15. Hit Me, Darling

3.2K 562 64
                                    

Jahesa menarik napas pelan. Setelah memarkirkan motornya dan menutup pintu pagar, lelaki itu terdiam seketika.

Tatapan kagumnya ia berikan pada rumah mewah dengan nuansa modern yang sangat melekat disana.

"Jangan diliatin terus loh. Kamu bakalan merasa miskin," gurau Roseanne yang telah berjalan beberapa langkah di depan Jahesa.

Lelaki itu tersadar. Ia memasukkan tangannya pada saku celananya lalu melangkah menuju Rose. Jahesa tersenyum tulus disana.

Rose melihatnya dengan jelas. Keusilan diam - diam terlintas di otaknya. "Kamu seneng karena tidur sama aku atau kamu seneng karena tidur sama orang kaya. Hah?"

"Serius Rose, aku merasa miskin beneran nih."

"Udah ah, masuk yuk."

Rose mengetik beberapa angka di layar kecil yang ada pada pintu utama itu. Pintu pun terbuka.

Menampakkan rumah mewah nan besar dengan putih yang menjadi warna latar dari rumah itu. "Biasa aja Jahe."

Gadis itu mengambil tangan kanan Jahe lalu keduanya menyusuri tangga rumah tersebut hingga sampai pada lantai tiga tempat kamar tidur Roseanne berada.

"Rose, pantesan kamu kurus terus. Tiap hari olahraga cuman buat ke kamar." Roseanne dibuat tertawa singkat mendengar sindiran tak bernyawa milik Jahesa.

Gadis itu berjalan menuju pintu kamar tidurnya lalu memasukkan kunci di lubang pintu.

Ia lalu masuk dan mengajak Jahesa untuk ikut pula.

"Welcome!"

Jahesa seperti melihat kamar kos miliknya, namun versi mewah. Serius, ini sangatlah megah.

Lelaki itu duduk di pinggir ranjang Roseanne lalu menatap sekeliling. "Rose, gak bosan kamu tiap hari disini?"

"Bukannya gimana. Orangtua kamu jarang di rumah. Pembantu juga kayaknya gak menetap. Kamu gak ngerasa kesepian?" terang Jahesa yang membuat suasana gembira di hati Rose seketika hilang.

Ia mengangguk pelan, menghela napasnya. "Makanya aku ajak kamu kesini. Minggu ini ortuku gak bakalan ada di rumah. Aku udah biasa sih, cuman-"

"It feels empty, as always."

Ucapan Jahesa benar - benar menusuk hati Rose.




































Jahesa menggaruk rambutnya. Sadar bahwa ucapannya membuat suasana hati Rose menjadi buruk. Lelaki itu mendekat, ia menarik Rose lalu keduanya naik ke atas tempat tidur.

"Kita ngapain sih?"

Jahesa tersenyum ramah. "Main lompat - lompatan yuk, siapa yang paling tinggi, dia yang mandi duluan!"

"Kamar mandi disini kan banya-"

"Really?"

Jahesa bertanya lalu mulai melompat di atas kasur empuk itu.

Roseanne tertawa pelan setelah menyadari suatu hal.

"I know what you thinking boy!"

Gadis itu dengan riangnya melompat, melakukan hal yang sama dengan Jahesa. Keduanya pun berpegangan erat, tak mau melepaskan.

Mereka baik - baik saja sebelum sesuatu terjadi.

puk

Lompatan Roseanne yang cukup tinggi itu membuatnya harus jatuh dan kali ini, Jahesa berhasil menangkap gadis itu dengan tubuhnya yang ada di bawah Rose.

Keduanya menatap satu sama lain. "You okay, Jahe?"

"Rose, kita gak usah mandi yah?"

Jahesa malah bertanya dan mulai mendekatkan wajahnya pada Rose.






















Gadis itu langsung berdiri dan berlari menuju kamar mandi. "NO!"

Jahesa menundukkan kepalanya malu. Hah, lelaki itu sepertinya terlalu bergerak cepat.

Dan hey, sejak kapan Jahesa menjadi setolol ini?

















































Dan hey, sejak kapan Jahesa menjadi setolol ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[jahesa sadar bahwa otaknya mulai aneh]

[rose pusing karena jahesa tambah aneh]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[rose pusing karena jahesa tambah aneh]

































-----

helawwwww
sejauh ini, kalian suka sama cerita dead man's feeling?

dan ehem,
tekan tombol
follow boleh?🌚🌚

salam 3002,
arga

Dead Man's Feeling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang