83. Suasana yang Tepat

38 9 3
                                    

HOHOHO, meski target komentar di bab sebelumnya ga nyampe, tapi at least votenya nyampe lah ya.

SO! TANPA BERLAMA-LAMA MARI KITA LANJUT KE BAB 83!

Selamat berlayar~

Eh,

Maksudnya, selamat membacaaa~~

"Entah sejak kapan kepribadianmu jadi seperti ini, Mark," ucap gadis itu sebelum akhirnya mereka berdua memberikan pelukan hangat pada satu sama lain.

"Sejak beberapa detik yang lalu, mungkin?" kata Mark sambil memejamkan matanya, merasakan kenyamanan dan kehangatan pada pelukan ini.

Kesunyian menemani kegiatan dua manusia yang sama-sama merasa bahwa cinta mereka bertepuk sebelah tangan. Pelukan itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya kalimat yang tak disangka-sangka keluar dari mulut gadis kelahiran 2000 itu.

"Aku menyukaimu, Mark."

Sontak, Mark membuka matanya, terdiam sejenak kemudian terkekeh dan bertanya, "Sebagai biasmu di SuperM atau sebagai seorang pria yang ada di pelukanmu sekarang?"

"Sebagai seorang pria yang ada di pelukanku sekarang," gumam Melisa dengan keadaan jantung yang berdegup sangat cepat. Entah setan keberanian dari mana yang merasukinya saat ini.  

Mark kembali terdiam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Beberapa detik terdiam, pemuda itu kembali bertanya, "Kenapa tiba-tiba sekali kau menyatakan ini?"

"Entahlah, karena suasananya sedang tepat, mungkin? Sekaligus untuk membuktikan perkataan Haechan tadi tidak tepat," jawab Melisa. "Bagaimana denganmu?"

"Aku? Kenapa?" tanya Mark lagi.

"Bagaimana kau akan menjawab pernyataan tadi?"

Mark menggeleng kemudian mengeratkan pelukannya sambil berkata, "Aku tidak akan menjawabnya dengan perkataan."

Melisa mengangkat alisnya sebelah kemudian meregangkan pelukan mereka. Ditatapnya mata pemuda yang turut menatapnya dengan tatapan teduh itu kemudian berkata, "Tanpa kau jawab pun sebenarnya aku sudah sadar akan posisiku, kok. Ayo, aku sudah harus pulang!"

Masih dengan tangan yang merangkul pinggang gadis itu, Mark menggeleng kemudian secara perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah gadis yang beberapa hari ini sudah membuatnya merasakan jantung berdebar secara berlebihan.

Melisa menatap wajah pemuda yang kian mendekat itu sambil berpikir, apa yang akan diperbuat pemuda ini kali ini? Namun sepertinya ia tahu ke mana hal ini akan mengarah, secara perlahan matanya tertutup seiringan dengan ciuman lembut yang mendarat di bibirnya.

***

Kini Melisa dan Mark sudah duduk di dalam mobil, dengan posisi Melisa yang duduk di bangku pengemudi dan Mark yang duduk di sebelahnya. Suasana canggung seakan memenuhi seisi mobil itu saat ini dengan dua manusia yang hanyut dalam pikiran masing-masing.

Melisa pun hingga saat ini belum menyalakan mobil lantaran jantungnya yang masih berdegup begitu kencang mengingat yang baru saja terjadi antara dirinya dan Mark. 

Keheningan itu pun akhirnya dipecah dengan suara dehaman Mark yang kemudian dengan nada ragu berkata, "Yang tadi ... maaf."

Melisa menggeleng kemudian menjawab, "Kenapa harus meminta maaf? Yah, meskipun ini sedikit tiba-tiba."

"Sekali lagi maaf," ucap Mark sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, seperti orang frustasi.

"Sudah kubilang tidak usah meminta maaf, lagipula, kenapa kau tiba-tiba melakukannya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang