Roseanne tersenyum simpul menatap lelaki rupawan yang tengah menikmati sepiring nasi goreng spesial itu.
"Diliatin mulu, dek!" Roseanne seketika berpura - pura memperhatikan sekelilingnya.
Waktu masih menunjukkan pukul 13.00 namun warung yang mereka singgahi ini sudah cukup ramai dengan pembeli. Setelah tadi berdiskusi, Jahesa dan Roseanne pun memutuskan untuk 'date' di warung yang sedikit jauh dari lokasi gimnastik.
Roseanne kembali fokus pada semangkuk mi ayam yang ia pesan. Ia memang tak suka makan nasi, bukan niat, hanya ada beberapa kenangan buruk tentang nasi.
Jahesa menatap Roseanne cukup lama. Wajah gadis itu benar - benar berhasil menarik seluruh atensinya. "Rose?"
"Hm?" Roseanne mengangkat kepalanya dan melihat Jahesa sembari merapatkan bibirnya.
Lelaki tersebut meletakkan sendok yang ia pakai ke atas piring kosong tersebut. "Aku sayang kamu."
"Iya, tau."
Jahesa tertawa pelan. Ucapan gadis ini selalu membuatnya jantungan saja. Ia pun lanjut meminum segelas teh hangat yang dipesannya.
Saat ditanya Roseanne mengapa memesan teh hangat di siang bolong ini, Jahesa malah menjawab dengan pernyataan yang cukup aneh.
Katanya, ada gadis dingin yang begitu amat memesona di depannya itu.
"Jahe?"
"Iya?"
Roseanne kembali menyeruput kuah mie ayam kedalam mulutnya. "Nanti aku balikin kartu ATM kamu yah."
"Ah iya, aku lupa-" Jahesa meletakkan kembali gelas teh hangat yang sudah kosong itu ke atas meja. "-kartu aku ada di kamu kan?"
"Hm."
"Ambilnya sekarang, bisa?" tanya Jahesa. Lelaki itu bukan mata duitan. Namun jumlah uang di dalam kartu itu sudah sangat membantu memenuhi kebutuhan Jahesa sehari - harinya.
Roseanne menggeleng cepat dengan mata yang mendelik. "Jangan!"
"Lah, kenapa?"
"Ngambilnya lain kali aja. Biar ada alasan buat aku ketemu pacar aku ini."
Duh.
Hati abang Jahesa sepertinya harus diperiksa ke dokter sekarang juga.
"Rose, jangan bikin aku jantungan dong."
Roseanne memainkan garpu di tangannya. "Loh emang bener kan? Kamu kan pacar aku."
"Sejak kapan kita resmi?"
"Hmm, beberapa hari yang lalu?" tanya Roseanne, mencoba mengingatkan Jahesa pada momen di dekat rel kereta api itu.
"Ah. Iya."
Roseanne dibuat cemberut seketika. "Cuman ah iya?"
"Emang aku harus apa?" Jahesa bertanya dengan wajah yang dibuat menggemaskan.
"Tawa kegirangan trus lompat - lompat sambil bilang aku seneng banget bisa pacaran sama anak sma yang sangat cantik?"
"Hahaha, gitu juga boleh, sa-yang," respon Roseanne diiringi senyum menawan yang tak berhenti dibuat oleh gadis itu.
Jahesa menyahut gembira. "Iya sayang. Habisin mi ayam kamu terus aku antar pulang. Oke?"
"Oke!"
"Jahe!" panggil Rose lagi
"Iya?"
Gadis itu menundukkan kepalanya sedikit, berusaha tak menunjukkan wajahnya yang bersemu itu. "Kali ini aku ga bohong-"
"-kamu beneran gangguin aku buat konsen di gym."
"Rose, you make me fall again and I'm glad with that."
"Jahesaku, you are too cute to be mine."
"Well, you too, darl."
-----
kukasih double update nih, langsung cek
ke part selanjutnya.salam 3002,
arga
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Man's Feeling ✓
General FictionDia Roseanne Wiyana. Gadis yang setia menemani malam si mahasiswa amburadul. ©biangpenat, 2020