45. Hanya dia

195 45 10
                                    

HAI GAIS OMG!! Bismillah rajin updatenya bertahan lama, aaamiin.

WKWKW Welkam bek lagi gais di cenel akyuuuu.

Semoga kelen ga bosan ya dengan cerita yang hampir 50 bab ini. Sumpah aku mah yakin banget ini cerita bakal nembus 100 bab HAHAHA

Jangan bosan-bosan ya zheyengku sekaliaaan

SELAMAT MEMBACAAAAAAAA!

Lagi-lagi siang berlalu, kini cahaya matahari sudah digantikan oleh sinar bulan. Melisa pun kini tengah bersiap untuk berlatih dan mengganti bajunya di ruang ganti. Setelah selesai, ia kembali ke ruangannya lagi dan menunggu waktu latihannya tiba, kurang lebih 45 menit lagi. Gadis itu kini sibuk scrolling laman Instagramnya, kala dirinya sibuk scrolling, pintu terbuka dan menampilkan seorang pemuda dengan hoodie berwarna hijau.

"Melisa?" panggilnya.

Melisa menghadap ke arah suara itu kemudian terkejut bukan main. Yang membuat gadis itu terkejut bukan orangnya, akan tetapi dirinya yang kini sudah berganti pakaian dengan pakaian untuk berlatih, pasti orang tersebut akan menaruh rasa curiga padanya.

Menyembunyikan rasa paniknya, gadis itu berdiri kemudian bertanya, "Ada apa, Mark?"

"Hmmm." Mark terlihat berpikir. "Kukira kau sudah pulang mengingat jam kerjamu selesai sedari jam 5 sore tadi," ujarnya kemudian berjalan untuk duduk di hadapan Melisa. Melihat Mark yang duduk, Melisa pun turut duduk di hadapan pemuda itu.

"Ah, tidak. Aku masih ada urusan di sini," jawab Melisa berusaha santai.

"Dengan pakaian seperti itu?" tanya Mark kemudian.

Melisa terdiam, kemudian melihat dirinya sendiri. Ia memejamkan matanya kemudian kembali menatap Mark dengan tatapan canggung. "Ini..."

"Kau trainee?" tanya Mark to the point.

"Trainee? Tentu tidak. Untuk apa aku menjadi trainee di sini? Aku hanya berniat untuk bekerja sebagai manager, kok," jawab Melisa berusaha tenang setenang mungkin.

"Kau sedang berbohong, Melisa?" tanya Mark lagi dengan tatapan selidik.

"Tidak! Aku tidak berbohong. Aku hanya ... aku hanya ingin berpakaian santai, kok," jawab Melisa.

"Kenapa berpakaian santai di sini? Kau tidak ingin pulang dan beristirahat?" Mark kini dengan nada lebih lunak dari sebelumnya.

"Sudah kubilang aku masih memiliki urusan, Mark."

"Jujur, wajahmu sangat memperlihatkan kebohonganmu saat ini. Bisa beritahu aku apa yang terjadi?" simpul Mark yang membuat Melisa menghela napas.

"Sebenarnya, aku memang berlatih di sini. Tapi bukan sebagai trainee, aku serius. Aku pun juga heran atas statusku di sini itu sebenarnya apa. Tapi aku disuruh untuk berlatih. Karena ini juga aku, A Yeong Eonni juga Moon Gyeong harus membagi waktu kerja kami jadi 4 jam masing-masing," jelas Melisa panjang lebar.

Tak tahu mengapa, Mark hanya mengangguk melihat hal tersebut. "Jadi kau benar-benar hanya akan bersama kami selama 4 jam?" tanya Mark kemudian.

Melisa menjawab, "Benar. Tapi aku ingin bisa lebih lama dengan kalian. Apalagi ketika hari ulang tahun Jisung nanti, aku ingin turut merayakan."

Mark mengangguk paham kemudian bertanya, "Kau akan berlatih jam berapa?"

"Sebentar lagi, jam 7." Gadis itu menatap ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 18.45. Masih 15 menit lagi, jika Mark masih ingin berbicara pun kurang lebih 10 menit lagi masih bisa.

"Mau kuantar ke ruang latihanmu?" Mark menawari.

"Eh, tidak usah. Tidak usah. Bahaya," tolak Melisa cepat. Benar-benar bahaya jika dirinya yang berpakaian seperti ini diantar oleh Mark yang juga sedang berpakaian santai.

"Bahaya kenapa?"

"Kau bertanya begitu seolah kau tidak ingat pekerjaanmu saja, Mark," ucap Melisa diakhiri dengan kekehannya.

Mark ikut tertawa lantaran bercandaannya barusan. Mungkin terkesan garing tapi barusan Mark sedang berusaha agar dirinya dan Melisa tak langi dalam pembicaraan canggung.

"Baik, kalau begitu, silakan latihan. Semangat ya!!!" ujar Mark sembari mengapalkan tangannya memberi semangat pada Melisa.

"Tentu! Kau juga semangat, Mark!" jawab Melisa tak kalah semangat kemudian Mark pamit undur diri. 

"Eh, tapi, Mark! Kumohon jangan beritahu hal tadi pada siapa pun, ya?" ujar Melisa yang menghentikan pergerakan Mark. Pemuda itu mangangguk ke arahnya lagi dengan jari jempol teracungkan. Setelahnya pemuda itu keluar  dari ruangan kemudian setelah beberapa detik, Melisa menyusul untuk pergi ke ruang latihannya.

Jantung Melisa selama ngobrol sama Mark be like: Save me, save me, save me.

***

Latihan Melisa kali ini memiliki sedikit peningkatan dari kemarin. Persentase peningkatannya kurang lebih 10% Mungkin terhitung sedikit tapi itu sudah cukup bagus untuk Melisa. Perhitungan waktu latihan gadis itu ada sekitar 10 hari, bayangkan tiap hari ia mendapat peningkatan 10%, bisa-bisa iya meningkat 100% nanti hari terakhir dan sudah bisa menari dengan kemampuan dasarnya.

"Bagus, kali ini lebih baik dari kemarin. Teruslah berusaha untuk terus meningkat. Dengan waktu latihan yang singkat ini, aku harap kau bisa menyelesaikannya dengan baik," puji Bada yang diangguki Ten.

Melisa tersenyum mendengar itu. Meski tak begitu mengharapkannya, ketika mendengar itu ia tetap merasa senang. Setelahnya gadis itu mengangguk dan kembali bergerak mengikuti irama. Itu masih kacau, tapi yang jelas sudah meningkat. Intinya sudah meningkat.

"Aku harap juga, kau jangan merasa stres ya, Melisa. Aku tahu kau bingung dengan ini. Sudahlah harus bekerja, tambah lagi berlatih seperti ini." Kalimat Ten terdengar setelah Melisa menyelesaikan dance suatu lagu.

"I hope so," balas Melisa dengan napas terengah.

"Baik, sudah jam 11. Latihan kali ini cukup sampai di sini, terima kasih untuk kerja kerasmu, Melisa," ujar Bada sembari tepuk tangan dan disusul tepuk tangan orang lain yang ada di ruangan itu.

Melisa menunduk sembari mengucapkan terima kasih juga. Setelahnya Ten dan Bada keluar dari ruangan beserta staf lainnya meninggalkan Melisa sendiri di ruang latihan itu. Gadis itu mendudukkan diri sejenak di lantai kemudian merentangkan tangan dan kakinya, pun menutup mata. Jujur saja ini melelahkan.

"Semoga ga ketiduran," gumamnya masih dengan mata terpejam.

"Ah, jangan deh. Ga mungkin gue nggak ketiduran. Lis, ayo pulang," ujarnya lagi sambil langsung berdiri dan meraih tasnya yang ada di sofa. Setelahnya ia pun pergi meninggalkan ruang latihan, tak lupa ia juga mematikan lampunya. 

Daaaah, sekian buat hari ini. Gmn gmn gmn

Sumpah aku pribadi masi bingung Melisa sama Mark harus diapain😭😭

I have no ideaaa~~ Punya sih punya tapi ya takut prik:v

Dah segitu aja sich

JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN BERIKAN VOTE, COMMENT AND SEKALIAN SHARE YA GES YAK

BYE BYEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang