6. The Next Meeting

4.5K 668 16
                                    

Keributan khas anak SMA sedang beristirahat masuk begitu saja di gendang telinga Roseanne Wiyana. Gadis pintar itu sedari tadi tengah menatap secarik kertas yang menuliskan beberapa teka - teki yang tak mampu dijawabnya.

Diam - diam, ia mengerucutkan bibirnya tanda bosan. Sungguh, apa jam istirahat bisa dikurangkan? Ka sangat tak suka bila tidak belajar.

Gadis itu harus belajar.

"Roseanne!"

Rose, gadis yang tengah menggigit ujung pulpen berwarna biru itu menoleh ke samping kirinya dan mendapati Mira yang sedang menatapnya sebal. "Napa Mir? Gak liat gue lagi sibuk apa?"

"Sibuk apanya?" Mira, sahabatnya yang tengah berdiri di luar jendela kelas Rose itu berlari memasuki ruangan sepi itu kemudian mengambil salah satu bangku disana dan menarik bangku yang  itu untuk didekatkan pada bangku milik Roseanne.

"Lo mah jam istirahat kerjanya gabut mulu," lanjut Mira meledeki Rose.

Rose hanya menampakkan deretan gigi putihnya pada Mira, sembari memasang eyesmile yang tak pernah kesampaian itu.

"Betewe, kenapa?"

"Lo belum tau?"

"Apasih?" Rasa penasaran semakin hinggap pada Roseanne. Gadis itu entah sejak kapan sudah melempar pulpen biru kesayangannya yang sebentar lagi akan ia cari dan lalu melihat Mira dengan tatapan berbinar.



















Mira sontak meletakkan kedua tangannya di bahu roseanne. Wajah gadis itu benar - benar terlihat sangat bahagia. "Episode terakhir Itaewon Class udah keluar dong!"

"SERIUSSS?" tanya Rose sembari melototkan kedua bola matanya itu.

Mira membalasnya dengan anggukan semangat. Keduanya lalu bertos ria dan saling berpelukan. "Anne! gue seneng banget bisa lihat Sae Royi lagi!"

"Iya Mir! Gue masih kesel sama episode lima belas, apalagi suamiku pake acara berlutut sama si pak tua!" pungkas Rose lalu kembali menghadap mejanya sambil mendelik.

Mira mengelus rambut panjang gadis itu dengan pelan. "Sabar Rose, pasti bakalan happy ending kok kayak di Webtoon."

"Iya, amin sayang!"

Saatnya memasuki jam ke tujuh!
Saatnya memasuki jam ke tujuh!

Suara berisi pemberitahuan menggema selama beberapa kali untuk menginfokan para siswa - siswi.

Raut sedih seketika memenuhi wajah rose dan mira. "Wah, gue balik ke kelas ya ros!"

"Iya sayang! Jan lupa ntar kirimin gue episode terakhir!" Mira yang mendengar itu pun menunjukkan kedua jempolnya pada Rose lalu berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari kelas sahabatnya itu.

"Abis itu kita nonton The Eternal Monarch ya!" kata Rose lagi. Kali ini sedikit berteriak.

Mira pun mengiyakan.

☆☆☆☆

Selesai mengerjakan makalah yang akan dikumpulnya itu, Jahesa pun bersiap untuk mencetak beberapa halaman yang akan dijadikan sampul untuk makalah tersebut.

Lunas dengan semua urusan tentang perkuliahan, Jahesa kini telah menaiki motornya lalu melintasi malam yang sibuk memberi hawa dingin di sekujur tubuhnya.

Lelaki itu sempat singgah ke sebuah toko kelontong yang masih buka di tengahnya kegelapan malam lalu membeli sesuatu dari sana. "Bang, es krim Cornetto satu ye!"

"Mas, beli dua aja, biar sekalian habisin es krimnya!" Mas penjual itu malah menyuruh Jahesa untuk membeli dua buah es krim.

Jahesa sempat melirik kotak es krim tersebut dan memang benar adanya, tersisa dua es krim Cornetto. "Yaudah dua deh!"

"Gitu dong!" Mas penjual tersenyum lebar lalu mengambil sebuah kantong plastik dan memberikannya pada Jahesa.

Jahesa lalu menyelesaikan transaksinya kemudian mengambil kedua es krim yang telah ada di dalam plastik berwarna hitam tersebut.

Lelaki yang tak mau ambil pusing itu pun segera menaiki motornya lagi kemudian segera menuju lokasi nongkrong yang dijadikan sebagai tempat untuk menyendiri.

☆☆☆☆

Jahesa menarik napas panjang lalu menghela napasnya. Hembusan asap berbau seperti abu itu keluar dari mulutnya.

Lelaki itu lalu melirik kembali beberapa puntung rokok yang terbuang di atas tanah yang diinjakinya.

Jahesa memutuskan untuk mematikan rokok yang tengah digunakannya itu lalu membuangnya ke sembarang tempat.

"Aish! Es krim!" Jahesa baru sadar bahwa tadi ia sempat singgah ke toko kelontong dan membeli dua buah es krim berbentuk cone.

Dengan wajah kesalnya, lelaki itu membuka plastik hitam yang ia ikat di tas punggungnya dan lekas mengambil dua buah es krim yang sepertinya sudah meleleh itu.

Jahesa menatap dua buah es krim yang sudah ada di genggaman tangan kiri dan kanannya. "Gue merasa bersalah banget sama lo, es krim!"
































"Dimakan aja toh, Jahe!"

"Dimakan aja toh, Jahe!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

dikasi es krim malem malem
sama si jahesa,
mau ga tuh?

salam 3002,
arga

Dead Man's Feeling ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang