55. Terima kasih

139 33 2
                                    


Teri, teri apa yang bekerja selama tiga minggu?

Mwehehehe, teriwiks dong😆 (prik)

HAHAHAHAH

GAISEU ANNYEOOOOOOOOOONG! MWEHEHEHE AKU NYEMPETIN APDET LAGI NICH! MUMPUNG IDENYA MASIH NYANGKUT, KITA HARUS MENULISKANNYA YA KAN HAHAHAHA. OKE MARI KITA LANJUTKAN!

"Sesuatu belakangan ini mulai menghantuiku, Mark," ucap Melisa dengan tatapan kosong ke arah gelas yang ada di genggamannya.

"Sesuatu? Seperti?" tanya Mark membuka jalan bagi Melisa untuk bercerita padanya.

Gadis itu menghela napas kemudian berkata, "Entahlah, mulai dari sakit kepala yang datang secara mendadak, kilatan bayangan yang aku enggak tahu maksudnya apa, hingga mimpi."

"Maksudmu? Bisa kau jelaskan lebih rinci?"

"Aku tidak tahu persis kenapa, tapi ini terjadi sejak hari pertama aku berlatih bersama Ten dan Bada. Aku tidak tahu apakah aku hanya kelelahan, atau ada suatu hal yang tak kuketahui pernah terjadi sebelumnya. Rasanya tak mungkin banyak bayangan mendatangiku, mengenai aku, datang sendirinya tanpa pernah kulakukan," jelas Melisa panjang lebar.

"Apa ada satu dari bayangan itu yang kau ingat?" tanya Mark lantaran dirinya mulai mengerti arah pembicaraan Melisa ini.

Melisa mengangguk lalu berujar, "Aku melihat seorang gadis yang aku rasa itu aku, dengan pakaian cukup formal sedang tertawa bersama banyak orang. Kulihat di sana banyak terdapat kamera."

"Kamera?" tanya Mark untuk kesekian kalinya dan lagi, dijawab Melisa dengan anggukan

"Aku juga pernah bermimpi aku terbangun di tengah keramaian orang. Mereka semua menatapku dengan tatapan penuh rasa iba disertai rasa khawatir. Saat aku duduk dan melihat sekeliling, aku justru melihat diriku mengenakan gaun berwarna pink polos dengan kepala yang berdarah," lanjut Melisa yang membuat Mark menganguk-angguk memahami.

"Bagaimana dengan rasa sakit kepala itu? Sudah berapa kali ia mendatangimu?" Kini giliran Mark yang bertanya.

"Mungkin ... tiga, atau empat kali. Sebelum malam ini, terakhir kali semalam sebelum kita merayakan ulang tahun Jisung. Saat aku berpura-pura mengelilingi gedung dengan map hitam seolah mengurus surat undur diriku," jawab Melisa.

"Bisa dibilang cukup sering. Tapi Melisa, aku tidak tahu ini pasti atau tidak, yang pasti profesiku jelas bukan seorang dokter. Tapi berdasarkan pengalamanku menonton beberapa drama dan film, apakah kau mengalami amnesia?"

"Aku merasa tidak. Aku masih mengingat kenangan-kenangan masa laluku, kok?" jawab Melisa sembari menggeleng.

Mark mengangkat bahunya, menandakan bahwa ia tak tahu lagu kelanjutannya. "Mungkin, kau benar-benar kelelahan, Melisa-ya," ucapnya kemudian.

Kali ini Melisa mengangguk dan berujar, "Ini memang terjadi baru-baru ini semenjak aku berlatih. Mungkin aku harus lebih mengatur pola istirahatku."

Pemuda yang duduk di hadapan Melisa itu mengangguk lalu kembali menuangkan minuman ke gelas mereka. Melisa mengucapkan terima kasih lalu menegak minuman itu lagi-lagi dalam sekali teguk.

"Lagi," ujar Melisa menyuruh Mark untuk menuangkan kembali minuman untuknya.

"Setelah ini cukup, ya?" tanya Mark yang hanya dijawab anggukan oleh Melisa.

Setelah gelas terakhir itu berhasil Melisa habiskan, keadaan hening menyelimuti mereka. Melisa yang sepertinya mulai mabuk namun masih tersadar dan Mark yang tidak ada tanda-tanda akan mabuknya. Dalam situasi seperti ini, keduanya pun tak tahu harus berbuat apa.

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang