⠀⠀⠀⠀⠀short story : Boyfriend and His Flaw

1.1K 114 49
                                    

Sinopsis :

Mawar selalu mengumandangkan satu harapan setiap kali Jefar diberkahi satu tahun lagi untuk hidup.

Genre : Fanfiction

Pemeran : Jefar Rehandian dan Mawar Elizabeth

(vote dan komen please)

_____________________________________________________________________

Jefar Rehandian itu sempurna di mata Mawar Elizabeth.

Entahlah, bahkan ketika semua bentukan Jefar baik karakternya ataukah perut kotak-kotaknya yang mulai menghilang. Segalanya tampak tak bercela di hadapan Mawar.

"Kamu sempurna apa adanya. Aku selalu sayang kamu, Jefar."

Jefar tertawa kecil mendengar ucapan manis Mawar. Ia perlahan mengangkat tangannya dan berusaha mencari letak pucuk rambut wanita itu untuk dielus.

Mawar tersenyum melirik Jefar. Ia langsung memeluk tubuh lelaki itu yang ditutupi oleh kaos oblong hitam dan celana kain merah.

Tampak sederhana tapi berhasil membuat jantung Mawar selalu berdetak keras.

"Kamu sempurna apa adanya, Jefar Rehandian," ucap Mawar lagi, kembali mengeratkan rengkuhannya pada sosok yang lebih tinggi itu.

Jefar semakin menaikkan lengkungan bibirnya, tak tak harus berkata apa lagi.

"Hari ini jalan-jalan yuk?" ajak Mawar dengan semangat.

Pria yang dipeluk itu sedikit merenggangkan dekapan berdua. Ia mengangguk cepat. "Boleh. Kapan?"

"Sebentar sore yah. Kita lihat senja terakhir bulan September. Sekalian ngerayain ulang tahun kamu hari ini, tanggal 30. Masa kamu lupa?"

Jefar menggaruk kepalanya dan menyengir perlahan. "Maaf. Aku beneran lupa."

Mawar hanya bisa menghela napas. "Gapapa, aku selalu di samping kamu. Aku selalu siap buat ngingetin kamu."

"Aku janji gak bakalan lupain kamu."

Mawar tersenyum tawar mendengar ucapan pria itu. Tak berniat untuk melanjut topik tersebur, ia malah berucap lain. "Sebentar kamu mau pake pakaian apa? Samaan sama aku aja gimana?"

"Boleh," jawab Jefar singkat

"Oke. Nanti aku siapin."

Mawar kemudian menjauhkan tubuhnya dari pria tersebut. Ia pun menggandeng lengan Jefar dan membawanya ke tempat tidur.

"Kamu istirahat yah. Aku pergi sebentar. Nanti kita ketemu setengah jam sebelum senja. Aku jemput."

Pria yang sudah berada di atas kasur itu mengangguk paham akan penjelasan Mawar.

"Kamu jangan stres yah. Tidur aja, nanti aku bangunin terus kita jalan bareng," tambah Mawar lagi.

"Iya, sayang."

Wanita itu pun pamit dari hadapan Jefar, meninggalkan lelaki yang malah sibuk menatapi langit ruangan dengan bau khas itu.

_(short story)_

"Jaga Jefar baik-baik yah."

Mawar langsung menaikkan tangannya dan memberi hormat pada ibunda Jefar. Tak lupa juga dengan senyuman kecil di bibirnya. "Siap bunda!"

"Pulangnya tepat jam delapan yah. Gak boleh lebih."

"Siap bunda!" ucapnya kali ini lebih bersemangat.

Dead Man's Feeling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang