72. Sumpah

125 15 0
                                    

AYOYO~

Wkwkwkwkkw

Hai gais! Welcome back to Three Weeks dengan waktu yang tersisa dua hari!

(Jujur Author masih ganyangka ini sisa 3 hari)

Perjuangan banget readers bacain ini book dari 2021 ampe tahun 2024 bjir. Gatau dah ini ntar kelarnya 2024 juga atau 2025 WKKWKW.

LOPE YU OL

Yok yok lanjut yok aihihihihi.

ENJOY!

14 Februari 2021, Korea Selatan

Melisa membuka matanya kala ia merasa sinar matahari sudah menyuruhnya untuk bangun dari tidurnya hari ini. Gadis itu mengusap matanya sambil mengerjap-ngerjap menerima cahaya yang begitu terang ini. Didudukkannya dirinya masih sambil berusaha mengumpulkan nyawanya yang entah terbang ke mana saat ia tidur tadi.

Betapa terkejutnya ia saat menyadari bahwa ia lagi-lagi tak terbangun di kamarnya. Ini sebuah ruangan gelap yang hanya diberi penyinaran lampu yang tepat berada di atas kepalanya. Gadis itu sontak menghadap ke kanan dan kiri sambil berusaha mencari tahu di mana lokasinya saat ini.

"Halo?" katanya sambil berdiri secara perlahan.

Lampu yang menjadi satu-satunya pencahayaan di ruangan ini sekarang benar-benar menyorot pada Melisa. Saat gadis itu melangkahkan kakinya, lampu itu turut mengikuti, yang membuat Melisa yakin bahwa ini bukanlah ruangan yang luas. Bisa saja ini sebuah panggung atau hal serupa.

"Ini panggung? Kenapa gue bisa kebangun di sini?" tanyanya.

Gadis itu terus melangkahkan kakinya secara perlahan sampai sebuah suara membuat langkahnya terhenti. Itu suara seorang laki-laki yang terdengar sangat menyeramkan. Saking menyeramkannya gadis itu kini panik tak karuan mencari asal-usul suara itu.

"Kemarilah, Nak!"

Melisa menggelengkan kepalanya, berusaha berpikir bahwa itu hanya halusinasinya saja. Gadis itu terus melangkah, melangkah, dan melangkah. Begitupun si lampu sorot yang tak berhenti mengikuti langkahnya.

Suatu bayangan bergerak secepat kilat dari sisi belakang Melisa. Merasakan adanya pergerakan dari sisi belakangnya, gadis itu sontak menghadap dengan perasaan takut yang kalut.

"Siapa?" tanyanya.

"Kemarilah, aku akan memberikan segala hal yang kau inginkan."

Melisa menggelengkan kepalanya dengan cepat, wajahnya menampakkan rasa takut yang teramat saat ini. Gadis itu mulai mempercepat langkahnya dengan tujuan menghindari sosok yang siapa saja Melisa tidak tahu.

Namun, secara tiba-tiba, dari arah depan Melisa berlarilah seorang laki-laki berbadan kekar dan besar. Laki-laki itu terus berlari dengan kecepatan seolah sama kencangnya dengan kecepatan cahaya. Melisa yang terkejut bukan main pun tak mampu lagi berlari, lebih tepatnya tak thau lagi harus melakukan apa di tempat gelap ini.

Hingga akhirnya ia pun mendudukkan diri, memejamkan matnaya lalu berteriak, "Mama! Tolong Lilis!"

Hening.

Suara laki-laki itu tak lagi terdengar. Sepi, senyap. Tak ada suara apapun di sini selain gema suara teriakan Melisa tadi. Tak berselang lama, Melisa dapat mendengar suara seperti lampu yang dihidupkan, sorakan orang-orang beserta suara tepuk tangan di mana-mana.

Gadis yang ketakutan itu secara perlahan membuka matanya lalu melihat sekeliling. Banyak orang yang sedang menyaksikannya sekarang. Sangat banyak. Semua orang memberikan tepuk tangan dan teriakan dukungan mereka pada gadis yang terduduk di panggung itu.

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang