40. Don't Be Jealous

1K 197 7
                                    

halo? absen sini ayok,

happy reading:))
-arga

☆☆☆☆☆

Wendy baru saja menyelesaikan makan malamnya ketika ketukan keras yang berasal dari pintu menginterupsi aktivitasnya itu.

"Siapa sih? Malam-malam begini?"

Sembari merapikan rambut dan pakaian serba putihnya, gadis itu melangkahkan kaki menuju ruang tamu lantas membukakakan pintu.

Alisnya terangkat saat mendapati dua orang polisi dan seorang lelaki berpakaian formal di tengahnya. "Ada apa yah?"

"Nona Wendy Setya?"

Perempuan itu mengangguk cepat. Ia lekas membuka pintunya lebih lebar. "Ya saya sendiri.

"Anda kami tangkap terkait kasus pencemaran nama baik dan perusakan properti karena masuk ke gedung tanpa izin. Anda punya hak untuk berbicara, diam dan mendapat pengacara yang layak."

Mata gadis itu mendelik. Ia menggeleng keras dan meski begitu, kedua tangannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh polisi itu. "H-hey aku tidak melakukan apapun. Lelaki itu menyuruhku berbuat seperti itu agar aku tidak putus dengannya."

"Siapa yang Anda maksud?"

"Tunanganku, Candra Anardy. Dia bilang kami tidak akan berpisah bila aku menyebarkan video itu."

Lelaki di tengah yang diketahui sebagai detektif itu mengangguk serius. "Kami akan memeriksanya lebih lanjutnya."

"Sayangnya, Anda tetap harus kami bawa ke kantor polisi."

Mereka membawa Wendy pergi. Detektif bernama Choi Jeno yang masih berada di depan rumah gadis itu, sembari menatap mobil polisi yang melaju meninggalkan tempat tersebut, ia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Selamat malam Pak Jahesa. Wendy sudah kami tangkap. Dia juga berkata bahwa perbuatannya melibatkan tunangannya bernama Candra Anardy. Kami akan memeriksanya lebih lanjut."

"Baik. Terimakasih."

☆☆☆☆☆

"Gimana?"

Jahesa menurunkan ponselnya dan kini melayangkan pandangan pada gadis disampingnya yang tengah khawatir itu. "Udah. Wendy udah ditangkap. Dia bakal dapat hukuman yang setimpalnya."

"Ah iya juga-" Dia sengaja menggantungkan kalimatnya, membuat Rose penasaran saja. "-kata detektif, Wendy melibatkan Candra untuk menyebarkan video dan fitnah di sekolah kamu itu."

"Mereka kok bisa begitu yah?" tanya Rose tak berniat mengharapkan jawaban.

Gadis itu lantas menarik tangan Jahesa pergi dari gedung yang sedang dijaga beberapa petugas mengingat kasus itu terdengar oleh beberapa orang penting.

"Mau pulang?"

"Iya. Aku capek." Rose menjawab, ketika tubuhnya sudah masuk ke dalam mobil punya Jahesa.

Lelaki yang berada di sampingnya itu mengangguk pelan. Dia mulai menyalakan mesin mobil, membuat kendaraan itu perlahan menghilang dari parkiran gedung menuju jalanan kota.

"Rose?"

"Iya?" respon gadis itu.

Jahesa memindahkan satu tangannya dan mengelus lengan Rose pelan. "Kamu kenapa?"

Dead Man's Feeling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang