65. Khawatir

159 31 5
                                    

Ges, abis ini Teriwiks ngga apdet dulu yach.

Kenapa? Karena #akumengsedih

Kenapa aku mengsedih? Karena vote di Teriwiks turunnya drastis banget:( Masa di bab 64 kemarin yang baca lebih dari 40 tapi yang vote cuma 14:( Itu 30an lagi pada ke mana coba? Yok bisa yok jangaan jadi ghost reader ges. Karena vote kalian tuh termasuk dari support system akoe buat lanjutin teriwiks gituloch sebenarnya:)

BEGITU YA POKONYA YA

Jadi bab 66 akan aku publish kalo Three Weeks bab 64 dan 65 masing-masing votenya udh di atas 20 OKAAAAYYY.

YOK, TANPA BERLAMA-LAMA KITA LANJUT KE BAB 65 YAW, SELAMAT MEMBACAAAAAHHH

"Denger-denger lo sendiri ya, di Korea, Lis?" tanya Radit tatkala Melisa selesai dengan ponselnya.

"Hah? Nggak. Siapa yang bilang?" tanya Melisa berbohong. Dia merasakan sesuatu yang aneh dari keberadaan Radit di sini. Meskipun sebenarnya 'kebetulan' memang benar adanya, tapi Melisa agak sulit menerima fakta ini.

"Loh, nggak sendiri? Kok Tania sama Olla bilangnya lo sendiri ke sini gara-gara bosen sama mau cari kerjaan?" ujar Radit dengan kerutan dahi yang menandakan dirinya bingung.

Suara notifikasi pesan masuk terdengar hingga membuat Melisa menghidupkan ponselnya dan melihat isi pesan yang dikirim oleh kedua temannya.

Tania bucin Hendery
Hah? Radit? Radit yang ngejar lo?
Gw sih ga ada. Sekalipun dia nanya ga akan gw jawab, gila
Takut gw ntar lo disamperin trus diapa-apain

Olla pacar Dejun
Gw apa lagi
Sekalipun gw kasian tu anak ga dapet lampu ijo dari lo
Ga akan gw kasitau hal yang menurut gw privasi lo ke dia

Setelah membaca enam pesan dari kedua temannya itu dengan kilat, Melisa pun beralih ke kontak YangYang dan mengetikkan beberapa kata. Setelahnya ia mematikan layar ponselnya kemudian menghadap kembali ke pemuda yang berdiri di hadapannya ini.

"Nggak, gue ngga sendiri, kok. Awalnya emang sendiri, sih, cuman beberapa hari lalu gue disamperin sepupu gue, jadi kami liburan bareng, deh, di sini," jawab Melisa, menyembunyikan rasa khawatirnya.

She knows, she knows. (Back sound yang, you knowlah)

Melisa tahu bahwa pemuda di hadapannya ini merupakan seseorang yang mungkin bisa dibilang adalah seorang 'stalker' yang entah bagaimana caranya bisa mengikuti Melisa hingga ke negeri Ginseng ini.

"Oalaaah gitu, terus mana sepupu lo?" tanya Radit melakukan hal yang seperti yang Melisa lakukan ketika menanyakan mengenai keluarga Radit.

"Tadi pergi beli minum dulu, sih. Nah, ntu panjang umur orangnya lewat," jawab Melisa sembari menunjuk ke arah belakang Radit, dan benar saja ada YangYang yang berjalan dengan dua minuman kaleng di tangannya.

"Yo, sist! Lama menunggu?" tanya YangYang dengan bahasa Inggris.

"Sama sekali tidak. Aku tidak sengaja bertemu teman sekampusku, jadi kami ngobrol dulu," jawab Melisa sembari menunjuk Radit yang mengangguk pada YangYang.

"Wow, hai. Namaku Bastian, sepupu Melisa," ucap YangYang sembari mengarahkan tangannya guna bersalaman dengan Radit.

"Aku Radit, teman sekampus Melisa," balas Radit seiringan dengan berjabat tangannya mereka. "Dia ngga bisa bahasa Indonesia?' tanya Radit pada Melisa kemudian.

"Dari kecil dia udah tinggal di Kanada. Paling dia tau kosakata bahasa Indonesia minim banget," jawab Melisa yang dijawab anggukan oleh Radit.

"Yaudah, kalo gitu, gue sama Bastian duluan ya, Dit. Udah mau masuk jam makan siang, lo susul keluarga lo gih," kata Melisa.

Three Weeks | NCT Dream ft. WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang