"Jahe!"
Lelaki itu menoleh pada Daniel, teman sefakultas dengannya itu dengan senyum tawar. "Jangan panggil gue kek gitu dan tolong-"
"-jangan sok akrab."
Daniel berdecih pelan. Jahesa memang bukan orang yang tepat untuk diajak belajar bersama atau bahkan mengobrol.
Lelaki itu tak jarang memberlakukan teman sefakultasnya dengan kasar. Haih, mengapa ia sangat tak ramah?
Jahesa terdiam sejenak. Suasana di sekitarnya membuat lelaki itu semakin tak kuasa menahan kekesalannya.
Ia menyipitkan matanya, menatap lembaran penuh dengan tulisan tentang paru - paru dan segala seluk - beluknya.
Ya, lelaki itu ada di fakultas kedokteran. Bukan karena prestasi dan nilainya, namun karena koneksi orang tua kaya rayanya dengan universitas itu. Katakan saja 'orang dalam'.
Jahesa memijat keningnya yang terasa pening. Ais, perkataan ayah Roseanne dua minggu yang lalu itu membuat Jahesa.
Selepas dari kepergian ayah Rose, Jahesa kembali masuk kamar dan menatap kosong Roseanne yang tertidur pulas itu.
Saat waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, Jahesa pergi begitu saja. Meninggalkan Rose.
Dan sampai saat ini, Jahesa Adiningrat sama sekali tak memberi kabar atau memberitahukan sesuatu kepada sang pacar, Roseanne Wiyana.
"Yang benar saja," kesalnya spontan meski dalam suara pelan. Jahesa menarik napas pelan.
Mengapa Roseanne harus dijodohkan dengan orang lain?
Mengapa orang tua Rose begitu dingin pada anak semata wayangnya?
Mengapa Rose tak menceritakan perihal perjodohan yang dibuat orangtuanya pada Jahesa?
Apa Roseanne menganggap perasaan lelaki itu hanya lewat saja?
Dan benar saja, Jahesa yang merenung itu berhasil dikagetkan dengan ucapan Joya, gadis yang menyukainya itu.
"Jahesa, foto lo kok dihapus sama akun cewek lo?"
Belum lagi dengan getaran di ponsel Jahesa. Membuat lelaki itu mendelik saat tahu siapa yang menelponnya.
Tante Renata is calling......
Kenal siapa Tante Renata? Siapa lagi kalo bukan ibu dari Roseanne.
Dengan perasaan bimbang, Jahesa mengangkat panggilan tersebut. "Iya tante?"
"Trainer, kamu ngapain anak saya? Hah?"
Jahesa tahu.
Ia dalam masalah besar.
Sebab harus berurusan dengan pekerjaan dan cinta dalam satu waktu, membuktikan bahwa lelaki itu sangatlah tolol.
"Saya bisa jelasin-"
"Ini nangisnya gak berhenti loh!"
"Datang ke rumah saya. Sekarang juga!"
Jahesa panik dan ia tahu harus berbuat apa.
----
aduh, agak gantung yah? hehe
uwawww
terimakasih untuk
5k+ pembaca dan 1k+ vote
cerita dead man's feeling
jadi makin semangat ngerjainnya❤dan haciuu,
tertarik dengan cerita baru
untuk jaerose?
🌚salam 3002,
arga
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Man's Feeling ✓
General FictionDia Roseanne Wiyana. Gadis yang setia menemani malam si mahasiswa amburadul. ©biangpenat, 2020