36. Makan Subuh di Warung

1.2K 240 18
                                    

"Jahesa."

"Diem."

Perintah pria itu diringi oleh anggukan manis Roseanne. Ia masih bingung ke mana lelaki yang duduk di kursi pengemudi ini membawanya pergi.

"Rose?"

"Iya?" Respon Roseanne sedikit ragu, sembari melirih Jahesa yang menampakkan wajah ademnya itu.

Jahesa berucap, "Tangannya sini."

"Buat apa?" Tanya Rose lagi, masih bingung dengan arah percakapan ini.

Tanpa niat menciptakan pernyataan baru, Jahesa lantas mengambil satu tangan Rose yang ia letakkan dipaha itu lalu perlahan memasukkan jemarinya ke sana dan menggenggamnya erat. "Buat dipegang lah."

"Kamu yah. Emang penuh kejutan banget."

Udah diem yah." Lelaki itu lantas memfokuskan kedua matanya pada jalanan agak ramai di hadapannya. "Aku lagi nganterin calon jalan jalan cari makan."

Rose langsung berbalk setelah tadi memalingkan wajahnya ke jendela mobil. Raut gadis itu sedikit khawatir saat mendengar pernyataan terakhir. "Apaan sih ngomongnya nggak bener."

"Apanya yang nggak bener?"

"Nggak mau jadi calon Jahesa nih?"

Dua pertanyaan langsung ditembakkan pada pikiran gadis itu. Rosenne berdehem pelan sambil wajahnya perlahan kembali dipalingkan. Gadis itu tampaknya malu namun lantas balik bertanya lagi setelah otaknya mendapat sebuah ide.

"Calon apa nih? Ngomongnya yang lengkap dong," goda Rose dengan senyum jahilnya, berniat mengganggu Jahesa yang masih terus menggenggam tangannya tak mau lepas.

Jahesa sempat melirik Roseanne pun memberi senyum manis seperti biasa. "Calon istri lah. Emang nggak mau?"

"Maulah." Rose tanpa sadar menimpali Jahesa. Ia bahkan tak mengerem perkataannya, spontan berucap sepertiitu. Tapi memang kenyataan kok.

"T-tapi bukan sekarang yah." Ia menerangkan dengan sedikit gugup, tahu bahwa Jahesa berhasil membuatnya salah tingkah Jahesa tak menyahut.

Dia hanya melemparkan anggukan pendek lalu kembali fokus pada jalanan. Selang beberapa menit, kesepian diantara mereka berdua itu hilang begitu saja. Pria itu memarkirkan mobilnya pada parkiran yang tersedia.

Mereka sampai di sebuah warung yang sudah sangat sepi itu. Buktinya hanya ada si pemilik warung dan beberapa pekerja yang bantu-bantu.

"Udah sampai nih." Jahesa berucap, lantas mematikan mobil dan baru saja akan melepaskan tautan tangan berdua, Rose terlebih dahulu menahan niat tersebut.

Ia menatap Jahesa yang juga melakukan hal yang sama. "Kenapa?"

"Err, pakaian aku agak nggak cocok deh sama tempatnya." Rose menjawab dengan ragu.

Jahesa pun baru sadar. Ia tak sempat meminta gadis itu mengganti baju yang lebih kasual. Roseanne lantas terus menatap pada gaun mewahnya itu.

Pria itu kemudian berucap. "Nggak papa, satu kali dalam seumur hidup kan ke warung pas subuh subuh terus pakai gaun mewah kek gitu."

Dia berusaha menghibur, meski Rose hanya menjawab dengan kekehan sebentar. "Nggak papa yah?"

Rose mengangguk. Dia mau melepaskan tangannya dari Jahesa namun lelaki itu masih setia di tempat, pun menciptakan kekesalan di wajah Rose.

Gadis itu memicingkan matanya. "Ngapain?"

"Nggak mau dilepas."

"Jahesa-" Rose menatap prianya lalu memandangi mobil yang masih diduduki itu. "-kalau bisa yah, aku juga nggak mau nih. Sekali-kali dalam seumur hidup yuk ngebelah mobil jadi dua biar bisa terus pegangan tangan."

Saran Rose langsung mendapat gelengan mentah-mentah dari Jahesa. Pria itu langsung melepas genggaman mereka dan turun duluan, diikuti oleh Rose yang nampak senang karena mengganggu lelakinya itu.

Pintu mobilnya lalu dibukakan oleh Jahesa. Sambil berjalan beriringan, mereka berdua memasuki warung tersebut. Jahesa pergi memesan sedang Rose duduk di kursi dalam tempat agak sempit itu. Suasana terasa sangat berbeda.

Rose tak tahu di mana lokasi warung ini tapi ia yakin bahwa ini pertama kalinya ia datang.

"Kamu pesen apa?" tanya Rose sesaat setelah Jahesa datang dan meletakkan kunci mobil di atas meja.

"Dua nasi goreng sama dua teh panas."

"Yah kok panas?" tanya Rose agak kurang setuju dengan pesanan Jahesa. Ia sedikit kecewa.

"Nanti kamu sakit. Tadi juga baru abis nangis, masa langsung minum es," bela Jahesa yang tak mau gadis ini nantinya sakit.

Perut Rose menghangat, mungkin saja ada banyak kupu-kupu yang sedang singgah sebentar di sana. "Gemesin banget deh calonku ini," pungkasnya lalu mencubit pipi Jahesa cepat.

Mereka terus mengobrol sampai dua menit hingga pesanan datang "Silahkan dinikmati."

Keduanya balas dengan senyum singkat. Rose tampaknya lebih lapar, sebab gadis itu langsung saja menyerbu nasi goreng di depannya. Berbeda dengan Jahesa yang tersenyum menatap gadis itu lalu membuka dua kancing atas kemejanya karena panas.

"Eh, jangan dibuka!" Rose cepat-cepat memegang bagian kemeja yang sudah dibuka kancingnya itu.

"Kepanasan, Rose sayang, Yang liat juga cuman kamu seorang." Jahesa berucap dengan santainya.

Ia mengambil tangan Rose pun menurunkannya untuk melanjutkan acara makannya yang tertunda tadi. Jahesa ikut bergabung pula. Ia menikmati sepiring nasi goreng dan segelas teh panas di subuh tu bersama Roseanne Wiyana.

"Rose."

"Iya?" respon Rose masih fokus pada nasi gorengnya.

"Kita selesain masalah sama-sama yah. Aku bakal jelasin dan kita bakal nyari pelakunya. Kamu kuat kok."

Rose tersenyum manis. Sangat manis mengingat lelaki ini akan selalu mau memberi kalimat dukungan yang berhasil membuat hati Rose menghangat. "Iya."

"Besok ke sekolah yah. Kita urus sama-sama."

"Iyaa," jawab Rose seadanya.

Jahesa terkekeh pelan. Ia menyeduh teh panasnya lalu menatap Rose. "Kita udah kayak suami-istri aja. Ngurusin masalah bersama."

"Yakan dalam proses belajar."

"Hahaha, iya juga yah sayang."

Di lain tempat dalam waktu yang sama, mbak Lastri, pemilik warung itu menyibukkan diri sambil sesekali mengalihkan pandangan pada pasangan romantis itu.

"Mbak, itu kok dua orang aneh banget yah." Spontan seorang pekerja bertanya, sembari menatap sedikit illfeel pada pasangan itu.

"Lah kenapa?"

"Ya abis ke warung sederhana kek gini malah pakai baju mewah macam gitu."

"Itu mereka baru abis makan malam keluarga pasti. Biasa, mau nikah tuh."

"Wah so sweet!"

"Idih, tadi aja lu bilang mereka aneh!"











....
makasih udah nungguin update-annya. apa perasaan gue aja tapi jahesa sama roseanne kok makin sweet? hehe

btw mau nanya.
genre apa sih dari jaerose yang jarang kalian temuin di wattpad? komen yah plis.

oke itu aja, semangat yah buat kalian di tahun baru! (gatau entar update chap lagi apa satu aja:))

Dead Man's Feeling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang