[note : ada banyak narasi]
Untuk diketahui, Marcello tidak pulang sehari. Beliau sibuk sehingga tidak bisa menyambut dua penghuni baru rumahnya. Maka dari kemarin setelah Jahesa mandi, mereka memutuskan untuk mencari makan di luar dan berjalan-jalan hingga senja hari. Saat pulang, keduanya lekas tidur dan berharap ayah/mertua mereka bisa pulang dengan selamat.
Terkhususnya Rose. Dia tidak dekat dengan beliau. Tentu rasa canggung akan merebak jika tidak segera bersua.
"Selamat pagi."
Jahesa berucap, masih dengan matanya tertutup. Baru saja dia berniat mengangkat tubuhnya dari kasur, sebuah badan mencegah. Sontak Jahesa meringis pelan. Ia lupa sudah punya istri yang tidur di samping.
"Rose, bangun!"
"Hmmmm," pulas Rose masih tak mau beranjak dari kasur. Perempuan itu kini berbalik sehingga setengah badan Jahesa sudah tak lagi disinggah olehnya.
Jahesa bangkit dari posisi telentang. Dia tak lupa menyediakan waktu sebentar untuk duduk di pinggir kasur lalu berdoa. Setelahnya, Jahesa pergi dari situ dan menuju kamar mandi.
Selang beberapa waktu hal yang dilakukan oleh Roseanne Adiningrat, istrinya itu.
Mereka masih tidak terbiasa melakukan semuanya bersama, Roseanne bahkan lupa jika suaminya mandi sehingga dia mematikan lampu.
"Rose!"
Puan itu sempat membelakkan matanya dan buru-buru menghampiri stop kontak lampu kemudian menyalakannya.
"Maaf yah sayang."
Maklum, rutinitas pertama Rose di pagi hari bukan mandi, melainkan berdoa lalu minum air dan merenggangkan badan.
"Mandinya cepet banget," seru Rose yang sedang merentangkan kedua tangannya ke atas itu.
Jahesa yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap dan rambut sedikit basah itu mengangguk sembari mengutarakan senyumnya.
"Aku kalau mandi gak lama."
"Bagus deh--" Ia berkata dengan nada lemas dan suara kantuk lagi. Rose pun kini sudah berganti gerakan. "--aku mandinya juga cepat."
"Sebentar ke universitas kan?"
Jahesa berjalan menuju lemari pakaian.
"Iya. Jam 10. Tolong anterin yah."
"Baju aku kamu taruh dimana? Disini cuman baju kamu."
Rose telah selesai melaksanakan rutinitasnya. Sedang manik Jahesa masih berkutat dengan pakaian gantinya--dia keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sama yang dipakai saat masuk. Dia lupa membawa handuk.
"Ini," pungkas Rose dari arah samping kiri.
Jahesa menoleh dan mendapati pakaiannya ada di tangan Rose.
Ia segera mengambilnya. "Thank you."
Rose yang masih sangat mengantuk meski sudah meminum air itu lagi-lagi membuka mulutnya lebar--menguap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Man's Feeling ✓
General FictionDia Roseanne Wiyana. Gadis yang setia menemani malam si mahasiswa amburadul. ©biangpenat, 2020