3. This Conversation

5.4K 835 58
                                    

"Lo siapa?"

"Lo yang siapa?"

Keduanya saling bertanya. Suasana saat ini tak bisa dibilang tenang. Jahesa kesal karena gadis itu mengganggu malamnya, sedangkan Roseanne benci karena lelaki itu mengganggu jalan pulangnya.

"Cih, lo anak SMA tapi gak tahu sopan santun banget," celetuk jahesa sembari menatap gadis itu dari atas ke bawah selama beberapa saat.

Roseanne menyilangkan kedua tangannya kedepan. Tatapan menjadi sangat tajam. "Lo yang gak tahu malu! Udah tua tapi kelakuannya masih kayak anak bau kencur. Merokok? Aduh, bosen bat sih gue."

Jahesa mengerutkan dahinya. Gadis sma ini benar - benar tak tahu sopan santun. Setelah acara saling memandang beberapa menit yang lalu, gadis itu berlari menuju jahesa lalu duduk disekitar lelaki itu dan menatapnya dengan galak.

"Nama lo siapa sih? Gue anterin dah, udah malam." Jahesa berdiri dari tempatnya duduk. Hatinya tergerak untuk membantu gadis itu. Mungkin saja, ia tersesat dan tak tahu jalan pulang.

Roseanne tidak senang dengan sikap lelaki ini. Gadis itu lalu mendelik sembari menatap lelaki jakun itu. "Siapa sih yang mau dianterin pedofil tukang merokok di tengah malam kek gini?"

"Pedofil?" Jahesa meletakkan kedua tangannya ke pinggangnya itu. Ia menjadi jengah dengan gadis ini. Sungguh? Pedofil? Kasar sekali ucapan gadis ini.

Jahesa merogoh tas hitamnya yang diletakkan disampingnya lalu memperlihatkan sebuah kartu tanda penduduk. "Nih ktp gue!"

Dia menyerahkan KTP miliknya pada gadis sma itu. Roseanne mengambilnya dan membacanya dengan seksama. Jahesa pun kembali duduk.

"Jahesa Onewell Adiningrat." Roseanne membaca nama lelaki itu. Kerutan di dahinya tersamarkan oleh remang - remang lampu di dekat rel kereta api tersebut.

Jahesa mengangguk mendengar perkataan gadis itu. "Umur dua puluh tiga tahun."

"Wah, beda enam tahun dong," lanjut Roseanne sembari bergumam pelan yang sepertinya masih didengar oleh lelaki itu.

Jahesa merenggangkan kedua tangannya yang lelah karena sedari tadi pagi terus menulis di kampus. "Jadi lo tujuh belas tahun?"

"Hm."

"Nama lo?"

Roseanne memberikan kembali ktp lelaki bernama jahesa itu lalu menatapnya lekat. "Gue ga suka kasitahu nama gue ke orang lain."

"Emang lo artis apa?" tanya Jahesa sembari memanyunkan bibirnya, lalu melirik rokoknya yang sudah setengah itu.

Rose menggeleng pelan. Gadis itu pun mengambil karet rambut dari saku roknya lalu mengikat rambut panjangnya yang sedari tadi terurai itu. "Ya, gasuka aja sih kalo orang asing tau nama gue."

"Makanya lo pake jaket terus pas pulang sekolah?"

"Iya, biar nama gue gak dilihat para strangers. Gue bahkan sering pake di sekitara  lingkungan sekolah."

Jahesa dibuat penasaran dengan gadis ini. Pertama kali dalam hidupnya, ia menemui seorang gadis yang dengan tegasnya itu tak mau memberi tahu namanya. "Oh gitu."

"Iya. Betewe-" Ia yang sedari tadi menunjukkan wajah seriusnya itupun tersenyum simpul. "-gue mau pulang."

Jahesa mengangguk pelan. Ia menatap gadis itu yang telah berdiri dan kemudian membelakangi Jahesa lalu berjalan pulang.

Lelaki itu ikut berdiri setelah jarak semakin menjauhkannya dengan gadis itu.

Dia meletakkan tas punggung dibelakangnya. Jahesa pun membuang puntung rokoknya ke sembarang tempat lalu menginjaknya hingga api itu mati. Lelaki itu menarik napasnya pelan. Pasokan oksigen yang telah pergi entah kemana kembali terisi saat gadis itu hadir disisinya.

Jahesa tersenyum. Raut wajahnya dibuat seakan sedih. Gadis itu sepertinya tak akan ditemuinya lagi.

Jika tak pernah, apa dia akan mengakhiri malam yang tak dihiasi bintang ini dengan kesepian yang untuk kesekian kalinya, 

hinggap pada jiwanya?

"Nak SMA!"

Roseanne membalikkan badannya. Jahesa baru saja memanggilnya dengan sebutan nak sma dan tengah menatapnya dengan tatapan teduh.

"Iya?" Roseanne menyahuti lelaki itu dengan suara yang sedikit keras, sebab jarak mereka berdua sedikit jauh.














Jahesa Onewell Adiningrat, mahasiswa semester empat yang suka merokok di tempat sepi dan bosan akan kehidupannya itu, tersenyum polos menatap gadis SMA yang sepertinya akan mengisi hati sunyinya.

"Gue anterin pulang!"

-----

jiwa ke-uwu-an ini
ingin meledak,
hueng huemg

salam 3002,
arga

Dead Man's Feeling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang