Jahesa memarkirkan motornya di depan pagar rumah Roseanne. Lelaki itu sekali lagi merapatkan kemeja hitam yang ia kenakan lalu memasuki pekarangan rumah tersebut.
Langkahnya membawa Jahesa sampai pada pintu utama rumah tersebut. Jahesa meneguk ludahnya kasar. Ia menekan tombol bel pada pintu itu.
ting tong
Pintu langsung saja terbuka, membawa Jahesa untuk merasakan sensasi dingin karena AC yang menyala.
Lelaki itu terkejut saat semua tirai jendela otomatis tertutup dan semua lampu padam. Jahesa berusaha untuk tak ketakutan.
"Siapa disana?"
Mata Jahesa tak salah. Berulang kali dikucek namun pemandangan itu nyata adanya.
Dari arah dapur, Roseanne tengah membawa sebuah kue ulang tahun sembari menyanyikan lagu pada sang kekasih.
Happy birthday, Jahe
Happy birthday, Jahe
Happy birthday, dear Jahe
Happy birthday, sayang!Senyum manis dan rasa haru perlahan mendatangi seorang Jahesa Adiningrat. Lelaki itu tak mampu berkata - kata. Matanya terus berpusat pada Rose yang melangkah mendekat padanya.
"Rose-"
"Happy birthday, sayangku Jahesa. Now, just blow the candle!"
Jahesa meniup dua buah lilin yang berbe tuk angka dua dan empat itu. Ya, lelaki itu kini berusia 24 tahun.
"Tau dari mana, Rose?"
Rose tersenyum simpul. Ikatan rambut yang tinggi itu bergoyang kekiri dan kekanan, mengikuti suasana hati Rose yang begitu bahagia.
"Orang dalam dong, Jahe."
Roseanne meletakkan kue ulang tahun denga warna polos yaitu hitam itu ke atas meja ruang tamu.
Gadis itu kembali ke posisinya. Berdiri menghadap Jahesa yang jaraknya cukup dekat dengannya.
"Apa liat - liat?" Jahesa tersenyum usil. Lelaki itu menarik Rose lalu melingkadi pinggang mungil gadis itu dengan kedua tangannya.
"Selamat ulang tahun Jahesa. Panjang umur, sehat selalu, disayang orang tua dan sanak saudara. Be bless for anything that you do. Sorry, aku lupa beliin hadiah-"
cup
Roseanne dapat merasakan kecupan kilat dari Jahesa pada bibirnya itu. "Serius Roseanne Wiyana? Kamu, kamu itu-"
"-the best gift I ever had."
Roseanne mengulum senyumnya. Gadis itu menempatkan kedua tangannya di belakang leher Jahesa. Gadis itu mendekatkan jarak mereka berdua.
"Jahesa-"
"Do you want me to kiss you?"
"No. Seharusnya aku yang tanya, Jahesa. Do you want me to kiss you?"
Jahesa terus menarik tubuh Roseanne hingga jarak mereka semakin menipis.
"Why not?"
Perlahan tapi pasti, Roseanne memiringkan kepalanya lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Jahesa, hingga tak ada lagi jarak diantara mereka.
Keduanya saling membagikan kasih sayang lewat lumatan yang pelan nan memabukkan itu.
"I love you, Roseanne."
"Ich liebe dich, Jahesa."
Renata menyaksikan semuanya dengan jelas. Senyuman tak dipungkiri, terukir pada bibir wanita itu.
Ia sangat dekat dengan Rose. Dan ia tahu, gadisnya sangat mencintai lelaki itu.
"Ibu!"
"Iya Anne?"
"Trainer yang ibu pilih itu, pacar aku."
"Uhuk, uhuk, apa Anne?"
"Hari ini dia ulang tahun. Aku izin pake lantai satu yah. Ibu di lantai tiga aja. Kalo mau pergi juga gak masalah kok."
"Hah?"
-----
arga tahu kok, ultah jae msih lama, rose juga tapi maaefkan ideku stucknya yah di suprise ultah doang hehe
aduh, ceritanya udah direstui sama tante renata nih? terus nanti perjodohannya, gimana?
eh ini double update yah,
jadi langsung cek part berikut#dirumahaja
salam 3002,
arga
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Man's Feeling ✓
General FictionDia Roseanne Wiyana. Gadis yang setia menemani malam si mahasiswa amburadul. ©biangpenat, 2020