8. Lover's Number

4.1K 711 99
                                    

[peringatan : tidak bertanggung jawab bila ada hal bahaya terjadi seperti berguling kegirangan hingga jatuh dari kasur ataupun senyum kayak orang gak waras. terimakasih]






























































"Boleh."

Roseanne lalu menarik batu tempatnya duduk itu dan mendekat kearah Jahesa. Lelaki itu pun melakukan hal yang sama.

Jahesa mengatakan sesuatu dengan pelan, masih dengan tatapannya yang sama sekali tak berpindah pada gadis sma itu. "Kasitau gue nama lo, bisa gak?"

Roseanne seketika menggeleng pelan, gadis itu telah meletakkan kedua tangannya pada bahu Jahesa. "Just kiss me like we're stranger."

























Jahesa pun terdiam sejenak. Senyum tipis ia ukir di bibirnya lalu dengan perlahan memiringkan kepalanya dan mendekat pada wajah gadis sma itu.

Roseanne tak diam begitu saja. Gadis itu lalu menarik kepala Jahesa agar mendekat kepadanya. Bibir keduanya pun bertautan.

Sungguh, ini pertama kalinya bagi gadis sma itu. Namun berbeda dengan jahesa yang merasa bahwa gadis ini telah berbohong. Lihat saja, gadis bersurai hitam itu ternyata lebih mendominasi.

Kedua bibir itu saling meraup satu sama lain. Roseanne sendiri terus menahan kedua tangannya agar tetap pada bahu kekar Jahesa. "Hmmph."

Roseanne berusaha tak mengeluarkan suara merdu itu namun gairahnya tak bisa ditahan. Gadis itu terus mengecup bibir Jahesa, pun sebaliknya.

Keduanya saling mendominasi, saling membersihkan bekas es krim satu sama lain. Tangan Jahesa yang sedari tadi terlambai oleh angin itu lalu memindahkan tangannya pada punggung gadis sma itu, bermaksud mendekat kearahnya.

Kini, kedua tubuh mereka saling bersentuhan dengan bibir yang terus berciuman itu.

"Jahe."

"Hm?"



































"Gue kepanasan."

Jahesa berhenti mencium gadis itu. Matanya ia buka dan mendapati keringat yang memenuhi wajah gadis itu. Sebuah ide pun terlintas saat menatap pakaian Rose. "Buka jaket kulit lo!"

"Tapi, resletingnya rusak. Cuman bisa dibuka kalo ditarik keras dari atas," pungkas Roseanne, sembari memonyongkan bibirnya.

Jahesa mengangguk paham. lelaki itu lalu berdiri dan menyuruh gadis sma itu mengangkat kedua tangannya. Dengan sekali tarikan, jahesa menarik jaket kulit gadis itu.

Roseanne sontak menutup dadanya. "Eh, ini gimana?"

"Gimana apanya?" Jahesa kembali duduk dekat dengan Roseanne lalu menyodorkan jaket kulit milik gadis itu.

Roseanne mengarahkan mata Jahesa pada tubuh bagian atasnya. "Nama gue kelihatan, bodoh!"

"Yaudah!" Jahesa mengambil jaket kulit Rose dan menaruhnya didepan dada lelaki itu. "Gue taro disini biar kalo kita ciuman, nama lo gak kelihatan."

"Huh?"

Roseanne belum sepenuhnya paham dengan ucapan Jahesa sebelum lelaki itu kembali menarim gadis sma itu untuk berciuman dengannya.

Rose mulai dapat menyeimbangkan ciuman tersebut. Ia pun paham dengan maksud Jahesa. Buktinya saja, nama gadis itu tak terlihat karena tertutupi oleh jaket kulit yang membatasi tubuh keduanya.

Kedua tangan Roseanne kini telah berpindah pada rambut tebal milik Jahesa. Ia menarik lelaki itu untuk mendekat padanya.

Bibir Jahesa sungguh sangat memabukkan. Lelaki itu bahkan beberapa kali sempat melumat pipi gembul Roseanne dengan sangat pelan, sebelum gadis itu memindahkan bibirnya sebagai penggantinya.

Lumatan demi lumatan terus dibuat, Roseanne benar - benar sangat dibuat bergairah dengan ciuman pertamanya itu. Bersyukurlah pada semua drama korea yang ditontonnya itu, sungguh bermanfaat.

Roseanne dengan gerakan pelan, mengangkat pantatnya dari tempatnya duduk lalu memutuskan untuk duduk di pangkuan Jahesa.

Jaket kulitnya jatuh begitu saja, membuat nama Roseanne terpampang nyata. Jahesa yang sadar bahwa ia tak merasakan kehadiran jaket kulit itupun langsung saja menutup dada Rose dengan tangan kanannya.

"YAK!"




































































Rose yang kaget itu seketika terdiam sebelum Jahesa kembali melahap bibir gadis sma itu. Gadis itu paham dengan maksud perbuatan lelaki itu.

Dan lihat saja, dengan posisi Roseanne yang dipangku oleh Jahesa, tangan kanan pria itu yang menutup dada Roseanne serta ciuman yang terus diciptakan itu, keduanya berusaha untuk saling memiliki.

"Jahe."

"Hm?" gumam Jahesa di sela - sela ciuman mereka, bermaksud membalas pertanyaan gadis sma itu.










































"Can i get your number?"





















































"After this, gadis sma."



















































-----

iman kalian kuat kalo bisa baca sampai note ini wkwk.

nah udah di kasih service, bisa minta vote dan komennya? terimakasih

salam 3002,
arga

Dead Man's Feeling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang