Saat ini para member NCT Dream itu kini sedang fokus menari mengikuti alunan musik yang masih berbentuk versi demo. Melisa pun pergi ke salah satu tempat duduk yang ada di sisi kanan ruangan yang rupanya sudah terdapat Moon Gyeong di sana bersama staff lainnya.

"Maaf aku terlambat, ada sedikit hambatan tadi," kata Melisa pada Moon Gyeong.

"Kau tenang saja, mereka aman bersamaku," balas Moon Gyeong yang diangguki Melisa.

"Bagaimana perasaanmu sudah berada di hari terakhir bekerja, Melisa?" tanya Moon Gyeong sambil tersenyum menatap gadis di sebelahnya ini.

"Wah, jangan kau tanyakan perihal itu, Moon Gyeong. Jujur saja aku datang terlambat hari ini karena harus menghapuskan sembab di mataku terlebih dahulu," jawab Melisa sambil menujuk matanya yang kini tak terlalu kelihatan sembabnya.

Moon Gyeong memajukan wajahnya guna melihat mata Melisa secara jeli, kemudian terkekeh dan memundurkan tubuhnya kembali. "Sejujurnya kalau dari dekat masih terlihat, tapi dari jauh sudah tidak," ucapnya kemudian.

"Nah, begitulah."

"Jadi, apa yang membuatmu sudah menangis di pagi menjelang siang ini?" tanya Moon Gyeong sambil menopang dagu dengan tangan kanannya.

"Seseorang memberikanku hadiah perpisahan hari ini, katanya ia takut tidak akan sempat memberikannya di saat aku pulang nanti," jawab Melisa.

"Siapa? YangYang ya?" tanya Moon Gyeong yang dibalas anggukan oleh Melisa. "Betapa beruntungnya dirimu, Melisa," ucap Moon Gyeong lagi sambil menggeleng takjub.

"Nah itu dia yang membuatku menangis, kenapa dunia bisa sebaik ini padaku," kata Melisa dengan air mata yang kembali terbendung.

"Eh, eh, kau jangan menangis lagi. Anak-anak sudah akan istirahat makan siang," ucap Moon Gyeong sambil menarik sehelai tisu dan memberikannya pada Melisa.

Melisa menaikkan kepalanya guna menahan air mata itu kemudian mengusapkan tisu itu pada matanya sambil berkata, "Terima kasih, Moon Gyeong-ah."

Benar apa yang diucapkan Moon Gyeong, tak lama setelah Melisa menghapuskan air matanya untuk kesekian kali di hari ini, pelatih mereka berseru untuk beristirahat makan siang terlebih dahulu. Setelah mengucapkan terima kasih, para member pun mendudukkan diri mereka dan meminum sebotol air sampai habis.

"Kau mau mendatangi mereka?"

Melisa mengangguk kemudian menjawab, "Ayo, ke sana bersama."

"Tidak usah, kau saja, nikmati waktu bersamamu untuk hari ini. Kalau aku masih bisa bertemu mereka besok dan seterusnya sampai masa magangku habis," balas Moon Gyeong sambil menggeleng.

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang